Yogyakarta - Rumah sakit lapangan perlu segera diaktifkan untuk mengantisipasi banyaknya tambahan kasus positif Covid-19. Pasalnya, dalam waktu dua hari terakhir penambahan kasus positif 64 dan 67.
Peningkatan jumlah kasus positif ini masih akan terjadi terus. Hal ini karena Pemda DIY sedang masif melakukan tes massal dan adanya transmisi lokal yang sudah terjadi juga.
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengungkapkan, perlunya rumah sakit lapangan sebagai antisipasi jika kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di Yogyakarta penuh. "Jangan sampai pasien positif corona yang tanpa gejala dipulangkan dan diminta isolasi mandiri karena tidak rumah sakitnya penuh. Bisa-bisa OTG ini malah menyebarkan virus ke mana-mana," katanya, Minggu, 2 Agustus 2020.
Politikis PKS ini menyebut, kapasitas RS yang disiapkan 320 tempat tidur dan kosong tinggal sekitar 100 tempat tidur. Untuk itu perlunya rumah sakit lapangan untuk merawat OTG Covid-19. "Sehingga dalam kondisi darurat bisa dirawat di shelter atau penampungan yang tidak memerlukan fasilitas medis sebagaimana rumah sakit," katanya.
Bisa-bisa OTG ini malah menyebarkan virus ke mana-mana.
Kendati demikian, perawatan di rumah sakit lapangan harus diawasi khusus dan disiapkan segala sesuatunya agar jika ada yang keluhan gejala langsung bisa dirawat di RS. Di sisi lain, rumah sakit dipakai merawat pasien dengan gejala, agar tertangani secara baik dan tidak memburuk kondisinya.
Tapi jika OTG juga dirawat di RS akan menghabiskan biaya yang mahal dan membuat kapasitas rumah sakit cepat penuh. Yang dikhawatirkan juga yang bergejala dan perlu perawatan malah tidak dapat tempat.
Baca Juga:
- Breaking News: Corona di Yogyakarta Tambah 64 Kasus
- Corona di Yogyakarta 12 Sembuh, Kasus Baru 15 Orang
- Yogyakarta Tambah 15 Pasien Corona, Sembuh 3 Orang
Saat ini belum semua pemerintah kabupaten/kota di DIY memiliki rumah sakit lapangan untuk merawat OTG. "Sleman punya Asrama Haji, Bantul ada gedung balai desa dan warga RS lapangan, Kota Yogyakarta malah belum punya. Saya minta Dinas kesehatan (Dinkes) DIY segera berkoordinasi dengan Pemda kabupaten/kota untuk siapkan lokasi shelter, seiring dengan gerakan swab massal," ungkapnya.
Menurut dia, swab massal sangat penting dilakukan tapi seiring dengan itu harus juga disiapkan fasilitas penampungan dan perawatan bagi OTG. Hal ini juga harus jadi peringatan untuk masyarakat agar taat protokol kesehatan. "Tanpa ketaatan protokol kesehatan, semua upaya akan menjadi sia-sia," katanya. []