Yori Antar, Arsitek yang Mendesain Sejumlah Dermaga di Danau Toba

Sejumlah proyek nasional di Kawasan Danau Toba seperti dermaga pembangunannya melibatkan arsitek Tanah Air, Yori Antar.
Arsitek Yori Antar. (Foto: Tagar/Instagram)

Medan - Sejumlah proyek nasional di Kawasan Danau Toba tengah digenjot terus pembangunannya. Seperti dermaga di Porsea, Balige, Ajibata, dan Ambarita. Seorang arsitek Tanah Air, Yori Antar dipercaya untuk menangani desain ornamen dermaga tersebut.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut nama Yori Antar saat menjelaskan tentang 15 proyek nasional di Kawasan Danau Toba yang dia kunjungi selama tiga hari sejak 11-13 Februari 2021 lalu.

"Saya pergi ke dermaga Porsea, diperbaiki dan dibikin betul-betul jadi sangat bagus. Didesain oleh arsitektur terkenal kita Yori Antar dan ini juga kerja sama dengan PUPR," kata Luhut dalam pernyataan lewat YouTube, Minggu, 14 Februari 2021.

Dengan arsitek yang juga saya katakan tadi dengan nuansa-nuansa yang baik

Selain itu, dermaga Balige juga sudah dibangun. Posisinya sama dengan seperti dermaga Porsea. Hal sama juga terhadap Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, dan Pelabuhan Ambarita di Kabupaten Samosir, desainnya juga ditangani arsitek Yori Antar.

"Pelabuhan Ajibata, dan juga Pelabuhan Ambarita, sekarang semua dibangun. Sudah hampir selesai. Akhir tahun ini, atau bulan delapan, paling lambat bulan sembilan semua sudah selesai dan sudah bisa dipakai dengan baik. Dengan arsitek yang juga saya katakan tadi dengan nuansa-nuansa yang baik," terang Luhut.

Siapakah Yori Antar? Nama lengkapnya adalah Gregorius Antar Awal. Lahir 14 Mei 1962. Dia memiliki julukan pendekar arsitektur nusantara karena fokusnya dalam melestarikan warisan arsitektur lokal.

Dermaga MuaraDermaga Muara di Tapanuli Utara. Pembangunannya juga melibatkan arsitek Yori Antar. (Foto: Tagar/Edward Tigor Siahaan)

Pria lulusan Arsitektur Universitas Indonesia pada tahun 1989 membentuk kelompok Arsitek Muda Indonesia (AMI) bersama kawan-kawannya. 

AMI dikenal sebagai kelompok yang memberi warna baru langgam arsitektur di Indonesia khususnya di Jakarta.

Kekhawatiran akan punahnya seni arsitekur lokal yang digeser oleh megahnya bangunan modern, membuat Yori Antar gigih menggali ilmu arsitektur lokal, mendokumentasikan, juga membangun kembali arsitektur nusantara berupa rumah-rumah adat yang terancam punah, termasuk rumah adat Batak.

Baca juga: 

Sejak 2008, Yori Antar membuat sebuah gerakan yang diberi nama Rumah Asuh. Dilihat pada laman goodnewsfromindonesia.id, gerakan tersebut mengajak para mahasiswa terpilih untuk belajar dengan para pemangku dan masyarakat desa selama satu setengah bulan dalam membangun rumah-rumah tradisional di pedesaan di Tanah Air, seperti di Wae Rebo, Flores.

Ada juga beberapa rumah adat di Nias, pembangunan kembali rumah-rumah di desa adat Ratenggaro, Wainyapu, dan rumah budaya di Waetabula, Sumba Barat Daya dan balai pertemuan untuk Musyawarah Adat Lobo Ngata Toro di Sulawesi Tengah.

Yori Antar juga sempat membawa AMI berpameran di Den Haag, Belanda saat krisis moneter pada 1998, dimana banyak biro-biro arsitek yang kesulitan dan tidak sedikit yang gulung tikar.

Pameran arsitektur ini merupakan pameran yang penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Arsitektur Indonesia tetap eksis dan pameran arsitektur ini menjadi sebuah peristiwa bersejarah.

Salah satu tripnya yang penting adalah waktu Yori Antar dkk mengunjungi Tibet dan kemudian membuat buku berjudul "Tibet di Otak" yang mendapat kata sambutan istimewa dari Dalai Lama.[]

Berita terkait
Pulau Sibandang di Kawasan Danau Toba, Ada Mangga dan Hoda-hoda
Salah satu destinasi wisata di Kawasan Danau Toba adalah Pulau Sibandang. Pulau ini berada di Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Sumut.
Sebulan di Lapas, Aktivis Danau Toba Sebut Dirinya Tugas Belajar
Aktivis lingkungan Danau Toba, Sebastian Hutabarat bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Pangururan, Kabupaten Samosir.
Harimau Sumatera "Danau Putra" Dikembalikan ke Habitatnya
Tim gabungan melepasliarkan Harimau Sumatera bernama “Danau Putra” ke habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Aceh Tenggara.