Jakarta - Semakin berkembangnya zaman, investasi semakin marak dilakukan oleh orang-orang. Investasi banyak dilakukan mulai dari sebagai dana darurat hingga sebagai uang pokok. Dalam melakukan investasi, sebaiknya calon investor melakukan riset terhadap perusahaan atau instansi yang akan di tanaman modal.
Apabila investor tidak memiliki pengetahuan dasar yang mumpuni, otomatis mereka akan melakukan kesalahan-kesalahan tanpa mereka sadari. Yuk simak kesalahan-kesalahan apa saja yang kerap dilakukan saat berinvestasi.
1. Ikut-ikutan apa kata orang
Satu prinsip yang perlu dicamkan: your money, your responsibility. Jadi, janganlah kamu berinvestasi hanya karena dengar si A untung puluhan persen karena saham, si B bisa beli mobil karena berinvestasi, atau si C yang menawarkan aplikasi khusus untuk investasi.
Dalam berinvestasi, tidak ada yang pasti. Hari ini bisa untung, tapi besok bukan gak mungkin akan buntung. Kalau sudah begini, investor yang gak punya ilmu dasar/fondasi yang kuat akan terkena imbas paling gak enak.
Seorang investor perlu memiliki kemampuan menganalisis keuangan pribadi maupun menganalisis investasi. Kalau gak punya dua hal itu, ujung-ujungnya yang kamu lakukan bukannya investasi, tapi spekulasi.
2. Berinvestasi tanpa tujuan
Janganlah kamu berinvestasi hanya karena investasi sedang ngetren. Berinvestasilah bila kamu memang butuh kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan.
Agar pilihan investasimu tepat guna, kamu harus bisa menentukan hal-hal berikut sebelum berinvestasi:
1. Apa tujuan keuangan yang ingin dicapai?
2. Berapa nominal yang dibutuhkan untuk tujuan keuangan tersebut?
3. Kapan dana tersebut akan dibutuhkan?
4. Apa saja pilihan investasi yang dapat membantu mencapai tujuan keuanganmu?
5. Bagaimana profil risikomu?
Dengan menjawab 5 pertanyaan di atas, secara otomatis kamu sudah membuat peta investasi. Nantinya, peta ini akan membantumu menavigasi (beli, hold, top up, atau jual) seluruh kegiatan investasi yang kamu miliki.
3. Cash flow masih berantakan
Sesungguhnya, hal pertama yang harus diperhatikan dalam manajemen keuangan adalah mengatur dan menjaga kestabilan cash flow atau arus kas. Pastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pastikan seluruh kebutuhan bisa terpenuhi dengan baik, serta pastikan perhitungan akhirnya plus/gak defisit.
Apabila cash flow sudah aman dan ada surplus, barulah ideal untuk kamu mulai berinvestasi. karena ketika fondasi (cash flow) kita sudah aman dan stabil maka kita bisa menambah dengan berinvestasi. Ketika sudah memiliki basic yang bagus maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah
4. Belum punya dana darurat
Tanpa memiliki dana darurat yang cukup, kamu tidak akan bisa maksimal dalam berinvestasi. Bayangkan bila seluruh dana dan tabungan yang kamu miliki ada di rekening sahammu berbentuk portofolio, padahal kamu butuh uang tersebut secara mendadak. Repot, kan?
Dana darurat sebaiknya disimpan pada tabungan atau produk lain yang likuiditasnya tinggi dan mudah dicairkan. Jangan simpan dana darurat di instrumen investasi karena obligasi negara, reksa dana, hingga saham membutuhkan waktu untuk bisa dicairkan menjadi uang tunai.
5. Tidak Realistis terhadap Risiko
Dalam berinvestasi, risiko selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan hasil investasi. Semakin besar uang yang kalian tanamkan maka semakin besar juga risiko yang dihadapi. Banyak investor yang tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak wajar, ditambah lagi apabila risiko yang ditawarkan minim. Jangan sampai kalian cepat tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar.
Pastikan institusi yang menawarkan investasi telah memiliki izin salah satu lembaga yang berwenang (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), dan Kementerian Koperasi dan UKM).
6. Tidak Melakukan Analisis yang Jelas
Investasi dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen yang tersedia, namun tidak seluruh instrumen tersebut cocok untuk semua orang. sebelum memutuskan berinvestasi, investor sebaiknya melakukan perhitungan sebelum menempatkan dana dalam jumlah yang cukup besar pada sebuah instrumen.
Maka perlu adanya analisa matang dalam menentukan kemungkinan keuntungan yang diperoleh dalam suatu periode beserta risiko apa yang mungkin terjadi.
7. Menaruh seluruh dana investasi di satu instrumen
Sebagai investor, selalu ingat omongan “jangan menaruh telur dalam satu keranjang”. Logikanya begini… bila keranjang satu-satunya itu jatuh, seluruh telur yang kamu miliki akan pecah, kan? Nah, kondisi telur tersebut menggambarkan investasi dengan sangat baik.
Biar aman, jangan taruh seluruh danamu ke dalam satu instrumen investasi saja. Pilihlah beberapa instrumen dan produk investasi yang memiliki karakter dan tingkat risiko berbeda. Agar bila kinerja instrumen A sedang jelek, ada instrumen B atau C yang bisa menyeimbangkan portofoliomu. Ingat, diversifikasi sangatlah penting.
Maka dari itu, kalian bisa berinvestasi sesuai dengan rencana keungan yang telah kalian buat. Karena tidak ada investasi yang paling baik, melainkan berinvestasilah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kalian.[]
Baca Juga:
- Cara Menabung Saham untuk Para Investor Pemula
- Investor Saham Tembus 3 Juta Pada Penyelenggaraan CMSE 2021
- 5 Jenis Profil Risiko dalam Pengelompokan Model Investor
- Dear Investor Pemula, Ini Jenis-jenis Reksadana Konvesional