Warga Wuhan Pilih Mati di Rumah daripada Dikarantina

Wabah yang disebabkan virus corona baru membuat banyak warga mulai diserang stres.
Virus Corona. (Foto: health.harvard.edu)



Jakarta - Wabah yang disebabkan virus corona baru membuat banyak warga mulai diserang stres. Virus yang menyerupai sindrom pernafasan akut berat (Sars) pertama kali terdeteksi di Wuhan, Provinsi Huebi, China ini telah menyebar ke sejumlah negara.

Berdasarkan data terakhir, jumlah korban yang terinfeksi virus corona di China sudah mencapai 24.440 orang dengan jumlah yang meninggal mencapai 492 orang. Virus yang mematikan ini sudah menyebar ke 28 negara dengan jumlah kasus mencapai 151. Untuk mengindari tidak semakin meluasnya penyebaran virus, pemerintah China mengkarantina pasien yang diduga terinfeksi, dan ini juga dilakukan beberapa negara.

Namun tak semua warga China mau dikarantina, salah satunya Wenjun Wang yang tinggal di Wuhan, pusat penyebaran virus corona. Wang, ibu rumah tangga berusia 33 tahun. Ia dan keluarga memilih tetap tinggal di kota sejak Wuhan diisolasi pada 23 Januari 2020.

Ayah terus menerus batuk dan kesulitan bernafas. Kami membelikan mesin oksigen untuk membantu pernafasannya.

Dalam wawancara dengan BBC, Wang bercerita bagaimana ia dan keluarga harus bertahan hidup. Menurut Wang, sejak virus corona menyerang Wuhan, pamannya meninggal dunia. "Saya saya sakit parah, ibu dan bibi mulai menunjukkan beberapa gejala. Dari hasil CT scan menunjukkan paru-paru mereka terinfeksi. Saudara saya juga batuk dan kesulitan bernafas," katanya, Rabu, 5 Februari 2020.

Wang bercerita ayahnya demam tinggi, dengan suhu 39,3 C (102F). "Ayah terus menerus batuk dan kesulitan bernafas. Kami membelikan mesin oksigen yang selalu digunakan untuk membantu pernafasan."

Wang hanya memberikan obat-obatan tradisional dan barat untuk mengobati ayahnya. "Tidak ada rumah sakit karena kasus ayah belum dikonfirmasi berhubung kurangnya alat tes," ujarnya.

wni wuhanSejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan dievakuasi tiba di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, Hubei, China, Sabtu (1/2/2020). Sebanyak 245 WNI akan dievakuasi ke Indonesia terkait merebaknya virus corona di wilayah itu. (Foto: ANTARA FOTO/KBRI Beijing/pras).

Saya benar-benar berharap ayah bisa mendapatkan perawatan yang baik, tetapi tidak ada yang mau membantu kami.

Ibu dan bibi Wang berjalan setiap hari mencari rumah sakit agar ayahnya bisa dirawat meskipun dalam kondisi keterbatasan kesehatan mereka. "Tetapi tidak ada tempat buat ayah saya," ungkap Wang.

Menurut Wang, pamannya meninggal di salah satu lokasi karantina karena tidak ada fasilitas medis untuk pasien dengan gejala parah. "Saya benar-benar berharap ayah bisa mendapatkan perawatan yang baik, tetapi tidak ada yang mau membantu kami."

"Saya telah menghubungi beberapa pekerja komunitas beberapa kali. Tetapi respon yang saya dapat katanya tidak ada kesempatan bagi kami untuk tidur di rumah sakit," ucap Wang lagi.

Kata Wang lagi,"Kami pikir titik karantina yang dikunjungi ayah dan paman saya adaah rumah sakit pada awalnya. Tapi ternyata itu adalah sebuah hotel."

Wuhan CoronaKabin krew mengenakan baju steril melakukan persiapan akhir di dalam pesawat tipe A-330 milik Batik Air ID 8618 yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu, 1 Februari 2020. (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)

Bagi orang seperti kita, untuk mendapatkan kama saja susah, apalagi rumah sakit baru.

Wang menceritakan tidak ada perawat atau dokter, tidak ada pemanas. Mereka pergi pada sore hari dan staf di sana memberikan makan malam yang sudah dingin. "Paman saya sakit parah dengan gejala pernafasan parah dan mulai kehilangan kesadaran. Tidak ada dokter yang datang untuk mengobatinya. Dia dan ayah tinggal di kamar yang terpisah. Ketika ayah pergi menemui paman, ia sudah meninggal," ucapnya.

Rumah sakit baru yang sedang dibangun itu untuk pasien lama pindahan dari rumah sakit lain. "Tetapi bagi orang-orang seperti kita, untuk mendapatkan kamar saja susah, apalagi rumah sakit baru," kata Wang.

Wang berkata lagi,"Jika kita mengikuti pedoman pemerintah, satu-satunya tempat yang aman kita bisa pergi sekarang adalah lokasi karantina. Tapi jika kami pergi, apa yang akan terjadi pada paman dan ayah. Jadi saya pikir kami lebih baik mati di rumah."[]

Baca Juga:

Berita terkait
Seorang Anak Tertular Corona di Malaysia Sembuh
Seorang anak perempuan warga negara China di Pulau Langkawi Malaysia yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit corona atau coronavirus
Saham Nike Turun Tiga Persen, Imbas Virus Corona
Perusahaan raksasa pakaian olahraga global Nike (NKE), Inc. menyatakan bahwa wabah virus corona berdampak pada bisnisnya di sana.
Erick Thohir Minta Bio Farma Cari Vaksin Corona
PT Bio Farma mengungkapkan akan mencari dan memproduksi vaksin anti virus corona yang diduga berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.