Hindari Kampanye Hitam Jelang Pilkada di Yogyakarta

Menjelang pilkada tiga kabupaten di Yogyakarta, warga diminta menghindari kampanye hitam. Warga diajak tetap bersatu meski beda pilihan.
Ketua DPP PDI Perjuangan bidang ideologi dan kaderisasi Idham Samawi ketika memberikan sosialiasi betapa pentingnya Pancasila. (Foto: Istimewa)

Bantul - ‎Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mengaku sudah mengantisipasi sejumlah isu kampanye hitam yang menimpa pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam pilkada serentak di seluruh Indonesia tak terkecuali pilkada tiga kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yakni pilkada Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Kabupaten Sleman.‎

Politisi senior PDI Perjuangan sekaligus mantan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang ideologi dan kaderisasi, HM Idham Samawi mengatakan isu bagi lawan politik PDI Perjuangan yang menjadi pemenang dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden bahkan dalam pilkada serentak adalah isu PKI hingga ingin mengubah sila dalam pancasila dan mengganti Ketuhanan dengan Kegotongroyongan.

"Isu ini kan sengaja dihembuskan karena tidak ingin calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan menang. Untuk nasional nantinya tahun 2024 jangan lagi PDI Perjuangan kembali menjadi juara dalam pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia," kata Idham usai acara Sosialisasi MPR RI "Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika" di Gedung Pertemuan Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa 8 September lalu.

Idham mengaku tak khawatir dengan isu yang dihembuskan lawan politiknya bahwa PDI Perjuangan akan mengganti pancasila hingga kader PDI Perjuangan merupakan antek komunis karena masyarakat saat ini jauh lebih pandai dan pintar serta tidak mudah termakan kampanye hitam yang akan menyudutkan kader-kader PDI Perjuangan yang akan maju sebagai bakal calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah.

"Survey jika pemilihan dilakukan saat ini maka PDI Perjuangan yang pada tahun 2019 menang sekitar 19 persen suara maka saat ini suara PDI Perjuangan diatas 20 persen suaranya. Artinya kampanye hitam yang dilakukan lawan politik PDI Perjuangan sama sekali tidak mengena karena masyarakat sudah cerdas dan pandai," ucapnya.

Saya percaya masyarakat Bantul sudah cerdas dalam menghadapi kampanye hitam untuk menjelek-jelekkan calon tertentu.

Sementara Bakal Calon Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo mengaku sudah hafal dan sudah mengantisipasi adanya pihak-pihak yang memojokkan dirinya merupakan orang bukan beragama Islam hingga merupakan keluarga dari PKI.

"Isu saya terkait keluarga PKI itu sudah sering dimunculkan bahkan saat mencalonkan anggota DPR Bantul dan DPRD DI Yogyakarta juga kembali digaungkan dan saat maju menjadi calon Wakil Bupati Bantul juga mulai digaungkan kembali. Namun saya sudah siap untuk mengantisipasi kampanye hitam tersebut," kata Joko.

Joko mengaku kampanye hitam yang bakal menimpa pasangan AHM-JP sudah diantisipasi jauh-jauh hari oleh tim pemenangan sehingga ketika ada kampanye hitam dilakukan maka tim sudah menyiapkan jawabannya. "Saya percaya masyarakat Bantul sudah cerdas dalam menghadapi kampanye hitam untuk menjelek-jelekkan calon tertentu,"ucapnya.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Pasangan Suharsono-ToTok (pasangan NoTo), Arif Iskandar dalam setiap pertemuan dengan partai koalisi, dengan ormas, relawan dan masyarakat pendukung pasangan NoTo selalu disampaikan untuk mengedepankan rasa toleransi, saling menghormati dan menjaga pilkada di Bantul ini berlangsung aman, tertib dan gembira.

"Jangan sampai ada kampanye hitam yang akan menciderai pesta demokrasi di Kabupaten Bantul. Kampanye hitam justru akan merugikan pasangan yang akan didukung," ungkapnya Sekretaris DPC Partai Nasdem Kabupaten Bantul ini‎.

Menang kalah dalam kompetisi pilkada adalah hal yang wajar namun demikian masyarakat Bantul tidak boleh terpecah belah bahkan hingga ada tindakan anarkis karena warga Bantul semuanya adalah saudara. "Mari sambut pilkada ini sebagai pesta demokrasi, disambung dengan senang gembira. Tidak perlu panas-panasan, harga orang yang punya pendapat berbeda karena setelah pilkada kita masih saudara yakni warga Bantul," ujarnya. []

Berita terkait
Hasil Coklit, 705.651 Pemilih di Pilkada Bantul
Hasil Coklit yang sudah dilaksanakan, ada 705.651 pemilih untuk Pilkada Bantul. Jumlah ini menurun dibanding sebelum dilakukan Coklit.
Prediksi dan Pesan Kapolres tentang Pilkada Bantul
Pilkada serentak sudah dekat, termasuk di Bantul, Yogyakarta. Begini prediksi Kapolres dan pesannya di ajang pesta demokrasi tersebut.
Temuan Bawaslu soal Data Pemilih di Pilkada Bantul
Bawaslu Bantul menemukan petugas pemutakhiran data tidak melakukan Coklit Pilkada sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.