Jakarta - Rumah sakit rujukan Covid-19 di daerah Banten hampir penuh. Dewi Nur Aisyah selaku Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 menyebutkan bahwa, keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 mencapai 87,42%. Angka tersebut menjadikan daerah Banten mendapatkan tingkat tertinggi secara nasional.
“Perlu diingat, Banten ini peringkat pertama terhitung mulai kemarin dengan keterisiannya 87,42%. Jadi kita tetap harus hati-hati,” ujar Dewi dalam diskusi secara virtual dari Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta Rabu, 20 Januari 2021.
Ia juga menyebutkan di Banten mengalami kenaikan penigkatan secara drastis sejak bulan Desember 2020, dan tingkat kenaikannya dalam presentase sebesar 80% lebih. Di bulan Desember tepatnya akhir tahun.
Kita lihat dari DKI Jakarta, ini kalau kita lihat secara time series, sebenarnya di DKI Jakarta itu BOR-nya sudah tempat turun loh, sampai di angka di bawah 50-60% di bulan Oktober,
“Nah kalau di Banten ini memang agak fluktuatif. Sempat memang tinggi di Oktober, kemudian Desember agak turun, kemudian mulai naik lagi di akhir Desember,” tambahnya.
Pada tanggal 19 Januari 2021, diketahui tingkat keterisian RS rujukan di daerah banten telah melampaui DKI Jakarta. RS rujukan di Jakarta diketahui telah mengalami penuruan, dan angka keterisiannya sebesar 86,7%
“Kita lihat dari DKI Jakarta, ini kalau kita lihat secara time series, sebenarnya di DKI Jakarta itu BOR-nya sudah tempat turun loh, sampai di angka di bawah 50-60% di bulan Oktober,” ujar Dewi.
Untuk penurunan di DKI Jakarta, telah terjadi pada Oktober akhir dan awal November. Setelahnya DKI Jakarta mengalami kenaikan kembali. Bahkan DKI Jakarta pernah mencampai keterpakaian tempat tidur hanya 53,7%, di kisaran bulan Oktober – November tersebut.
“DKI Jakarta, dia sempat turun ini sekitaran di akhir Oktober, awal November kemudian bergerak naik kembali. Dan kalau kita lihat angka-angka yang interval per minggu rata-rata dalam satu minggu angka keterpakaian tempat tidurnya berapa? Dan ternyata memang sempat rata-rata di DKI Jakarta bahkan di angka 53,7% di pekan-pekan akhir Oktober. Kemudian naik dari 50%, ke 70%, kemudian ke 80%, terakhir di angka 86,7%,” jelasnya. [] (Farras Prima Nugraha)
Baca juga: