Jayapura – Delapan hari sejak peristiwa kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada 23 September 2019 lalu, sebanyak 6.527 jiwa warga mengungsi ke Jayapura. Mereka dievakuasi menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.
Pantauan Tagar di hanggar Landasan Udara Silas Papare, Sentani, hingga Selasa 1 Oktober 2019 sore, ribuan pengungsi ini diangkut dengan dua unit pesawat Hercules. Kebanyakan dari pengungsi merupakan warga migran (pendatang-red).
Para ibu dan anak-anak diutamakan dalam antrean masuk pesawat. Umumnya wajah para pengungsi terlihat cemas dan kebingungan saat tiba di Bandara Sentani, Jayapura.
Mengingat sebagian besar dari mereka tidak memiliki keluarga di Jayapura. Pasrah akan situasi menjadi pilihan terakhir bagi mereka, demi keselamatan jiwa keluarganya masing-masing.
"Total penumpang 6.527 yang sudah dievakuasi dari Wamena ke Jayapura, hingga Selasa ini," sebut Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Silas Papare, Mayor Sus Rindar Noor kepada Tagar, Selasa 1 Oktober 2019 sore.
Mereka kembali ke kampung halamannya masing-masing akibat trauma di Wamena
Dia merinci, jangkauan rata-rata satu pesawat bisa mencapai tiga flight dalam sehari, dengan kapasitas angkut 180 penumpang.
Jumlah pengungsi ini pun akan terus bertambah beberapa hari ke depan, dikarenakan masih banyak warga mengantre di Bandara Wamena dan beberapa posko pengungsian, akibat mengalami trauma berat.
Kapten Pilot Hercules, Bagus P Aji ketika ditemui Tagar usai tugas evakuasi, mengatakan, satu unit pesawat tersebut akan tetap mobile untuk proses evakuasi dari Wamena ke Jayapura.
Sedangkan satu unit lagi, Rabu 2 Oktober 2019 pagi, akan bertolak dari Sentani ke Biak, kemudian transit ke Makassar, selanjutnya berakhir di Malang.
"Satu pesawat ini mengangkut ratusan pengungsi dengan tujuan tiga kota tersebut. Mereka kembali ke kampung halamannya masing-masing akibat trauma di Wamena," beber Bagus.
Dia menjelaskan ratusan pengungsi itu sempat ditampung di beberapa posko pengungsian di Sentani, Kabupaten Jayapura.[]