ADB Kucurkan US$20 Miliar Dorong Pertumbuhan di Asia Pasifik

Lembaga keuangan global Asian Development Bank terus mengucurkan program pemulihan ekonomi dengan menyasar enam sektor prioritas
Presiden Joko Widodo bersama Presiden ADB, Masatsugu Asakawa membahas berbagai masalah termasuk soal investasi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020(Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Jakarta – Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memberikan dukungan pembiayaan dalam mengatasi dampak pandemi terhadap perekonomian dengan mengucurkan pembiayaan senilai US$ 20 miliar.

Mengutip siaran resmi Kementerian Keuangan pada Minggu, 20 September 2020, lembaga finansial internasional itu menyebut bahwa terdapat enam bidang utama yang kini tengah menjadi fokus penting, yakni mendorong kerja sama dan integrasi regional, memperkuat investasi di bidang kesehatan, mempercepat upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

Lalu, berinvestasi pada teknologi informasi dan data kesehatan, kerja sama perpajakan internasional, serta mendukung pengembangan vaksin.

“Pada bidang kesehatan, negara-negara anggota ADB menekankan pentingnya universal health coverage (UHC) dan perlunya kolaborasi yang lebih kuat untuk memobilisasi pembiayaan perawatan kesehatan,” ujar Masatsugu.

Disebutkan pula bahwa dalam Strategi 2030, ADB telah berkomitmen untuk mendukung upaya anggotanya yang sedang berkembang untuk mengejar dan mencapai UHC.

“Negara–negara donor sepakat untuk menambah ketersediaan dana Asian Development Fund (ADF) periode 13 sebesar lebih dari US$ 4 miliar untuk empat tahun ke depan dimulai dari 2021 hingga 2024,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa Indonesia merupakan pemegang saham terbesar ke-6 di ADB. Hibah yang disalurkan fokus untuk sektor kesehatan, risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, gender, infrastruktur, dan good governance.

“Kami sangat menghargai dukungan kuat ADB untuk Indonesia selama bertahun-tahun dan kecepatan tanggapan ADB serta keterlibatannya yang erat dan aktif dengan pemerintah selama krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata Menkeu.

ADB disebutkan telah menyetujui fast track financing program senilai US$ 1,5 miliar untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak pandemi.

“Bagi Indonesia, ADB adalah mitra pembangunan yang banyak memberikan dukungan, baik pada saat pemerintah gencar melaksanakan reformasi maupun pada saat Indonesia mengalami bencana,” tutup Menkeu.

Berita terkait
ASEAN +3 Sepakat Bangun Kerjasama Infrastruktur dan Asuransi
ASEAN+3 mengagendakan kerjasama sektor baru guna menekan dampak pelemahan ekonomi akibat pandemi
Sri Mulyani Sebut Pandemi Ibarat Wake Up Call, Ini Maksudnya
Di depan para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20, Menkeu Sri Mulyani menyerukan penggalangan kerja sama global bidang medis
ADB: Biaya Ekonomi Covid-19 Bisa Tembus US$ 8,8 T
Menurut ADB, pandemi virus corona Covid-19 dapat menelan biaya ekonoim global berkisar antara US$ 5,8 triliun hingga US$ 8,8 triliun.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.