Aceh Alami Deflasi 0,10 Persen, Ini Penyebabnya

BPS Aceh menyebutkan terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,72 pada Agustus 2020 menjadi 104,62 September 2020 di Aceh.
Asni Angkat (45) salah seorang pedagang sembako di pasar harian Subulussalam, Aceh tampak sedang melayani pembeli, Rabu 18 Desember 2019. (Foto: Tagar/Nukman)

Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis kondisi Provinsi Aceh sedang mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 0,10 persen pada September 2020.

Kepala BPS Aceh, Ihsanurrijal mengatakan, deflasi 0,10 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,72 pada Agustus 2020 menjadi 104,62 September 2020.

Pemicu semua itu kata Ihsanurrijal, terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,49 persen.

Kemudian, dari pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kesehatan 0,04 persen, informasi, komunikasi, serta jasa keuangan 0,05 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,21 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,30 persen.

Secara agregat, Aceh (Gabungan 3 kota) pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.

Ihsanurrijal menjelaskan, deflasi di Aceh dari gabungan tiga kota, rincian perkembangannya yakni Meulaboh inflasi 0,15 persen, Kota Banda Aceh deflasi 0,32 persen, dan Kota Lhokseumawe inflasi 0,24 persen.

"Secara agregat, Aceh (Gabungan 3 kota) pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,10 persen," kata Ihsanurrijal saat melakukan konferensi pers melalui youTube, Kamis, 1 Oktober 2020.

Sementara disisi lain, kata Ihsanurrijal, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen. Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,01 persen.

Selanjutnya, kelompok transportasi sebesar 0,18 persen, pendidikan 1,66 persen, penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,04 persen.

"Tingkat inflasi tahun kalender Januari–September 2020 sebesar 1,72 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2020 terhadap September 2019) mencapai 1,89 persen," ujarnya.

Ihsanurrijal menyebutkan, adapun komoditas yang memiliki sumbangan dominan terhadap deflasi, antara lain telur ayam ras 0,07 persen, udang basah 0,05 persen, semangka, emas perhiasan, dan ikan tongkol masing-masing sebesar 0,03 persen.

Lalu, bawang merah, cabai merah masing-masing 0,02 persen, ikan kakap merah, cabai rawit dan pisang masing-masing 0,01 persen.

Baca juga:

Sementara, lanjut Ihsanurrijal, untuk komoditas penyumbang dominan terhadap inflasi yaitu, ikan dencis 0,04 persen, minyak goreng 0,03 persen, taman kanak kanak, angkutan udara, jeruk, salak masing-masing 0,02 persen, akademi/perguruan tinggi, bawang putih, daging ayam ras dan pepaya masing-masing sebesar 0,01 persen.

"Pada September 2020, dari 11 kelompok pengeluaran, 2 kelompok memberikan andil atau sumbangan deflasi. 2 kelompok memberikan andil inflasi, dan 7 kelompok lainnya tidak memberikan andil apapun," katanya. []

Berita terkait
Pria 85 Tahun Bertahan Hidup dengan Gerobak di Aceh
Abdul Sani, 85 tahun, raganya sudah membungkuk, Matanya yang sudah rabun namun warga Subulussalam, Aceh ini tidak pernah mengeluh dengan keadaan.
Daya Tahan Tubuh Orang Aceh Kuat di Tengah Corona
Masyarakat di Aceh saat ini masih terbebas dari penularan virus corona. yang terkena virus mereka yang baru saja pulang dari luar daerah.
51 Nelayan Aceh Ditahan di Thailand Segera Dipulangkan
51 nelayan Aceh kondisinya dalam keadaan sehat dan berada di Pusat Detensi Imigrasi di Bangkok setelah dipindahkan dari Phang Nga.