Yusuf Mansur dan Berbagai Investasi Kontroversi

Yusuf Mansur memiliki nama asli Jaman Nurkhatib Mansur. Dalam perjalanan kariernya sempat terbentur dengan sederet kontroversi.
Yusuf Mansur. (Foto: Muslimobsession.com)

TAGAR.id, Jakarta - Yusuf Mansur memiliki nama asli Jam'an Nurkhatib Mansur, lahir di Jakarta pada 19 Desember 1976, dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifiah. Orang tua Yusuf cukup mapan dari segi materi dan memiliki pengetahuan agama yang cukup kuat. Yusuf merupakan cicit dari ulama besar Betawi KH Muhammad Mansur.

Yusuf sempat menempuh pendidikan dengan latar belakang agama Islam, dari ibtidaiyyah hingga perguruan tinggi. Untuk pendidikan dasar, Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat kemudian Tsanawiyah masih di lokasi yang sama.

Yusuf meneruskan ke Madrasah Aliyah Negeri 1, Grogol, Jakarta, selanjutnya menempuh kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Syariah. Namun, tidak sempat menyelesaikan karena lebih tertarik mengeluti hobi balapan motor.

Kecerdasan Yusuf sudah terlihat sejak kecil, pada usia 9 tahun sering tampil pidato di sekolah setiap acara menjelang bulan Ramadan dan menjadi siswa lulusan terbaik di Aliyah.

Namun tidak disangka pada usia 20 tahun, Yusuf pernah merasakan dinginnya tembok penjara, selama dua bulan karena utang dari bisnis yang gagal. 20 tahun kemudian, ia sukses membangun bisnisnya hingga ikut program tax amnesty yang diluncurkan menteri keuangan.

"Hari ini saya ikut tax amnesty, ini spirit belajar. Bagaimana selama ini saya belajar hidup halal, hidup toyib, yang baik," kata Yusuf Mansur, usai mendaftar program tax amnesty, Jakarta, Jumat 30 September 2016.

Yusuf mulai tertarik pada dunia bisnis sejak duduk di bangku kuliah. Mulanya, membuka bisnis di bidang informatika dengan membuka rental komputer. Lantaran untung yang tidak seberapa, malah buntung. Ia kemudian masuk penjara pada masa krisis tahun 1998.

Usai bebas dari bui, Yusuf berjualan es di Terminal Kali Deres, Jakarta Barat menggunakan termos. Setelah mulai berkembang, kemudian berjualan dengan gerobak hingga pada akhirnya memiliki pegawai. 

Saat berjualan es, Yusuf berkenalan dengan seorang polisi yang memperkenalkannya dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Kemudian, ia tertarik dengan aktivitas LSM tersebut dan terlibat di dalamnya. Yusuf Mansur sampai membuat buku "Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang", kisah tentang pengalamannya di penjara saat merindukan orang tua. 

Buku tersebut kemudian dicetak banyak dan laku keras di pasaran. Namanya melejit dan mendapat banyak undangan untuk membadahnya. Saat itu, Yusuf menjadi ustaz dadakan karena diundang menjadi penceramah di forum-forum pengajian. 

Yusuf Mansur sering diminta menjadi penceramah agama dan mendapat cap ustaz. Materinya yang sering dibawanya adalah tentang keampuhan sedekah. Karena seringnya mendapat panggung ceramah membuat berpikir untuk menyampaikan materi yang beragam. Memiliki otak yang encer dan berasal dari keluarga ulama mempercepat Yusuf menguasai materi Islam lainnya.


Hari ini saya ikut tax amnesty, ini spirit belajar. Bagaimana selama ini saya belajar hidup halal, hidup toyib, yang baik.


Sejak itu, kehidupan Yusuf Mansur makin membaik dan mendirikan Yayasan Wisata Hati. Dari sini mulai berkembang beragam program pendidikan dan bisnisnya. Yusuf mendirikan pondok pesantren Daarul Quran, travel, biaya patungan, bisnis network, biro Umrah, sekolah, dan Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA).

Keluarga

  • Abdurrahman Mimbar dan Humrifiah (orangtua)
  • Maemunah (istri)
  • Wirda Mansur, Qumii Rahmatal Qulub, Muhammad Kun Syafii, Aisyah Humairoh Hafidzoh, Muhammad Yusuf Al Haafidz (anak)

Pendidikan

  • Madrasah Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah, Jembatan Lima, Tambora,Jakarta Barat, Lulus 1986
  • Madrasah Tsanawiyah, Chairiyah Mansuriyah, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Lulus 1989
  • Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat,Lulus 1992
  • S1, Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, tidak selesai

Karier

  • Bisnis komputer
  • Penjual es
  • Penulis Buku
  • Penceramah
  • Pendiri Yayasan Wisata Hati Grup
  • Pendiri Pondok Pesantren Darul Quran
  • Pendiri Veretra Sentosa Internasional

Karya

  • Buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang
  • Kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga.
  • Film Kun Fayakun
  • Sineteron Kun Fa Yakun
  • Sinetron Mahakasih
  • Buku Membumikan Rahmat Allah
  • Buku The Mircle of Giving
  • Buku Kado Ingat Mati
  • Buku Kaya Lewat Jalan Tol
  • Buku Allah Maha Pelindung
  • Buku Allah Maha Pemurah
  • Buku Kado Panjang Umur

Bisnis Kontroversial

Berikut beberapa kasus yang sempat menjerat nama Yusuf Mansur

1. Tahun 2013, Kondotel Bodong di Yogyakarta

Pada sekitar tahu 2013, Yusuf Mansur menawarkan investasi kondotel yang akan dibangun di Yogyakarta kepada para jamaahnya adal Surabaya dan Malang. Lima orang akhirnya sepakat menyetorkan uang muka masing-masing sebesar Rp 2,5 juta.

Uang tersebut disetor melalui rekening bank atas nama CV Bintang Promosindo kemudian ditransfer kembali ke rekening PT Grha Suryamas Vinandito, selaku pihak yang akan membangun dan mengelola Moya Vidi Condotel.

"Saat itu beliau (Yusuf Mansyur) menawarkan kamar-kamar di kondotel yang rencana dibangun di DIY," ujar Asfa Davy Bya dalam keterangan tertulisnya Kamis 19 Maret 2020.

Namun, sampai batas waktu yang dijanjikan, pembangunan kondotel tidak direalisasikan. Hal ini membuat geram para jamaah yang telah melakukan investasi.

2. Tahun 2015, Mengalihkan Dana Investor Tanpa Izin

Pada 2 Februari 2015 Yusuf Mansur kembali menjadi perbincangan karena diduga mengunakan dana jamaah untuk membangun Hotel City Tangerang tanpa seizin pemilik dana. Dana tersebut seharusnya digunakan untuk pembangunan Moya Vidi Condotel. 

Merasa tertipu lagi, kelima korban yang tergabung dalam jamaah pengajian dan produk paytren meminta Yusuf Mansyur membayar ganti rugi kepada setiap korban sebesar Rp 5 miliar.

3. Tahun 2020

Yusuf Mansur diperiksa sebagai saksi dan perkara Perumahan Multazam Islamic Residence di Jalan Raya Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, yang dinyatakan siap huni pada awal tahun 2020 nyatanya belum nampak ada pekerjaan pembangunan.

"Sebagian besar konsumennya telah melunasi cicilan yang pembayarannya diangsur sejak tahun 2016. Namun kenyataannya lokasi perumahan yang dijanjikan sampai sekarang masih berupa rawa-rawa dan tanah kosong. Polisi memastikan seluruh lokasi yang dijanjikan tersebut milik orang lain," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho.

Para konsumen yang menjadi korbannya diinformasikan tidak hanya melaporkan perkara ini ke Polrestabes Surabaya, melainkan juga Polres Sidoarjo. Direktur Utama PT Cahaya Mentari Pratama berinisial MS ditetapkan sebagai tersangka dalam dua perkara, yaitu penipuan dan pencucian uang.

Sementara, Yusuf Mansur mengatakan kedatangannya ke Polrestabes Surabaya hari ini sangat penting untuk membuktikan di hadapan penyidik bahwa dirinya tidak terlibat.

"Sesuai janji saya, kalau dipanggil polisi, sebagai warga negara yang baik harus datang. Ini juga pelajaran buat anak-anak saya, santri-santri kami dan keluarga. Ya, penuhi saja panggilan polisi, bismillah," ucap Yusuf. []


Baca juga





Berita terkait
Korban Mengaku Tertipu Kedok Religius Yusuf Mansur
Seorang korban layanan keuangan milik Yusuf Mansur (YM) yang tinggal di Semarang, menyebut tokoh agamais itu amat duniawi dengan harta dan benda.
Kejanggalan Pernyataan Kuasa Hukum Yusuf Mansur
HM Joesoef menjawab kejanggalan pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacara Yusuf Mansur pada sidang ketiga di PN Tangerang
Kelanjutan Sidang Kasus Perdata Yusuf Mansur
Kasus dugaan penipuan Ustaz Yusuf Mansur telah memasuki tahap mediasi setelah melawati tiga kali sidang perdata.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.