Kebanyakan Warga Minang di Wamena Minta Pulang

Sebanyak 472 warga Minangkabau meminta kepada pemerintah untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Provinsi Sumatera Barat. Ini alasannya
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit (dua dari kiri) didampingi Irjen Boy Rafli (paling kiri), Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo (jas hitam) dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab (Batik merah) usai pertemuan di Gedung Negara Jayapura, Minggu 29 September 2019 malam. (foto: Tagar/Dian Mustikawati)

Jayapura - Sebanyak 472 warga Minangkabau meminta kepada pemerintah untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Provinsi Sumatera Barat. Sementara sekitar 200 warga Minang lainnya memilih tinggal di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pasca kerusuhan pada 23 September 2019 lalu.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Papua Lukas Enembe di Gedung Negara Jayapura, Papua, Minggu 29 September 2019 malam.

”Dari 672 warga Minang di Wamena, 472 ingin pulang ke Padang, sedangkan 200 ingin tetap tinggal dan sudah menyatakan tidak ingin keluar Wamena,” kata Nasrul Abit kepada sejumlah awak media.

Nasrul menuturkan keinginan tinggal dan menetap di Wamena adalah pilihan warganya. Sebagian besar perantau dari Minang beralasan Wamena sudah seperti tanah kelahiran bagi mereka.

Sebaliknya bila kembali pulang ke Padang, belum tentu menjamin kesejahteraan perekonomian keluarganya. “Mereka pulang belum tentu ada pekerjaan, kemudian mereka sampaikan telah lahir di sini (Wamena). Kami akan pilah-pilah dulu,” kata Nasrul Abit didampingi Irjen Pol Boy Rafli Amar yang pernah menjabat sebagai Kapolda Papua, medio 2017-2018 lalu.

Nasrul mengaku telah merasakan langsung dampak kerusuhan di Wamena saat mengunjungi warga Minang yang berada di Kabupaten Jayawijaya itu. Dia sangat prihatin dengan kondisi wilayah Wamena. “Aktivitas perekonomian lumpuh di sana,” bebernya.

Meskipun demikian, Pemerintah Sumatera Barat akan mencari solusi bagi warga Minang yang ingin pulang dari tanah rantau Lembah Baliem.

“Tadinya sebagian warga mau eksodus, namun kami lihat tidak bagus karena hubungan baik antar Pemerintah Provinsi dan Kabupaten kita jaga. Bagaimana nanti perasaan bupati Jayawijaya,” cetusnya.

Wakil Gubernur Sumatera Barat ini pun menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua, kepolisian dan TNI yang telah memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat Minang yang ada di Kabupaten Jayawijaya.

“Masyarakat pendatang bukan hanya dari Sumatera Barat, dan kami harap masyarakat dapat mempertimbangkan keinginan pulang ke Minang karena kehidupan di mana pun sama,”  imbau Nasrul.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan situasi Kamtibmas di Wamena sudah kondusif. Pihaknya baru saja menetapkan empat tersangka lainnya atas kerusuhan di kota itu.

"Tersangka kerusuhan Wamena menjadi 7 orang, dimana hari ini 4 orang ditetapkan sebagai tersangka baru berdasarkan hasil pengembangan penyidik Polres Jayawijaya," kata Kamal lewat WhatsAppnya kepada Tagar di Jayapura, Senin 30 September 2019 malam. []

Baca juga:

Berita terkait
Warga Wamena Diminta Hindari Info Tak Jelas di Medsos
Jokowi mengimbau warga Wamena, Papua tetap tenang dan menahan diri terhadap arus informasi tak jelas di media sosial (medsos).
Jokowi: Rusuh di Wamena Akibat KKB Turun Gunung
Jokowi sebut kerusuhan di Wamena ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang turun gunung melakukan pembakaran rumah warga dan fasilitas negara.
24 Warga Sulsel Meninggal Akibat Rusuh Wamena
Sedikitnya 24 warga Sulawesi Selatan menjadi korban kerusuhan di Wamena Papua.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.