Jakarta - Sunset Industri merupakan istilah yang seringkali digunakan bagi perusahaan atau industri yang sedang mengalami kesulitan untuk berkembang, dalam kata lain pertumbuhannya berada di bawah rata-rata.
Pembahasan terkait industri farmasi ini dibicarakan dalam Webinar bertajuk ‘Switching Sunset Industry to Sustainable Biological Vaccine Industry’ yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) pada Sabtu, 18 September 2021.
Ketua Umum IA-ITB Gembong Primadjaja mengatakan kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia mencapai 402 juta dosis lebih. Saat ini yang terpenuhi baru sekitar 30-40 %.
Vaksinasi ganesha yang kita laksanakan dalam jumlah massal akan dilaksanakan di 15 kota di Indonesia dan menjadi salah satu program ikatan alumni ITB.
Maka kebutuhan produksi vaksinasi menjadi sangat penting untuk mempercepat tercapainya herd immunity yang dimana setidaknya 70 % populasi telah mendapatkan vaksin.
- Baca Juga: Pemerintah Gandeng IA ITB Tingkatkan Perekonomian Nasional
- Baca Juga: Peresmian Kegiatan Sentra Vaksinasi IA-ITB dan ILUNI UI
“Vaksinasi ganesha yang kita laksanakan dalam jumlah massal, akan dilaksanakan di 15 kota di Indonesia, dan menjadi salah satu program ikatan alumni ITB. Kemudian kita juga membentuk Satgas Covid-19 untuk mendampingi rekan-rekan yang terkena Covid-19,” ujar Gembong Primadjaja.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan selaku salah satu narasumber dalam webinar ini turut menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun ini memberikan banyak sekali pelajaran.
Melihat bagaimana kurangnya kesiapan Indonesia diawal, termasuk jumlah laboratoriun yang cenderung sedikit, jumlah tenaga kesehatan yang terbatas, serta ketergantungan obat yang menyulitkan penanganan pandemi itu sendiri.
Berkat kerjasama yang baik dari seluruh aspek, baik pemerintah, ahli, penegak hukum dan masyarakt, kasus Covid-19 dapat turun signifikan. Yakni lebih dari 90 % dari puncak pada pertengahan Juli 2021. Namun, keberhasilan ini harus dimaknai dengan sungguh-sungguh. Sehingga dalam jangka panjang, perlu dilakukan reformasi sistem kesehatan demi masa depan Indonesia.
Ke depannya, selain untuk vaksinasi covid-19, pengembangan vaksin untuk penyakit lainnya juga akan menjadi krusial. Mengingat Indonesia sedang dalam trend double burden of disease, dimana masyarakat terkena ancaman penyakit menular dan tidak menular sekaligus akibat penerapan pola hidup.
“Di antaranya vaksin yang direncakanan akan dibuat oleh Indonesia adalah TBC, typhus, dan HPV untuk mencegah kanker serviks,” ujar Luhut.
- Baca Juga: Gembong Primadjaya Siap Menjadi Ketua IA ITB 2021-2025
- Baca Juga: Kolaborasi Program Vaksinasi IA-ITB dan ILUNI UI
Luhut kembali menambahkan, melihat pentingnya produksi vaksin untuk masa depan Indonesia, pemerintah menawarkan berbagai insentif baik fiskal maupun nonfiskal kepada para investor.
Insentif yang ditawarkan meliputi tax holiday, kemudahan berizin, super tax deduction, serta mengutamakan TKDN untuk pengadaan pemerintah. Selain itu pemerintah akan menyiapkan kawasan industri Batang sebagai kawasan inudstri farmasi. Sehingga perusahaan dapat melakukan kegiatan produksi dengan biaya lebih rendah.
“Saya juga ingin mendorong rekan-rekan sekalian untuk tidak segan-segan menghubungi saya yang mengalami kesulitan berinvestasi dalam bidang vaksin,” ucap Luhut. []
(Risma Perdana Izzati)