Wasiat Terakhir Benny Moerdani Kepada Seorang Sahabat

Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani ialah seorang petinggi militer yang sangat berbakat di bidang intelijen di era Orde Baru.
Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani. (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Mendiang Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani ialah seorang petinggi militer yang sangat berbakat di bidang intelijen di era Orde Baru. Benny merupakan tokoh penting dalam perkembangan TNI dan merupakan perwira kesayangan Soeharto saat itu.

Leonardus Benyamin Moerdani lahir dari keluarga yang memiliki keyakinan berbeda. Ayahnya beragama Islam, sementara ibunya beragama Katolik. Namun, Benny beserta para adiknya memilih mengikuti kepercayaan sang ibu.

Pokoknya kamu sampaikan saja pesanku.

Penulis biografi Benny Moerdani, Julius Pour menjelaskan sang jenderal merupakan orang yang taat dalam beragama. Ia juga selalu membawa bibel pemberian ibunya ketika bertempur. Bahkan, jenderal bintang empat ini pernah disebut-sebut memusuhi umat Islam.

Menurut penuturan sahabat Benny bernama Adnan Ganto, pria asal Aceh yang juga merupakan seorang bankir kelas dunia, suatu hari Benny Moerdani justru berbalik arah.

Adnan mengaku pernah diajak ke makam orang tua Benny di Solo pada tahun 1980-an. Saat itu ia masih tinggal di Singapura. Benny berpesan, agar dikuburkan secara Islam.

"Nan, saya kasih tahu kamu ya, siapa tahu kamu lihat saya pada saat saya meninggal. Tolong kamu atur supaya saya dimandikan secara Islam. Dikafani," ucap Adnan menirukan pesan Benny kepadanya.

"Bapak kan Jenderal Bintang Empat. Saya tinggal di Singapura," jawab Adnan.

"Pokoknya kamu sampaikan saja pesanku," ucap Benny menegaskan.

Begitulah percakapan Adnan dan Benny yang ditulis dalam buku Keputusan Sulit Adnan Ganto, Kisah Seorang Anak Buloh Blang Ara Tiga Dekade Menjadi Bankir di Bank Kelas Dunia.

Sebulan kemudian, Adnan berkunjung ke rumah Benny dan meminta izin menyampaikan wasiat Benny kepada istrinya yang bernama Hartini, alasannya harus ada saksi lain yang mengetahui tentang permintaan Benny tersebut.

Saat itu istri Benny hanya mengatakan keputusannya terserah apa kata suaminya. Waktu itu perwira TNI itu juga menambahkan wasiatnya.

"Kalau saya dikafani secara Islam, kamu baca Yasin. Kalau Tina (istri Adnan) ada, dia baca syahadat 25 kali," kata Benny.

Pada 26 Agustus 2004, Adnan mendapat kabar bahwa Benny tengah kritis di RSPAD. Adnan tiba di rumah sakit pada tanggal 28 Agustus pukul 20.00 WIB. []

Berita terkait