WHO Kini Sebut Booster Covid-19 Justru Diperlukan

Pernyataan itu bertolak belakang dengan desakan badan PBB sebelumnya bahwa booster tidak diperlukan dan berkontribusi pada ketidakadilan vaksin
Ilustrasi: Vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Pfizer di rumah sakit anak Lurie, Chicago, 5 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Nam Y. Huh, File)

Jakarta – Sebuah kelompok ahli yang diadakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) pada hari Selasa, 8 Maret 2022, mengatakan pihaknya "sangat mendukung akses yang mendesak dan luas" terhadap booster vaksin Covid-19. Pernyataan itu bertolak belakang dengan desakan badan PBB sebelumnya bahwa booster tidak diperlukan dan berkontribusi pada ketidakadilan vaksin.

Dalam sebuah pernyataan, WHO menyatakan kelompok ahlinya menyimpulkan imunisasi dengan vaksin Covid-19 resmi memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit yang parah dan kematian di tengah infeksi global varian omicron yang sangat menular.

Vaksinasi, termasuk penggunaan booster, dinilai sangat penting bagi orang-orang yang berisiko terkena penyakit parah.

dirjen whoDirektur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara dalam sebuah kesempatan di Jenewa, Swiss, 29 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/WHO/Christopher Black)

Tahun lalu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan moratorium booster vaksin ketika puluhan negara memulai pemberian dosis penguat, dengan mengatakan negara-negara kaya harus segera menyumbangkan vaksin itu ke negara-negara miskin. Para ilmuwan WHO mengatakan pada waktu itu berencana terus mengevaluasi data yang masuk.

Sejumlah penelitian ilmiah membuktikan booster vaksin yang disetujui membantu pemulihan kekebalan tubuh yang berkurang dan perlindungan terhadap Covid-19 yang serius. Program booster di negara-negara kaya termasuk Inggris, Kanada, dan AS mendapat pujian karena mencegah lonjakan infeksi omicron sehingga mengurangi rawat inap dan kematian.

WHO mengatakan terus memantau penyebaran global omicron, termasuk versi "siluman" yang dikenal sebagai BA.2, dan telah didokumentasikan menginfeksi kembali beberapa orang yang pernah terinfeksi varian omicron.

WHO mencatat bahwa semua vaksin Covid-19 resmi saat ini didasarkan pada varian yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China lebih dari tiga tahun 2021 lalu (mg/lt)/voaindonesia.com. []

Vaksin Booster untuk Negara Kaya Bikin Kesenjangan Vaksinasi Global

Booster Covid-19 Perlebar Kesenjangan Vaksininasi Covid-19 Dunia

Pakar Sebut Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Tidak Perlu

Negara-negara Kaya Didesak Tunda Suntikan Booster Hingga 2022

Berita terkait
Masyarakat Diimbau Agar Segera Lakukan Vaksinasi Booster
Saat ini vaksinasi booster dapat dilakukan dengan interval tiga bulan setelah suntikan dosis primer
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.