Waspadai Penderita Hipoglikemia Saat Berpuasa

Bagi penderita hipoglikemia harus berhati-hati kalau ingin berpuasa. Karena puasa itu menahan dan minum selama lebih dari 12 jam.
Ilustrasi. (Foto: pixabay)

Jakarta - Bagi penderita hipoglikemia harus berhati-hati kalau ingin berpuasa. Karena puasa itu menahan dan minum selama lebih dari 12 jam dari waktu imsak hingga berbuka saat azan Magrib. 

Saat tubuh tidak mendapatkan makanan dalam waktu yang lama hati-hati dengan kondisi hipoglikemia.

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah tubuh (glukosa) terlalu rendah, yaitu di bawah 70mg/dL. Orang dengan penyakit diabetes lebih rentan mengalami kondisi ini karena mereka sering menggunakan insulin buatan atau obat-obatan tertentu untuk menurunkan kadar gula di darah.

Meski seringkali dikaitkan dengan penderita diabetes, gula darah rendah juga bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. Terdapat dua jenis gula darah rendah non-diabetes, yaitu:

  • Hipoglikemia reaktif, yaitu gula darah rendah yang terjadi dalam beberapa jam setelah makan.
  • Hipoglikemia puasayaitu gula darah rendah yang tidak terkait dengan makan. Umumnya berkaitan dengan suatu penyakit, seperti penggunaan obat (salisilat, antibiotik golongan sulfa atau quinine), alkohol, penyakit hati, ginjal, dan jantung yang berat, insulinoma, dan hormon glukagon yang rendah.

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi secara tiba-tiba. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan masalah serius. Sebaliknya, penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah rendah kembali ke kisaran normal.

Ahli endokrinologi, dr Ketut Suastika menjelaskan, hipoglikemia merupakan kondisi kadar gula darah rendah di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini lebih sering terjadi saat bulan puasa.

"Dalam studi pada 13 negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, kejadian hipoglikemia lebih besar terjadi saat puasa dibandingkan tidak puasa," ujar Ketut dalam diskusi dengan MSD Indonesia, beberapa waktu lalu, dikutip Tagar, Rabu, 8 Mei 2019.

Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes. "Jarang ada hipoglikemia pada orang tanpa diabetes," tutur Ketut.

Ketut menuturkan, kondisi hipoglikemia pada diabetes dalam keadaan darurat merupakan kegawatan. Dalam jangka pendek, kata Ketut, hipoglikemia dapat membuat orang tidak sadarkan diri. Sementara dalam jangka panjang, apabila terus-terusan terjadi, kondisi ini dapat memicu penyakit jantung.

Ketut mengatakan, hipoglikemia ditandai dengan penurunan energi yang membuat jantung berdebar, tremor, gelisah, berkeringat, dan kesemutan. 

Dia melanjutkan, pada gejala yang berat, kondisi ini membuat otak kekurangan makanan sehingga dapat tiba-tiba menjadi lesu, lemas, kejang-kejang, koma, bahkan kematian jika gula darah sudah terlalu rendah.

"Makin rendah gula darah, makin tinggi tingkat kematian," ucap mantan rektor Universitas Udayana ini.

Sebagai penanganan pertama, orang dengan hipoglikemia mesti langsung diberikan karbohidrat bentuk apa saja untuk meningkatkan kadar gula darah.

Ketut juga menyarankan agar orang dengan diabetes berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan berpuasa. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.