Sri Mulyani Sebut Pandemi Ibarat Wake Up Call, Ini Maksudnya

Di depan para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20, Menkeu Sri Mulyani menyerukan penggalangan kerja sama global bidang medis
Menteri Keuangan Sri Mulyani berjalan memasuki ruangan untuk mengikuti rapat kerja tertutup dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020.(Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay/wsj)

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pandemi telah merubah seluruh paradigma negara terhadap pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi ancaman kesehatan.

“Pandemi Covid-19 merupakan wake-up call bagi dunia untuk meningkatkan kesadaran medis lebih tinggi lagi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu, 20 September 2020 usai mengikuti pertemuan G20 tingkat menteri secara virtual tengah pekan ini.

Menurut Menkeu, komitmen 20 negara ekonomi terbesar dunia sangat kuat untuk terus melakukan aksi global bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta dampaknya terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi. Di sisi lain, kata dia, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha.

“Langkah-langkah penanganan tersebut membutuhkan alokasi anggaran yang besar dengan penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal,” tuturnya.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan tidak ada negara yang telah sepenuhnya siap untuk menghadapi pandemi yang menyebar secara cepat dan berdampak besar pada kehidupan. Disebutkan bahwa masih terdapat ketimpangan atas kapasitas pandemic preparedness, baik pada level nasional maupun level global.

“Pada level nasional, kesenjangan kapasitas tersebut pada umumnya terletak pada kapasitas sistem surveillance pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antarlembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal,” Ucap Menkeu.

Adapun pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup kemampuan melakukan proses surveillance and prevention yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan supply chain yang masih lemah, serta koordinasi global dan research and development yang masih lemah.

“Peran G20 bersama lembaga pembangunan multilateral dan organisasi internasional, termasuk WHO, sangat penting dalam upaya mengendalikan Covid-19 dan mendorong pemulihan perekonomian global,” tegas Menkeu.

Sementara itu, lembaga pembangunan multilateral didorong untuk meningkatkan dukungan mereka bagi pemenuhan kebutuhan pembiayaan bagi negara-negara yang membutuhkan.

“Negara-negara G20 akan melanjutkan implementasi kebijakan untuk melindungi nyawa, menjaga lapangan pekerjaan dan pendapatan, mendukung pemulihan ekonomi global, serta meningkatkan ketahanan sistem kesehatan dan sistem keuangan,” tutup Sri Mulyani.

Berita terkait
Tangani Covid-19, Sri Mulyani: Negara Butuh Masyarakat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah membutuhkan dukungan dan kerjasama dari masyarakat dalam mengatasi Covid-19.
Imbas PSBB, Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III Negatif
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi perekonomian Tanah Air pada kuartal III 2020 masih berada di zona negatif.
Sosok Bambang Trihatmodjo Dicekal Sri Mulyani Karena Piutang
Sebagai putra presiden, Bambang Trihatmodjo sudah tidak asing di telinga masyarakat. Kini ia dicekal oleh kemenkeu karena piutang.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.