Warga Tak Yakin Pemko Siantar Mampu Tangani Covid-19

Jajak pendapat Kaukus Muda Siantar menunjukan 59,9 persen masyarakat pesimis melihat kesiapan Pemko Pematangsiantar menangani Covid-19.
Infografis hasil survei Kaukus Muda Siantar tentang penanganan Covid-19 di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/KMS)

Pematangsiantar - Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Kaukus Muda Siantar (KMS) menunjukkan 59,9 persen masyarakat tidak yakin melihat kesiapan penanganan virus corona atau Covid-19 oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Fernando Sihotang bersama Tumpak Hutabarat inisiator KMS melakukan jajak pendapat terhadap 456 orang yang berdomisili di delapan kecamatan di Kota Pematangsiantar. Pengumpulan pendapat dilakukan pada 5-6 April 2020 dengan berbasis daring.

"Wawancara mendalam dilakukan dengan responden yang dipilih secara acak dengan tingkat presisi survei sebesar 95 persen," kata Fernando kepada Tagar pada Sabtu, 11 April 2020.

Fernando berujar, berdasarkan jajak pendapat warga Kota Pematangsiantar menyikapi isu Covid-19 dengan sangat antusias. Setidaknya 92 persen responden sudah mengetahui ada kasus Covid-19 positif di Kota Pematangsiantar.

Antusiasme warga ditunjukkan dengan keaktifan mencari informasi dari media, baik yang dikelola oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar maupun dari sumber media massa.

"Responden juga sudah mengetahui rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Pematangsiantar. Hampir dua pertiga (65,4 persen) responden sudah mengetahui hal ini," terang Fernando.

Dari hasil jajak pendapat, kata Fernando, rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja Pemko Pematangsiantar, yakni sebesar 71,5 persen. Responden menaruh sentimen negatif atas upaya antisipasi virus corona. Hanya 17,3 persen tanggapan optimis bahwa Pemko Pematangsiantar dapat diandalkan menghadapi wabah ini.

Begitu pula penilaian mereka terhadap kemampuan Pemko Pematangsiantar menangani warga yang terdampak akibat wabah virus corona sebesar 59,9 persen responden menjawab tidak yakin.

Tunggu apa lagi, saatnya bangun menggerakkan solidaritas melawan corona

Untuk urusan komunikasi publik, mayoritas responden memberi nilai negatif sebesar 67,5 persen dan berpendapat peran komunikasi publik Pemko Pematangsiantar tak memadai.

PematangsiantarInisiator Kaukus Muda Siantar, Fernando Sihotang dan Tumpak Hutabarat. (Foto: Tagar/KMS)

Salah satu faktor yang menguatkan kencederungan ini adalah minimnya pengetahuan yang diperoleh warga terkait prosedur dan langkah yang harus diikuti jika ada anggota masyarakat terpapar corona.

Tumpak Hutabarat menerangkan, dari hasil survei menunjukan kondisi psikososial mayoritas responden berada di posisi panik. Rasa takut responden menurut survei sebesar 63,6 persen membuat kepanikan beranjak dari premis yaitu minimnya peran komunikasi publik dan rendahnya keyakinan warga terhadap otoritas kotanya dalam hal mengantisipasi dan menangani wabah.

Kata Tumpak, hasil survei ini menguji kecocokan data antara sikap kecemasan dengan perilaku disiplin diri warga.

"Faktanya menunjukkan bahwa protokol corona yang dirujuk oleh pemerintah diikuti oleh 62,9 persen responden. Jumlah ini mendekati angka 63,6 persen responden yang panik karena takut setelah mengetahui adanya kasus terkonfirmasi di kota mereka," ungkapnya.

Tidak sedikit pula responden yang mengabaikan anjuran pemerintah. Mayoritas alasan ekonomi karena harus bekerja mendominasi pola pengabaian anjuran pemerintah, yakni sebesar 42,3 persen. Diikuti aktivitas berbelanja 15,4 persen, keyakinan tidak akan tertular virus 3,1 persen, tidak takut 1,7 persen, dan aktivitas peribadatan 0,6 persen.

"Melihat data di atas, peningkatan kinerja Pemko Pematangsiantar dalam mengantisipasi dan menangani kasus corona adalah keharusan. Sudah banyak komunitas dan rakyat kecil turun ke jalan secara swadaya bergerak melakukan aksi sosial," ujar Tumpak.

Selain perilaku warga dalam keseharian perlu kemampuan pemimpin kota agar dapat mengimbangi segala upaya mengelola segudang persoalan.

"Pandemi ini, akan terus menggerogoti semua sendi kehidupan kota dan hilangnya sumber ekonomi warga akan menjadi tantangan problematik baru. Belum lagi, fokus pada penanganan dampak kesehatan tentu menyita energi kita semua. Tunggu apa lagi, saatnya bangun menggerakkan solidaritas melawan corona," tutur Tumpak. []

Berita terkait
Bank di Siantar Harus Sediakan Wastafel di Gerai ATM
ATM seluruh bank di Kota Pematangsiantar diminta menyediakan fasilitas cuci tangan dan antiseptik untuk pengunjung.
6 Positif Corona di Siantar, 1 ASN Dirawat di Medan
Sebanyak enam orang dinyatakan positif mengidap virus corona di Kota Pematangsiantar.
4 Warga Siantar Positif Corona Belum Diisolasi di RS
Empat warga Kota Pematangsiantar yang dinyatakan positif terkena virus corona masih diisolasi di dalam rumah mereka.