Jakarta - Pasar saham adalah pilihan investasi yang populer yang berisikan kumpulan penjual dan pembeli saham yang mewakili klaim kepemilikan atas bisnis. Pasar saham juga termasuk sekuritas yang terdaftar pada bursa saham publik, juga saham yang diperdagangkan.
Bagi banyak investor individu, ada beberapa alasan bagus untuk tidak berinvestasi di pasar saham. Memahami kerugian dari investasi pasar saham akan membantu investor memutuskan apakah pasar adalah pilihan yang tepat.
Yuk simak apa saja kerugian berinvestasi di pasar saham.
1. Volatilitas Tinggi
Pasar saham membuat investor menghadapi tingkat volatilitas yang tinggi. Ini berarti terkadang pasar naik dan terkadang pasar turun. Investor tidak keberatan dengan volatilitas ke atas, tetapi volatilitas ke bawah dapat merusak kekayaan.
Misalnya, ketika pasar saham turun pada Juli 2008, pasar kehilangan lebih dari setengah nilainya dalam waktu kurang dari setahun, seperti yang ditunjukkan oleh indeks saham S&P 500.
2. Tidak Cocok Untuk Memberikan Penghasilan Pensiun
Seorang individu pada usia pensiun mungkin tidak menginginkan sebagian besar aset pensiun di pasar saham. Seorang pensiunan membutuhkan penghasilan tetap dan banyak saham membayar sedikit atau tidak sama sekali dividen.
Untuk menyediakan uang untuk biaya hidup, saham harus dijual, mengurangi portofolio dan menimbulkan komisi. Juga penurunan besar di pasar akan mengurangi total modal yang dimiliki pensiunan untuk menghasilkan pendapatan.
Karena pasar beruang--didefinisikan sebagai saat harga sekuritas jatuh muncul rata-rata setiap enam sampai delapan tahun, memiliki sebagian besar aset pensiun seseorang di pasar saham pada akhirnya akan menyebabkan beberapa keuangan ketat.
3. Terlalu banyak Pilihan
Investor yang ingin berinvestasi di pasar mungkin berkecil hati dengan banyaknya pilihan. Ada lebih dari 4.000 reksa dana saham. Diperlukan banyak waktu, pendidikan, dan upaya untuk meneliti pasar dan memilih portofolio saham yang sesuai. Ukuran dan kompleksitas pasar saham mempersulit investor individu untuk berhasil memenuhi tujuan investasi.
4. Risiko Kepemilikan
Memiliki saham adalah memiliki bagian dari suatu perusahaan. Jika korporasi dinyatakan pailit, pemilik atau pemegang saham berada di urutan terakhir untuk menerima hasil dari pembubaran atau reorganisasi perusahaan.
Dalam kebanyakan kasus, jika sebuah perusahaan bangkrut, para pemegang saham tidak menerima apa pun untuk saham mereka. Perusahaan yang sangat besar dan terkenal telah bangkrut. Daftar tersebut termasuk General Motors pada 2009, Lehman Brothers pada 2008 dan Enron pada 2001.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- Ingin Cuan? Contoh Tips Investasi Saham ala Lo Kheng Hong
- Pahami Sebelum Investasi! Fungsi dan Manfaat Pasar Modal
- OJK: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Capai Rp 273,9 Triliun
- Mengenal Jenis-Jenis Pasar Modal