Jakarta - Pada momentum pilkada 2020 ini, Calon Wali Kota Depok Pradi Supriatna menyebutkan lima masalah-masalah klasik yang semestinya seorang pemimpin Kota Depok atasi. Hal itu diungkapkan pada sesi Debat Publik Putaran Pertama Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok 2020 di tayangan Youtube iNews, Minggu 22 November 2020.
Pradi menyebutkan lima hal yang butuh perhatian dan urgen untuk ditangani. Kelima hal itu pula yang sebaiknya diperhatikan oleh segenap masyarakat dan menjadi alasan mengapa Wali Kota Depok kedepannya harus diganti. Atau memilih Pradi-Afifah sebagai pemimpin baru yang peka terhadap masalah-masalah di masyarakat Depok.
Pertama adalah masalah kesehatan masyarakat Kota Depok. Terlebih di masa pandemi ini. Sentuhan pemerintah dalam memperhatikan kesehatan segenap masyarakatnya sangat diperlukan. Apalagi masa pandemi juga berimbas pada perekonomian warga.
Sebuah tantangan bagi pemerintah untuk tetap menjamin layanan kesehatan bekerja maksimal tanpa memberi rasa tidak nyaman bagi warga karena berinteraksi dengan medis di masa virus yang masih bertebaran di mana-mana.
Begitu pula dengan bantuan-bantuan di masa pandemi, pemerintah sebaiknya menjamin agar seluruh bantuan merata dan tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
Alasan kedua adalah pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan masa depan generasi pelanjut Kota Depok. Seharusnya pemerintah melengkapi sarana prasarana yang menunjang pembelajaran para pelajar. Juga mendukung agar sekolah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai.
Alasan ketiga adalah perihal kemacetan. Infrastruktur Kota Depok adalah salah satu yang penting diperhatikan. Di mana pembangunan yang tidak merata dan hanya menumpuk di beberapa titik yang seolah memberi sekat-sekat dalam daerah itu sendiri. Seperti adanya rw-rw politik yang tidak mencerminkan Depok. Hal ini pernah juga dirisaukan oleh Nuroji, Anggota DPR fraksi Gerindra dapil Depok-Bekasi.
Di kota Depok, selain jalan Margonda yang sudah familiar dengan macetnya. Juga ditandai dengan hujan sedikit yang bisa mengakibatkan banjir. Hal tersebut menurut Pradi merupakan indikator pentingnya membangun kembali kota Depok dari segi tata letak pembangunan.
Hal berikutnya yang menjadi alasan keeampat ialah birokrasi. Pradi menyebutkan bahwa ia akan membentuk kepemimpinan dengan mengedepankan birokrasi yang profesional yakni berbasi latar belakang kompetensi.
Sedangkan alasan kelima adalah masalah kriminalitas. Kepemimpinan kota Depok bersama Pradi-Afifah akan menekan tingginya angka kriminalitas. Mereka akan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk mewujudkan hal tersebut. []
Baca juga:
- SSA Rugikan Warga Depok, Pradi-Afifah Bangun Flyover
- Survei Indodata, Pradi-Afifah Unggul 28,10% Idris-IBH 24,80%
- Pradi Supriatna Calon Pemimpin Depok yang Elegan