Alasan BMKG Agar Handphone Dimatikan Saat Hujan

BMKG mengimbau warga untuk mematikan handphone saat cuaca buruk atau hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Ilustrasi ponsel dinonaktifkan. (pixabay.com)

Yogyakarta - Saat hujan lebat mengguyur ada baiknya segala benda elektronik dimatikan, terutama handphone. Badan Meteorologi, Kliamtologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan dampak negatif yang potensial timbul jika ponsel tidak dimatikan. Mengapa?

Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa mengatakan saat cuaca buruk yang ditandai dengan hujan lebat disertai petir, lebih baik ponsel dimatikan. 

Alasannya selama badai berlangsung, partikel hujan dalam awan badai saling bertubrukan. Sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara kumpulan awan atau mega dan tanah.

Awan badai kerap sekali bermuatan listrik negatif sementara objek di bawah seperti bangunan tinggi, pohon-pohon bahkan bumi penuh dengan muatan listrik positif. Hal ini yang memicu timbulnya petir yang diartikan sebagai pelepasan listrik akibat ketidakseimbangan dua muatan tersebut.

"Sinyal ponsel dapat mengantarkan gelombang elektromagnetik. Bisa menjadi pengantar sambaran petir," kata Sigit kepada Tagar saat dikonfirmasi Senin, 9 Desember 2019.

Atas dasar itu, BMKG mengimbau saat cuaca buruk atau hujan lebat disertai angin kencang dan petir, handphone sebaiknya dimatikan. Langkah tersebut bagian dari mitigasi atau langkah antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Sinyal ponsel dapat mengantarkan gelombang elektromagnetik. Bisa menjadi pengantar sambaran petir.

Selain imbauan mematikan handphone, BMKG juga meminta masyarakat waspada saat beraktivitas di luar ruangan saat hujan lebat. Sebagian wilayah Indonesia saat ini sudah mulai musim hujan. 

Biasanya karakter hujan di awal-awal musim hujan, kerap disertai angin kencang dan petir. Seperti halnya yang terjadi di Yogyakarta pada Minggu, 8 Desember 2019 lalu. 

Menurut Sigit saat beraktivitas di luar ruangan seperti pengendara baik roda dua maupun empat yang sedang melintas di jalan agar menjauhi pohon-pohon rindang, tiang listrik dan baliho. Benda-benda tersebut rawan roboh atau tumbang saat angin kencang menerjang.

Sementara itu, berdasarkan data yang di peroleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, ada sembilan kecamatan yang terdampak akibat hujan angin pada Minggu, 8 Desember 2019 lalu. Sembilan kecamatan tersebut yakni Tempel, Prambanan, Kalasan, Depok, Minggir, Cangringan, Seyegan, Berbah, dan Sleman.

"Data wilayah yang terdampak, Kecamatan Minggir, Sleman menjadi wilayah yang paling banyak. Sedikitnya ada sepuluh titik kerusakan. Sedangkan di Kecamatan Prambanan setidaknya ada sembilan titik dan Berbah ada enam titik," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan dalam keterangannya.

Hujan deras disertai angin kencang di Kecamatan Tempel bahkan menyebabkan gangguan pada jaringan listrik di bilangan Jalan Tempel- Seyegan Plambongan, Banyurejo. 

Sementara di Kecamatan Prambanan mengakibatkan asbes dan genting beterbangan merusak masjid dan rumah-rumah warga. Selain itu jumlah pohon yang tumbang lalu menimpa rumah hingga melintang di jalan, ada total sembilan titik terdampak.

Di Kalasan satu pohon tumbang menimpa rumah warga. Sedangkan Kecamatan Depok ada dua kejadian pohon tumbang, Kecamatan Minggir, sepuluh kejadian pohon tumbang. Rata-rata pohon tumbang akibat hujan deras banyak menimpa rumah warga beruntung tidak ada korban jiwa. Kerugian materiil masih dalam proses pendataan.

Sedangkan di Kecamatan Cangkringan terdapat tiga kejadian di Desa Wukirsari dan Argomulyo. Kecamatan Sleman, terdapat tiga kejadian, untuk Kecamatan Seyegan hanya ada satu kejadian pohon tumbang menimpa rumah

Angin kencang juga terdampak di Kecamatan Berbah yang mengakibatkan atap rumah warga dan memutuskan jaringan listrik di dua rumah. Setidaknya tercatat ratusan atap genting dan beberapa asbes terbang terbawa angin. []

Baca Juga:

Berita terkait
Angin Kencang di Yogyakarta Merusak 49 Rumah
Hujan deras disertai angin kencang di Yogyakarta merusak 49 rumah dan menumbangkan ratusan pohon, Minggu, 8 Desember 2019.
Update Dampak Angin Kencang Mengamuk di Yogyakarta
Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah DIY, banyak pohon tumbang menimpa rumah dan bangunan. Sampai saat ini masih pendataan.
Penjelasan BMKG Yogyakarta Hujan Masih Bolong-bolong
BMKG menyebut awal November sebagian wilayah DIY sudah hujan. Namun sampai ini masih panas, hujan masih belum merata.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara