4 Resiko Saat Berinvestasi di Pasar Saham

Dalam kebanyakan kasus, jika sebuah perusahaan bangkrut, para pemegang saham tidak menerima apa pun untuk saham mereka.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Foto: Tagar/IDX)

Jakarta - Pasar saham adalah pilihan investasi yang populer yang berisikan kumpulan penjual dan pembeli saham yang mewakili klaim kepemilikan atas bisnis. Pasar saham juga termasuk sekuritas yang terdaftar pada bursa saham publik, juga saham yang diperdagangkan.

Bagi banyak investor individu, ada beberapa alasan bagus untuk tidak berinvestasi di pasar saham. Memahami kerugian dari investasi pasar saham akan membantu investor memutuskan apakah pasar adalah pilihan yang tepat. 

Yuk simak apa saja kerugian berinvestasi di pasar saham.


1. Volatilitas Tinggi

Pasar saham membuat investor menghadapi tingkat volatilitas yang tinggi. Ini berarti terkadang pasar naik dan terkadang pasar turun. Investor tidak keberatan dengan volatilitas ke atas, tetapi volatilitas ke bawah dapat merusak kekayaan. 

Misalnya, ketika pasar saham turun pada Juli 2008, pasar kehilangan lebih dari setengah nilainya dalam waktu kurang dari setahun, seperti yang ditunjukkan oleh indeks saham S&P 500.


2. Tidak Cocok Untuk Memberikan Penghasilan Pensiun

Seorang individu pada usia pensiun mungkin tidak menginginkan sebagian besar aset pensiun di pasar saham. Seorang pensiunan membutuhkan penghasilan tetap dan banyak saham membayar sedikit atau tidak sama sekali dividen.

Untuk menyediakan uang untuk biaya hidup, saham harus dijual, mengurangi portofolio dan menimbulkan komisi. Juga penurunan besar di pasar akan mengurangi total modal yang dimiliki pensiunan untuk menghasilkan pendapatan.

Karena pasar beruang--didefinisikan sebagai saat harga sekuritas jatuh muncul rata-rata setiap enam sampai delapan tahun, memiliki sebagian besar aset pensiun seseorang di pasar saham pada akhirnya akan menyebabkan beberapa keuangan ketat.


3. Terlalu banyak Pilihan

Investor yang ingin berinvestasi di pasar mungkin berkecil hati dengan banyaknya pilihan. Ada lebih dari 4.000 reksa dana saham. Diperlukan banyak waktu, pendidikan, dan upaya untuk meneliti pasar dan memilih portofolio saham yang sesuai. Ukuran dan kompleksitas pasar saham mempersulit investor individu untuk berhasil memenuhi tujuan investasi.



4. Risiko Kepemilikan

Memiliki saham adalah memiliki bagian dari suatu perusahaan. Jika korporasi dinyatakan pailit, pemilik atau pemegang saham berada di urutan terakhir untuk menerima hasil dari pembubaran atau reorganisasi perusahaan. 

Dalam kebanyakan kasus, jika sebuah perusahaan bangkrut, para pemegang saham tidak menerima apa pun untuk saham mereka. Perusahaan yang sangat besar dan terkenal telah bangkrut. Daftar tersebut termasuk General Motors pada 2009, Lehman Brothers pada 2008 dan Enron pada 2001.[]


(Fiona Renatami)

Baca Juga:

Berita terkait
5 Tips Investasi Saham Untuk Pemula
Seorang investor saham pemula harus mempunyai bekal yang cukup agar mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi.
Ini Dia Saham Teknologi yang Ramai Dibeli dan Dijual Asing
Pada bulan Oktober, saham yang paling banyak diborong oleh asing adalah saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK).
Profil Warrent Buffet, Investor Kawakan Dunia Paling Tajir
Warren Edward Buffett adalah seorang investor, pengusaha, dan filantropis asal Amerika Serikat.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi