Donald Trump Tolak Prinsip Multilateralisme, Xi Jinping Malah Mendukung

Asia-Pasifik "mempertahankan prinsip multilateralisme", kata Presiden China Xi Jinping dan menentang Presiden AS, Trump, yang tidak ikut perjanjian dagang.
Negara di kawasan Asia-Pasifik harus "mempertahankan prinsip multilateralisme", kata Presiden China Xi Jinping pada Jumat, menentang pesan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyatakan tidak akan ikut dalam perjanjian dagang yang mengancam kedaulatan nasional.(Etemaad Urdu Daily)

Danang, (Tagar 10/11/2017) - Negara di kawasan Asia-Pasifik harus "mempertahankan prinsip multilateralisme", kata Presiden China Xi Jinping pada Jumat, menentang pesan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyatakan tidak akan ikut dalam perjanjian dagang yang mengancam kedaulatan nasional.

Globalisasi adalah kemajuan yang tidak bisa dibalik meski harus diperbaiki untuk membuatnya lebih inklusif, kata Xi di depan pemimpin anggota Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di kota Danang, Vietnam.

Tanggapan tersebut disampaikan beberapa saat setelah Trump berpidato dalam forum sama dengan pesan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan kecurangan perdagangan dilakukan negara lain.

"Apakah kita akan meneruskan globalisasi ekonomi ini ataukah kita berhenti menyerah pada tantangan yang ada? Apakah kita akan memajukan kerjasama kawasan atau berpisah mencari jalan sendiri?" tanya Xi.

"Keterbukaan adalah jalan menuju kemajuan, sementara pengucilan diri hanya membawa pada ketertinggalan," kata Xi.

Sepanjang tahun ini, Xi mencoba menempatkan China sebagai pembela globalisasi saat berpidato di depan fora dunia. Sikap tersebut sangat kontras dengan Trump yang mengagendakan "Utamakan Amerika" dan menarik diri dari rencana perjanjian dagang Trans-Pacific Partnership (TPP).

Presiden Amerika Serikat sebelum Trump menilai TPP adalah cara bagi Washington untuk memperbesar pengaruh di Asia Pasifik sambil mengalahkan China.

Setelah dari China, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat siap untuk menyepakati perjanjian dagang bilateral dengan negara manapun di kawasan Asia Pasifik, namun dengan dasar "keuntungan bersama".

Trump juga mengecam Badan Perdagangan Dunia (WTO). Beberapa pengulas bahkan memperkirakan kebijakan keras Gedung Putih untuk membalik neraca dagang tidak seimbang dengan China.

Di sisi lain, upaya Xi untuk membuat negaranya sebagai pemimpin baru globalisasi dunia juga tidak kebal kritik. Sejumlah pengamat mengatakan bahwa Beijing menetapkan aturan penghambat bagi perusahaan-perusahaan asing dan terlalu banyak campur tangan dalam perekonomian.

Di Danang, Xi mengatakan bahwa pihaknya akan "mempermudah akses pasar secara signifikan" bagi perusahaan asing, sementara perusahaan lokal tidak akan mendapat keistimewaan. Tidak lama setelah Trump meninggalkan Beijing, China menjanjikan kenaikan batas kepemilikan asing dalam sektor pembiayaan.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.