Aceh Diminta Program Khusus untuk Situs Cagar Budaya

Pemerintah Aceh diminta memiliki program khusus terkait penanganan situs cagar budaya.
Sejumlah batu nisan diduga situs sejarah Kerajaan Aceh ditemukan di area proyek pembangunan jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Rabu, 10 Februari 2021. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh - Pemerintah Aceh diminta memiliki program khusus terkait penanganan situs cagar budaya, mengingat masih banyak makam purbakala peninggalan masa lampau yang masih kurang terurus dengan baik.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asal Aceh Nasir Djamil, mengatakan dengan adanya peristiwa penemuan batu nisan yang diduga makam ulama dan raja-raja Aceh masa lalu di lokasi proyek gerbang tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) membuat pemerintah lebih memprioritaskan.

“Mudah-mudahan dengan beberapa peristiwa sebelumnya, kemudian ada peristiwa (penemuan) ini menjadi momentum bagi Pemerintah Aceh untuk memprioritaskan penanganan terkait dengan batu-batu nisan atau pemakaman yang dinilai itu para ulama dan para raja masa lalu,” kata Nasir dilansir Antara, Jumat, 12 Februari 2021.

Sebenarnya, menurut anggota Komisi II DPR RI itu, masih banyak lokasi-lokasi pemakaman dan situs cagar budaya lainnya peninggalan Kerajaan Aceh masa lalu yang berserakan tertimbun tanah akibat peristiwa gempa dan tsunami Aceh 2004 silam.

Namun, dia menilai selama ini belum ada program dari Pemerintah Aceh fokus terhadap penanganan situs-situs cagar budaya tersebut sehingga masih banyak yang jauh dari perhatian.

Ini menjadi momentum bagi Pemerintah Aceh untuk memprioritaskan penanganan terkait dengan batu-batu nisan atau pemakaman.

“Sebenarnya banyak kalau kita mau jujur banyak tempat-tempat seperti ini. Karena kita pernah mengalami tsunami bisa saja tempat itu tertimbun dan kita memang tidak punya program khusus,” katanya.

Sebelumnya dilaporkan penemuan puluhan batu nisan pemakaman yang diduga milik ulama dan raja-raja Aceh pada masa Kerajaan Aceh Darussalam di lokasi proyek pembangunan gerbang tol Sibanceh seksi 6 Kuta Baro-Baitussalam.

Baca juga:

Menurut Nasir, jenis batu nisan yang ditemukan terdiri dari berbagai level, mulai milik ulama, raja-raja, Ulee Balang (pemimpin) dan lainnya. Maka apabila nantinya ahli menyebutkan bahwa ini sebagai salah satu kawasan inti peninggalan Kerajaan Aceh maka tentu akan menjadi informasi baru bagi masyarakat Aceh dan Nusantara.

“Jadi mari kita selamatkan untuk menjaga warisan masa lalu. Meskipun hanya batu, tidak bernyawa, tapi ini bisa menceritakan kepada kita bagaimana posisi dan peran mereka dulu,” katanya. []

Berita terkait
Kecewa Tak Diberi Pinjaman, Pemuda Aceh Curi 65 Mayam Emas
Polres Lhokseumawe membekuk pria 28 tahun, karena mencuri emas 65 mayam milik warga Kota Lhokseumawe, Aceh.
18 Penumpang Kapal Asing Masuk Tanpa Izin di Aceh Masih Ditahan
18 penumpang kapal asing dari Rusia yang bersandar tanpa izin di kawasan Aceh Besar, Aceh masih ditahan dan dikarantina.
Polisi Tangkap Oknum Kepala Desa di Aceh Utara, Ini Kasusnya
Polisi menangkap kepala desa ki Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara karena pesta narkoba bersama dua warganya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.