Kronologi Pria Meninggal Diduga Corona di Yogyakarta

Pria di Kota Yogyakarta meninggal. Sebelumnya mengalami gejala mirip Corona. Pemkot belum bisa memastikan penyebab kematiannya.
Penanganan jenazag di Kota Yogyakarta yang memakai APD Corona membuat geger warga sekitar karena yang bersangkutan mengalami gejala Corona. (Foto: Screenshot grup facebook/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Seorang pria berinisial W, 68 tahun, warga Ngadiwinatan, Ngampilan, Kota Yogyakarta ditemukan tidak bernyawa di rumahnya pada Jumat 27 Maret 2020. Sebelum meninggal korban mengalami gejala mirip virus Corona atau Covid-19.

Peristiwa tersebut membuat geger warga setempat. Terlebih, para petugas yang melakukan evakuasi berseragam lengkap memakai alat pelindung diri (APD) penanganan Corona. Kejadian ini juga sempat diunggah di media massa oleh warganet.

Belum ada kepastian apakah yang bersangkutan terpapar Covid-19 atau bukan. Yang jelas berdasarkan informasi, korban memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta pada pekan lalu bersama empat orang. Dari jumlah tersebut satu orang adalah ketua RT setempat yang merupakan saudara korban membawa istri, satu saudaranya yang lain dan satu sopir.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat dikonfirmasi wartawan membenarkan korban adalah warganya yang meninggal dunia karena sakit. "Iya memang betul korban adalah warga Kota Yogyakarta namun belum tahu meninggal karena apa. Korban juga memiliki riwayat penyakit stroke," kata Heroe kepada wartawan saat dikonfirmasi pada Sabtu, 28 Maret 2020.

Heroe mengatakan setelah korban kembali ke Yogyakarta pada Minggu 22 Maret 2020 dini hari, mengalami gejala-gejala seperti yang diderita pasien terjangkit virus Corona. Pasien mendadak batuk-batuk lalu dibawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah. Namun korban hanya melakukan pemeriksaan biasa dan diberi obat oleh rumah sakit.

Mengetahui korban sakit, Lurah setempat langsung menghubungi Puskesmas Ngampilan untuk memeriksa rombongan yang pulang dari Jakarta. Mereka diminta untuk mengisolasi diri di rumah selama 14 Hari.

Pada Jumat 27 Maret 2020, korban meninggal dunia. Berhubung korban punya riwayat perjalanan dari luar kota, warga sekitar tidak berani mengurus jenazah.

Heroe mengatakan, meski korban belum diagnosa penyakitnya, Pemkot Yogyakarta tetap melakukan protokol penanganan sesuai standar pasien Covid-19. Sampai saat ini belum bisa memastikan apa penyebab dari kematian korban, apakah betul karena positif Corona atau stroke.

Rombongan akan diperiksa kembali. Di rumah dan sekitarnya disemprot disinfektan.

Setelah melakukan koordinasi antara pihak Puskesmas dan keluarga, akhirnya korban mendapat bantuan bungkus jenazah dari Rumah Sakit Jogja. Kemudian korban dibawa menggunakan ambulans milik Dinas Sosial pemerintah kota Yogyakarta. korban dimakamkan di Pemakaman Umum Pakuncen.

"Rombongan akan diperiksa kembali. Di rumah dan sekitarnya disemprot disinfektan. Sebab rombongan yang ikut sehat, sementara mereka tidak atau belum menunjukkan gejala yang indikasi virus Corona," ucapnya.

Agus Jaka Haryana Lurah Ngampilan menambahkan korban meninggal pada Jumat 27 Maret 2020 pagi. Korban ditemukan meninggal saat seorang saksi berinisial L 26 tahun, bermaksud menjenguk korban yang sedang sakit. Setelah sampai di rumah korban, saksi masuk rumah dan melihat korban sudah dengan posisi duduk di lantai.

Karena penasaran saksi langsung memegang tangan korban namun sudah dalam keadaan dingin dan tidak bergerak. Selanjutnya saksi menghubungi saksi dua untuk mengecek kondisi korban.

Saksi juga mengadu ke Kelurahan Ngampilan dan diteruskan ke Puskesmas Ngampilan. Beberapa menit setelah itu datang seorang dokter Dina Kartika Sari mengecek keadaan korban. Saat diperiksa korban sudah meninggal kurang lebih jam 07.00 WIB. []

Baca Juga:

Berita terkait
Update Corona di Yogyakarta: 19 Positif, 3 Meninggal
Update Corona di Yogyakarta pada Jumat 27 Maret 2020 pukul 16.00 WIB yang positif 19 orang dan meninggal tiga orang.
Imbauan untuk Ojol Saat Wabah Corona di Yogyakarta
Satpol PP Kota Yogyakarta dalam seminggu terakhir gencar membubarkan kerumunan massa, termasuk ojol yang berkerumun.
Kisah 6 Tenaga Puskesmas di Yogyakarta Gejala Corona
Enam petugas puskesmas di Yogyakarta mengalami gejala Corona setelah menangani pasien positif Covid-19.