Jokowi: Fitnah Ngawur, Masa Ada PKI Balita?

Jokowi: fitnah ngawur, masa ada PKI balita? “Saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 3-4 tahun. Masa ada PKI balita. Ya ndak?" tukas Presiden.
PRESIDEN SERAHKAN SERTIFIKAT TANAH: Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembagian sertifikat tanah kepada warga di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/3). Presiden Joko Widodo membagikan sertifikat lahan kepada 15.000 orang , jumlah tersebut adalah yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah sertifikat yang pernah dibagikan Jokowi selama menjabat Presiden RI. (Foto: Ant/Yulius Satria Wijaya)

Jakarta, (Tagar 6/3/2018) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai tudingan PKI yang kerap kali disematkan padanya tak masuk akal. Pasalnya, jika merunut waktu bubarnya PKI pada tahun 1965, usia Jokowi baru sekitar tiga sampai empat tahun karena ia lahir pada 1961.

"Coba saya saja di bawah banyak yang diisukan 'Itu pak Jokowi PKI'. Banyak yang seperti itu coba. Padahal PKI itu dibubarkan pada tahun 1965. Saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 3-4 tahun. Masa ada PKI balita. Ya ndak? Lucu banget kan. Itu yang memfitnah ngawur," jelas Jokowi dalam acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Sentul, Bogor, Selasa (6/3).

Pernyataan tersebut ia lontarkan lantaran sudah gerah dengan isu PKI yang dituduhkan padanya. Meski serba salah, tapi secara blak-blakan Jokowi menjelaskan pada masyarakat agar menggunakan logikanya untuk berpikir, masa usia balita PKI.

"Saya kan masih balita kok difitnah seperti itu. Saya kadang juga mau marah, ya gimana. Enggak marah, ya gimana. Serba salah. Tapi saya juga mau blak-blakan. Jadi kalau tidak diingatkan seperti itu, ada lho orang yang percaya. Coba logikanya enggak masuk kan? Masih ada yang percaya juga," terangnya.

Agar tak termakan isu-isu berkaitan PKI, serta berita hoaks, Jokowi meminta masyarakat untuk memfilter informasi yang masuk. Mereka tak boleh langsung menelan mentah-mentah terkait informasi yang belum terbukti kebenarannya, apalagi menjelang pesta demokrasi, yaitu Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019.

“Jangan sampai kita diadu-adu karena pesta demokrasi atau karena pilihan bupati/walikota ataupun gubernur ataupun pilihan presiden. Sekali lagi kita saudara sebangsa dan setanah air," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat bisa melihat kinerja dirinya sebagai presiden. Bukan bekerja di luar tugas presiden, tapi menjalankan apapun tugas yang berkaitan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Tugas saya sekarang ini adalah bekerja. Bekerja entah menyiapkan pembagian sertifikat, entah membangun infrastruktur, entah memberikan program-program bantuan sosial yang banyak sekali kita lakukan. Tidak ada yang lain," tukas Jokowi. (ant/nhn)

Berita terkait