Yu Ning "Tilik" Jadi Guru dan Cerita Mendadak Akting

Brilliana Dessy pemeran Yu Ning dalam film Tilik mengisahkan perjalanan kariernya dalam dunia akting. Dia pernah mendadak harus berakting.
Brilliana Dessy (kanan) saat berperan sebagai Yu Ning dalam film Tilik. Dalam film itu Yu Ning menjadi sosok yang tidak setuju pada pernyataan-pernyataan Bu Tejo. (Foto: Tagar/Screenshot FIlm Tilik).

Yogyakarta – Suara perempuan menyapa ramah saat panggilan telepon diterima. Nadanya sangat bersahabat namun tidak terdengar kalem, bahkan terkesan sedikit ceriwis dengan intonasi yang bersemangat.

Suara dari balik telepon itu adalah suara Brilliana Dessy, pemeran Yu Ning dalam film Tilik yang viral beberapa waktu terakhir.

Kesan Yu Ning yang kalem dan tidak banyak bicara seperti hilang ditelan suara Brillin, sapaan akrab Brilliana, yang penuh semangat.

Sosok Yu Ning dalam film Tilik selama ini kontras dengan sosok Bu Tejo. Yu Ning identik dengan perempuan desa berjilbab cokelat yang apa adanya.

Brillin mengaku tidak terlalu merasa kesulitan memerankan Yu Ning dalam film Tilik, meski dalam keseharian Brillin merupakan perempuan yang cerewet, suka bercanda dan sedikit gokil. Tapi sifat yang ada pada diri Yu Ning, secara umum ada pada dirinya.

“Kalau saya sebetulnya aslinya cerewet, suka guyon, suka gokil. Karakter Yu Ning sebetulnya adalah karakter ibu-ibu biasa yang dia sangat care dengan warga lainnya, dan di film itu diceritakan bahwa begitu tahu bu lurah sakit, dia langsung woro-woro (mengumumkan) ke warga untuk tilik(menjenguk), rasa sosialnya tinggi, dia tidak suka dengan orang-orang yang suka bergunjing,” kata Brillin melalui telepon seluler, Senin, 31 Agustus 2020.

Saya untuk mendalami karakter itu sebetulnya nggak susah juga sih mas, karena keseharian saya juga seperti itu. Jadi tidak terlalu sulit.

Hanya saja, untuk mendalami karakter Yu Ning yang pendiam, Brillin membutuhkan dua hingga tiga kali membaca naskah skenario.

“Kebetulan waktu itu ada proses casting. Saya diberi dua potongan adegan, saya harus memerankan Bu Tejo dan Yu Ning, dan Alhamdulillah saya jadi Yu Ning. Itu ada proses, reading dua sampai tiga kali. Dengan membaca utuh semua skenario, saya jadi mempelajari, karakternya ternyata kalem dll,” kata Brillin.

Film Selanjutnya Jadi Guru

Brillin juga mengaku siap untuk kembali berakting jika nantinya pihak produser berencana memroduksi lanjutan film Tilik untuk menjawab rasa penasaran penonton. Tapi hal itu kata Brillin, tergantung pada produsernya.

“Kalau saya sebagai tallent sih manut-manut saja. Seandainya ada produksi lagi untuk itu, ya saya siap,” kata perempuan yang baru saja menyelesaikan syuting film iklan layanan masyarakat terbarunya, yang mengambil lokasi di Pacitan, Jawa Timur.

Tokoh Yu NIng dalam Film TilikBrilliana Dessy saat berakting menjadi Yu Ning dalam film Tilik. (Foto: Tagar/Screenshot film Tilik).

Kata Brillin, sebenarnya dirinya sudah dipanggil untuk syuting film iklan layanan masyarakat tersebut sebelum film Tilik viral.

Dalam film ini, Brillin berperan sebagai seorang guru di tengah pandemi Covid-19. Peserta didik dan orang tua mereka mengeluhkan kesulitan yang dialami selama pembelajaran jarak jauh, mulai dari tidak memiliki laptop atau gawai dan beragam keluhan lain.

“Ada yang tidak punya laptop, tidak punya handphone, ada yang punya handphone tapi harus bergantian dengan saudaranya, karena mungkin mereka semua sekolah sedangkan kondisi handphone ini terbatas, jadi akhirnya saya sebagai guru di situ, saya prihatin dengan adanya sms dari orang tua yang mengeluhkan kondisi anak-anaknya, karena materi yang disampaikan jadi tidak maksimal,” kata Brillin.

Film iklan layanan masyarakat itu bukan satu-satunya film yang Brillin berakting di dalamnya. Menurut Brillin, sejak selesainya pembuatan film Tilik, dirinya sudah bermain di beberapa judul film lain. Sebagian filmnya bahkan merupakan film layar lebar.

Film-film itu di antaranya 6,9 Detik, Bumi Manusia, Mangkujiwo, Zafran, serta About The Mother. Kemudian masih ada beberapa film pendek lain yang juga dibintanginya.

“Setelah film Tilik, saya banyak banget main film. Barengannya dengan Tilik itu, kan itu dari Danais, ada empat film fiksi, saya main di tiga film fiksi, karena yang satu itu, Lost Jogjakartos itu talentnya cowok semua, jadi saya nggak main di situ,” ucap Brillin.

Perempuan yang mulai mengenal dunia akting pada tahun 2009 ini juga pernah berakting dalam beberapa film layar lebar sebelum film Tilik diproduksi, di antaranya Wrong, Mencari Hilal, Surga yang Tak Dirindukan, The Gift, Bumi Manusia, dan banyak lagi.

Mengenai film yang paling berkesan, Brillin mengaku seluruh film yang dibintanginya berkesan. Sebab, dia selalu total dalam berakting. Brillin manyatakan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap aktingnya.

“Jadi kalau disuruh bilang yang paling berkesan, semuanya berkesan. Hanya saja selama 11 tahun perjuangan saya di film itu memang Film Tilik yang mengangkat nama saya, dan orang-orang itu mengapresiasi akting saya di situ, dan mengakui bahwa Briliana Dessy itu bisa berakting. Kebetulan baru film Tilik ini yang mengangkat nama saya,” kata Brillin.

Mendadak Akting

Meski mengaku seluruh film berkesan, Brillin tidak memungkiri bahwa ada pengalaman yang paling berkesan, yakni saat pertama kali dia berakting di depan kamera.

Saat itu, lanjut Brillin, tahun 2009. Brillin mengantar ibunya untuk syuting film, semacam iklan layanan masyarakat dari salah satu instansi pemerintah. Kebetulan ibu Brillin memang pemain film.

Ketika semua sudah siap, ternyata ada satu tokoh yang belum ada pemerannya, yakni sekretaris sang ibu.

Tokoh Yu Ning dalam Film Tilik (2)Brilliana Dessy saat memerankan tokoh Yu Ning dalam film Tilik. (Foto: Tagar/Screenshot film Tilik).

“ Kebetulan saya mengantar ibu saya, terus di situ pemainnya kurang satu, yang jadi sekretarisnya ibu saya. Ibu saya sebagai bosnya. Dia butuh seorang sekretaris, terus sutradaranya bilang, ‘Mbok kamu aja yang jadi sekretarisnya’. Saya bilang saya nggak bisa akting. Terus ada seorang bapak di situ, namanya Lek Suyanto yang sudah seperti bapak saya sendiri, dia mensupport. Dia bilang, ‘jangan bilang nggak bisa. Semua orang bisa berakting’. Akhirnya saya mau,” ujar Brillin mengenang.

Waktu itu, karena baru pertama kali berakting di depan kamera, Brillin sempat gugup dan tidak mampu mengucapkan kata-kata seperti yang tertulis dalam scenario. “Waktu roll, action, awalnya saya nggak bisa berkata apa-apa, karena memang baru pertama dan mendadak. Waktu itu kayak ditodong.”

Tapi hal itu menjadi pemicu untuk seorang Brillin yang sama sekali belum pernah bermain film. Hal itu kata dia, merupakan satu tantangan yang harus ditaklukkan. Akhirnya dia mampu berakting dengan baik.

Setelah mendadak akting dalam iklan layanan masyarakat tersebut, Brillin mendapat tawaran casting untuk bermain di film layar lebar berjudul Misteri Pasar Kaget.

Di film itu Brillin hanya mendapatkan satu scene. Dia harus berakting menjadi perempuan yang bahagia karena dinikahi oleh kekasih hatinya. Tapi sesaat kemudian dia harus berakting sedih dan menangis karena suaminya meninggal akibat terkena guna-guna.

“Ada pergantian ekspresi dari bahagia habis dinikahkan sah, tiba-tiba suami saya meninggal karena guna-guna, dan saya harus berganti ekspresi menjadi sedih dan harus menangis, dan ternyata saya bisa. Itu adalah film pertama saya untuk layar lebar. Itu hanya satu scene tapi itu jadi pengalaman pertama saya yang paling berkesan. Titik awalnya itu. Jadi percaya diri,” ucapnya lagi.

Setelah bermain dalam film itu, satu per satu tawaran berakting mulai berdatangan, hingga akhirnya Brillin memainkan peran dalam beberapa film televisi (FTV) hingga 2013.

“Sejak itu saya terjun di dunia akting. Untuk memperdalam, saya ikut teater, ikut ketoprak, dll. Saya pentas dari panggung ke panggung. Waktu awal itu saya umur 37 tahun. Kebetulan anak anak dan suami mensupport. Waktu itu anak saya masih bayi jadi kalau syuting ya saya bawa. Kalau menyusui ya saya menyusui. Itulah perjuangan.” []

Berita terkait
Bagus Klitih Sebelum Menulis Naskah Film Tilik
Banyak tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan rangkaian cerita yang detil, unik dan menarik. Salah satunya nglithih.
Ada Sisa Asa di Hari Orang Hilang Internasional
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mencatat 44.000 orang hilang. Hampir setengah dari mereka masih berusia kanak-kanak saat menghilang.
Kembalinya Sarang Penyu di Pesisir Pantai Koh Samui
Ratusan bayi penyu muncul di kawasan pesisir Pulau Koh Samui, Thailand, sejak pandemi Covid-a9 melanda. Warga setempat juga menemukan sarang.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.