140 Perantau Minang di Wamena Diterbangkan ke Sumbar

140 perantau Minang yang bertahun-tahun tinggal dan hidup di Wamena, telah pulang ke kampung halamannya di Sumatera Barat.
Nampak warga Minang hendak pulang ke Sumatera Barat, pasca rusuh Wamena. Mereka menanti jadwal penerbangan dari Bandara Sentani Jayapura, Kamis 3 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura – Sebanyak 140 perantau Minang yang bertahun-tahun tinggal dan hidup di Wamena, ibu kota Jayawijaya, Papua, telah pulang ke kampung halamannya di Sumatera Barat, pasca kerusuhan Wamena pada 23 September 2019 lalu.

Ratusan pengungsi ini berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura, pada Kamis 3 Oktober 2019, pukul 19.30 WIT, dengan menggunakan pesawat Express Air. Kepulangan mereka atas keinginan diri sendiri dan keluarganya.

Sementara, pemulangan para migran (pendatang) pada kloter pertama ini dijembatani oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), salah satu lembaga kemanusiaan yang bermarkas di Jakarta. Lembaga tersebut telah banyak membantu korban bencana di beberapa kota di Indonesia selama ini.

"140 pengungsi dari Wamena ini sebagian besar dari Minang, maka itu kami berangkatkan mereka ke Sumatera Barat dengan pesawat Boeing 737-300 Express Air dengan kapasitas 150 penumpang," kata Humas ACT Lukman Azis saat ditemui Tagar di Bandara Sentani, Kamis 3 Oktober 2019 sore.

Lukman menuturkan, pemberangkatan sempat ditunda dari jadwal yang direncanakan pada Kamis pagi, dengan menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia. Hal itu dikarenakan terjadinya perubahan manifest (daftar penumpang), di mana ada 60 penumpang yang sebelumnya terdaftar di manifest Garuda Indonesia, ikut pada penerbangan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara dengan tujuan akhir Malang.

ACT memprioritaskan pengungsi yang rentan seperti lansia, difabel, kaum perempuan dan anak-anak. Selain memberangkatkan pengungsi ke Sumatera Barat, ACT juga berencana akan memberangkatkan pengungsi tujuan kota lain di luar Papua.

Saya akan kembali lagi ke Wamena karena suami masih di Wamena bekerja sebagai pedagang kios, tunggu ketakutan saya hilang dulu

"Jadi kami seleksi mana yang lebih prioritas, tidak sekaligus kami berangkatkan. Kami akan upayakan pemberangkat ke wilayah Sulawesi maupun Surabaya. Kami tidak ingin memberikan harapan, namun jika pesawat sudah siap baru kami mendata pengungsi yang siap diberangkatkan dan tentunya melalui seleksi prioritas," jelas Lukman.

Komandan aksi nasional ACT untuk konflik kemanusian Wamena, Wahyu Novyan menyebutkan terdapat sekitar 1.500 warga Minang yang berada di posko pengungsian Wamena dan Jayapura.

Pihaknya akan terus berupaya menjembatani pemulangan ribuan pengungsi Wamena ke daerah asal masing-masing. Ini dilakukan untuk memenuhi keinginan para pengungsi bertemu keluarganya, di samping mengantisipasi munculnya masalah baru selama berada di posko pengungsian.

Wahyu meminta pemerintah Provinsi Papua dan sejumlah kabupaten terdampak akibat kerusuhan agar serius menangani bencana kemanusiaan tersebut.

"Mohon maaf, selama berada di sini kami lihat pemerintah provinsi dan kabupaten masih minim sekali memberikan perhatiannya. Ayo dong kita jaga sama-sama keberagaman dan toleransi," ujarnya, seraya mengatakan jika pihaknya tengah mempersiapkan pemberangkatan 100 warga Minang menuju Bandara Minangkabau, Sumatera Barat, Jumat 4 Oktober 2019.

Fatber, salah satu warga Minang yang sudah tiga tahun merantau ke Wamena, mengaku masih merasa trauma untuk kembali berdagang pakaian di Wamena. Ia takut akan keselamatan dirinya.

"Untuk kembali ke Wamena saya masih lihat situasi dulu. Saya masih trauma sekali," Katanya.

Demikian juga yang dirasakan Sari Aprilia, warga Minang yang selama ini mengusahakan kios kelontong di Wamena. Aprilia yang beberapa hari bertahan di pengungsian Wamena hingga akhirnya dievakuasi menggunkan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara ke Jayapura, mengaku bersyukur bisa pulang kampung.

"Alhamdulillah saya senang karena bisa dipulangkan. Terima kasih Bapak Nasrul Abit Wakil Gubernur Sumbar dan bapak dari ACT, kita bisa dipulangkan. Saya akan kembali lagi ke Wamena karena suami masih di Wamena bekerja sebagai pedagang kios, tunggu ketakutan saya hilang dulu," ucapnya. []

Berita terkait
ACT Bantu Kepulangan 7 Warga Solo Korban Rusuh Wamena
ACT Jawa Tengah membantu kepulangan tujuh warga Solo korban kerusuhan di Wamena Papua.
Konflik Wamena, Warga Sumsel Aman Saja
Pemerintah Sumatera Selatan menyatakan tidak ada warga Sumsel yang menjadi korban konflik di Wamena
256 Eksodus Kerusuhan Wamena Kembali Tiba di Makassar
Sebanyak 256 warga pengungsi dari Wamena, Papua kembali mendarat di Makassar diangkut pesawat Hercules C-130 milik TNI AU.
0
Laksamana Linda Fagan Perempuan Pertama Kepala Pasukan Penjaga Pantai Amerika
Presiden Biden memuji Laksamana Linda Fagan perempuan pertama sebagai panglima baru Pasukan Penjaga Pantai atau Coast Guard