Wiranto Sebut Masih Ada Provokator Kerusuhan di Papua

Menkopolhukam Wiranto mengakui masih ada provokasi untuk melakukan aksi anarkis di Papua dan Papua Barat.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. (Foto: Antara/Syaiful Hakim)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto mengakui provokator kerusuhan di Papua dan Papua Barat masih mengintai masyarakat. Tentunya dengan cara mengajak masyarakat untuk aksi anarkis di daerah tersebut. 

"Masih ada ajakan-ajakan, hasutan-hasutan kepada masyarakat untuk melanjutkan aksi anarkis," kata Wiranto di Jakarta, Kamis, 5 September 2019, seperti diberitakan Antara.

Masyarakat agar tidak terprovokasi oleh oknum yang terus ingin melaksanakan aksi anarkis.

Wiranto menjelaskan pihaknya telah melakukan pertemuan antara forum komunikasi pimpinan daerah, pimpinan TNI, Kepolisian Indonesia, dan elemen masyarakat di Biak Numfor, Papua pada 4 September 2019. 

Dia mengajak masyarakat agar tidak terprovokasi oleh oknum yang terus ingin melaksanakan aksi anarkis.

"Jadi, kalau saudara-saudara mendengar ada rencana-rencana aksi anarkis tanggal sekian, jilid sekian, itu ajakan," ujarnya.

Kata dia, aparat keamanan, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat berusaha menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan ajakan-ajakan itu.

Wiranto menyampaikan kondisi di Papua dan Papua Barat secara umum terus kondusif dengan kembali beraktivitasnya kegiatan di masyarakat.

"Kemarin, sudah saya sampaikan toko-toko, bahkan pasar tradisional sudah mulai buka, kantor-kantor buka, SPBU sudah jalan, Telkom, PLN, dan air sebagian masih pakai pengiriman tangki air," tuturnya.

Sementara sekolah yang hingga kemarin belum aktif, kata Wiranto, saat ini sekolah itu sudah kembali dibuka. Sehingga anak-anak sudah bisa kembali belajar.

Akses internet di Papua dan Papua Barat juga sudah pulih seperti semula pada Kamis, 5 September 2019 ini, setelah pembatasan internet setelah kerusuhan dicabut oleh pemerintah.[]  

Baca juga:

Berita terkait
Alasan Pria di Makassar Menghina Papua Lewat Twitter
Pria Makassar yang jadi tersangka kasus ujaran kebencian atau hate speech terhadap Papua di Twitter, ungkap alasan mengunggah konten penghinaan.
Hina Papua di Twitter Pria di Makassar Ditangkap Polisi
Tim Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel menangkap Agus karena telah memposting konten Sara di Twitter
Veronica Koman Bukan Akar Masalah Rasisme di Papua
Amnesty International Indonesia menyatakan masalah rasisme di Papua bukan karena Veronica Koman melainkan beberapa anggota TNI dan polisi.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina