Warga Yogyakarta Swadaya Lockdown Desa Cegah Corona

Warga berinisiatif menutup kampung agar pendatang tidak masuk. Langkah ini upaya pencegahan Covid-19 di Yogyakarta.
Dukuh Wonogiri, Sardonoharjo, pakem ditutup warga agar pendatang tidak melintas masuk. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Warga di Yogyakarta ramai-ramai menutup kampungnya masing-masing. Pintu masuk kampung ditutup dengan alat sekadarnya agar pendatang tidak masuk. Mereka juga ramai-ramai memosting lockdown kampungnya ini ke media sosial

Banyak postingan berupa foto lockdown dengan tulisan yang beragam bertebaran di jagat maya. Tulisan yang diposting terkesan unik-unik, namun ada juga yang serius.

Salah satunya di Padudukuhan Besi, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pintu masuk gapura di padukuhan ditutup dengan memasang spanduk besar untuk menutup akses jalan. Selain itu gapura juga dipasangi bambu agar kendaraan tak melintas masuk.

Upaya tersebut untuk memutus penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Antisipasi terus dilakukan oleh warga setempat salah satunya penyemprotan cairan di rumah hingga fasilitas umum dengan desinfektan.

Dukuh Besi, Yuliana Irawati mengatakan penutupan akses jalan dilakukan bukan semata-mata ingin menghalangi orang-orang yang akan melintas. Penutupan tersebut sebagai upaya meningkatkan kehati-hatian warga dan pengendara yang masuk ke wilayah tersebut.

Dari empat pintu akses masuk di daerah tersebut, hanya satu pintu dibuka untuk mendata keluar masuknya warga. Hal itu mendasari warga yang datang dari Jakarta masuk ke kampungnya tidak kecolongan.

Meskipun demikian pembatasan akses di wilayah bukan sepenuhnya orang dilarang masuk. Akan ada warga yang berjaga untuk mengingatkan para pendatang untuk segara memeriksakan diri ke Puskesmas sesuai anjuran pemerintah.

"Ada laporan memang sejumlah warga dari Jakarta datang ke sini (Padukuhan Besi). Seperti yang kita ketahui orang dari luar daerah kan berpotensi membawa virus itu," kata Irawati ditemui di Padukuhan setempat pada Sabtu 28 Maret 2020.

Pihaknya menjelaskan bahwa dari data yang dia miliki, terdapat lebih kurang tiga warganya yang mengadu nasib di Ibukota Jakarta. "Jadi pembatasan itu bukan sepenuhnya orang-orang dilarang masuk. Namun hanya saja dijaga agar tidak kecolongan," kata dia.

Jika pun warga mengalami gejala yang berkaitan dengan penyakit Covid-19, bisa segera ditindaklanjuti karena sudah didata, sehingga bisa diantisipasi lebih dini.

Dukuh Sawungan, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sutriwanto juga melakukan hal serupa dengan alasan yang sama. Akses pintu masuk di Padukuhan dijaga oleh sejumlah warga. Warga yang berjaga nantinya akan menyemprot orang-orang yang datang dengan cairan disinfektan.

Jadi pembatasan itu bukan sepenuhnya orang-orang dilarang masuk.

"Akses masuk hanya satu jalan, kami tidak berlakukan penutupan total atau lockdown. Orang-orang luar yang datang akan kami semprotkan sebagai upaya untuk membuat steril warga luar itu. Tapi jika warga setempat tidak perlu dilakukan secara ketat," ucap Sutriwanto.

Sutriwanto membeberkan jika di wilayahnya terdapat lebih kurang 200 perantauan Jakarta. Sehingga antisipasi dilakukan termasuk meminta warga untuk melaporkan kesehatannya ke RT setempat.

Sementara itu, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyikapi banyaknya pemudik yang pulang ke kampung halaman. Oleh karena itu untuk memutus penyebaran virus corona atau Covid-19 meminta masyarakat agar mengisolasi diri di tempat barunya.

"Mengimbau kepada para warga yang mudik untuk melakukan isolasi diri di rumahnya selama 14 hari dalam arti tidak keluar rumah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 26 Maret 2020. 

Berikut Foto-foto lockdown sejumlah kampung dan desa di Yogyakarta yang diposting warganet di media sosial:

Tajem SlemanWarga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

lockdown kampungWarga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

lockdown kampungWarga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

lockdown kampung di slemanWarga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)

lockdown kampung di sleman1Warga menutup akses masuk kampung (Foto: istimewa)


Baca Juga:


Berita terkait
Kronologi Pria Meninggal Diduga Corona di Yogyakarta
Pria di Kota Yogyakarta meninggal. Sebelumnya mengalami gejala mirip Corona. Pemkot belum bisa memastikan penyebab kematiannya.
Update Corona di Yogyakarta: 19 Positif, 3 Meninggal
Update Corona di Yogyakarta pada Jumat 27 Maret 2020 pukul 16.00 WIB yang positif 19 orang dan meninggal tiga orang.
Imbauan untuk Ojol Saat Wabah Corona di Yogyakarta
Satpol PP Kota Yogyakarta dalam seminggu terakhir gencar membubarkan kerumunan massa, termasuk ojol yang berkerumun.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.