Xi Jinping, Strategi Membebaskan China dari Corona

Xi Jinping mengklaim telah berhasil melawan virus corona yang pertama kali muncul di negerinya. Ini profil lengkap Presiden China tersebut.
Pemimpin China, Xi Jinping. (Foto: Instagram/@realxijinping)

Jakarta - Presiden Xi Jinping mengklaim Pemerintah China telah berhasil melawan virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kini negeri tirai bambu ini siap membantu negara lain memerangi corona. 

Hal ini disiarkan media pemerintah, Xinhua, Jumat, 20 Maret 2020. Dalam pembicaraan via telepon, Xi mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin akan bekerja dengan semua negara untuk mengintensifkan perang global melawan pandemi corona.

"China memiliki kepercayaan diri, kapasitas, dan kepastian untuk mencapai kemenangan akhir atas epidemi," kata media Xinhua mengutip ucapan Xi kepada Putin, dilansir AFP, Jumat, 20 Maret 2020.

Profil Xi Jinping

Xi Jinping lahir pada tanggal 15 Juni 1953 di Beijing, keluarganya berasal dari County Fuping, Shaanxi. Ia adalah putra kedua dari pasangan Qi Xin dan Xi Zhongxun. Ayahnya adalah salah seorang pendiri gerakan gerilya komunis di Shaanxi dan mantan Wakil Perdana Menteri. 

Ayahnya sempat menjabat sebagai kepala departemen propaganda Partai Komunis, kemudian menjadi Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional. Kendati demikian, Xi pernah hidup di sebuah gua ketika belia di pedalaman China dan menghabiskan waktu sebagai petani.

Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Watak China di Era Baru dimasukkan dalam konstitusi Partai Komunis pada kongres partai di Beijing, Selasa, 24 Oktober 2017 oleh peserta dengan suara bulat. Hal ini membuat Xi Jinping menjadi pemimpin China paling kuat setelah Mao Zedong.

Hanya ada tiga pemimpin partai yang memiliki pengaruh sangat kuat, yaitu Mao Zedong dan Deng Xiaoping, tapi pemikiran Deng dimasukkan setelah ia meninggal dunia. Hanya tiga nama itu yang pemikirannya dimasukkan ke dalam ideologi partai.

Ayah Xi Jinping merupakan salah satu pahlawan revolusi komunis, yang masuk dalam daftar pembersihan Mao karena dikhawatirkan mengancam keberlangsungan kekuasaannya pada 1960-an. 

China memiliki kepercayaan diri, kapasitas, dan kepastian untuk mencapai kemenangan akhir atas epidemi.

Pemimpin China, Xi JinpingPemimpin China, Xi Jinping. (Foto: Instagram/@realxijinping)

Pada 1968 Mao mengeluarkan dekrit yang memerintahkan jutaan anak-anak muda untuk meninggalkan kota dan tinggal di pedesaan untuk merasakan susahnya menjadi petani. Xi kemudian pindah ke County Yanchuan, Shaanxi, pada tahun 1969 dan bekerja di organisasi Gerakan Penduduk Desa Mao Zedong. Ia kemudian diangkat menjadi sekretaris tim produksi di kantor cabang Partai.

Di tengah kekurangan daerah pedesaan, Xi harus berjuang tanpa listrik, kendaraan bermotor atau peralatan mekanik untuk belajar mengangkut pupuk, membangun waduk, dan memperbaiki jalan.

Selama tinggal di desa, Xi membuat sebuag gua bersama tiga teman dengan menyemen pegunungan menjadi dindingnya sebagai rumah karena mahalnya membuat hunian saat itu. Selama hidup di gua, Xi hanya makan bubur, lalapan, dan roti kukus.

Meski penuh dengan kesusahan, Xi menghabiskan waktu malamnya dengan membaca tulisan-tulisan Mao di bawah lampu minyak. Di sisi lain, Xi ternyata merupakan seorang perokok berat. 

Terjun ke Dunia Politik

Xi memutuskan untuk terjun ke politik pada usia 18 tahun dengan bergabung menjadi anggota Liga Pemuda Komunis. Xi mendapat banyak penolakan karena ayahnya yang pernah dipenjara, namun Xi akhirnya resmi menjadi anggota penuh Partai Komunis saat berumur 21 tahun.

Orang yang mengenal XI menggambarkannya sebagai seseorang yang sangat pragmatis dan ambisius. Kondisi  yang berbeda dengan pemuda kebanyakan saat itu yang masih punya waktu untuk bersenang-senang. Ketika menginjak usia 25 tahun, ayahnya direhabilitasi dan mendapat penugasan di Guangdong, provinsi tetangga Hong Kong.

Karier politik Xi semakin melejit berkat bantuan koneksi yang dimiliki sang ayah. Pada tahun 1970-an ia memulai memetakan kariernya dengan bergabung dengan militer serta mengisi sejumlah posisi di struktural partai di tingkat provinsi.

Menurut pengakuan wartawan yang pernah meliput kegiatan Xi ketika masih menjabat partai di provinsi menyebut ia sebagai orang yang membosankan dan mudah terlupakan.

Namun, memang secara politik, ia mencontoh sang ayah yang tidak ingin menciptakan musuh. Benar saja, ketika menginjak usia sekitar 50 tahunan sosoknya muncul sebagai figur yang dianggap berkompeten dan cenderung bersih.

Pemimpin China, Xi JinpingPemimpin China, Xi Jinping. (Foto: Instagram/@realxijinping)

Menjadi Pemimpin China

Ketika didaulat sebagai ketua Partai Komunis yang sekaligus pemimpin China, Xi fokus pada konsolidasi kekuasaan. Tujuannya untuk memperkuat posisi kekuasaannya, tak heran jika ada orang yang dianggap mengancam atau merusak persatuan partai akan disingkirkan.

Selanjutnya, Xi mendeklarasikan pemerintahannya untuk perang melawan korupsi serta mengeluarkan aturan untuk menghapus setiap indikasi pemborosan uang negara. Hal ini terbukti dengan apa yang dilakukannya setiap bepergian bersama pejabat lain selalu menggunakan mobil biasa. Selain itu, ia melarang pesta besar-besaran yang sering digelar pejabat.

Sejumlah pejabat yang dinyatakan korupsi diadili, dipecat dan dipenjara. Tetapi muncul sebuah isu bahwa para pejabat kelas wahid yang diduga korupsi tidak diungkap secara terbuka kasusnya. 

Tekadnya tersebut bertujuan untuk menghabisi koruptor di negerinya. Hingga para pejabat, menurutnya akan menyerah dan dalam kalimatnya, ”Tidak berani, tidak dapat dan tidak ingin menjadi korup." []

Baca juga:

Berita terkait
Presiden China Xi Jinping Kunjungi Wuhan
Presiden China Xi Jinping mengunjungi Kota Wuhan pada Selasa, 10 Maret 2020. Kunjungan perdana Xi ini seiring penurunan kasus virus corona.
Presiden China Xi Jinping ke Makau, Ada Apa?
Presiden China Xi Jiping datang untuk memperingati 20 tahun penyerahan kekuasaan Makau dari Portugis.
Donald Trump Tolak Prinsip Multilateralisme, Xi Jinping Malah Mendukung
Asia-Pasifik "mempertahankan prinsip multilateralisme", kata Presiden China Xi Jinping dan menentang Presiden AS, Trump, yang tidak ikut perjanjian dagang.