Warga Blokir TPST Piyungan, Yogyakarta Darurat Sampah

Warga sekitar menutup TPST Piyungan, dampaknya Yogyakarta darurat sampah. Sampah terlihat menumpuk di Bantul, Kota Yogyakarta dan Sleman.
Kondisi TPST Piyungan, Bantul, Yogyakarta yang sudah overload butuh penanganan segera agar tidak muncul persoalan darurat sampah. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Bantul - Sejak Jumat, 18 Desember 2020 pukul 07.00 WIB, warga menutup tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan yang berada di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kapanewong Piyungan, Kabupaten Bantul. TPST ini merupakan tempat pembuangan akhir sampah dari tiga daerah yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman.

Tak heran dengan penutupan ini membuat warga di tiga daerah tersebut kesulitan membuang sampah. Terlihat ada penumpukan sampah di sejumlah sudut kota, perumahan dan lainnya. Kondisi darurat sampah ini sudah sering terjadi saat warga menutup TPST Piyungan yang sebenarnya memang sudah overload tersebut.

Juru bicara warga sekitar TPST Piyungan, Maryono menjelaskan alasan penutupan yang dilakukan oleh warga sekitar TPST tersebut dikarenakan warga merasa apa yang telah disampaikan kepada dinas terkait mengenai permasalahan penanganan sampah ini tidak pernah direspons. “Seminggu, dua minggu warga menunggu hingga kesabaran habis,” katanya, Sabtu, 19 Desember 2020.

Baca Juga:

Aksi penutupan TPST oleh warga ini juga dibarengi dengan beberapa tuntutan yang diajukan kepada pihak dinas terkait. Ada lima tuntutan warga yang pertama jika TPST tetap akan dijadikan tempat pembuangan, agar dibuatkan lahan 200 meter ke dalam, jika belum dibuat lahan yang luas belum akan dibuka oleh warga.

Tuntutan kedua yaitu perihal penerangan jalan, lampu ada tapi hanya simbolis. Sehingga saat malam hari gelap gulita, sampai ada warga pengendara sepeda motor yang menabrak.

Ketiga masalah pemfogingan nyamuk dan lalat, sudah hampir dua tahun tidak ada. Padahal, katanya, setiap RT akan dilakukan pemfogingan tapi nyatanya tidak ada. Saat ditanyakan pihak yang bersangkutan mengatakan bahwa alat rusak.

Seminggu, dua minggu warga menunggu hingga kesabaran habis.

Keempat perihal drainase sudah disampaikan saat orasi dua tahun yang lalu, tapi tidak direspon dan ditunjau hingga mengalami longsor. Kelima sial kebersihan jalan dan lingkungan. “Intinya nanti warga akan tetap menutup jika belum dibikin lahan yang luas,” jelas Maryono.

Lalu untuk permintaan-permintaan yang lainnya, seperti kompensasi untuk per KK, sudah 25 tahun warga belum menerima. Padahal warga sudah menerima limbahnya, baunya, sampahnya. Warga geram karena orasi pada 26 maret 2019 lalu sampai sekarang belum terealisasi.

Kepala Balai Pengolahan Sampah TPST Piyungan, Fauzan Umar coba mengklarifikasi atas adanya penutupan TPST Piyungan oleh warga beserta tuntutan-tuntutan yang diberikan. Fauzan saat dihubungi melalui telefon menjelaskan adanya penumpukan sampah hingga keluar ke area jalan umum ini dikarenakan adanya kerusakan armada yang ada di TPST Piyungan.

Blokir TPST PiyunganBeberapa kendaraan pengangkut sampah yang tidak bisa membuang akibat TPST ditutup warga. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Menurut dia, dulunya ada dua armada akan tetapi saat ini hanya tinggal satu armada sehingga adanya penumpukan di satu dermaga tersebut. “Permasalahan ini selalu muncul setiap musim hujan tiba. Beberapa hari ini hujan sehingga mengakibatkan sampah tidak dapat didorong ke tengah dan berserakan di jalan umum,” jelas Fauzan.

Fauzan menjelaskan jika setiap hari hujan turun maka tidak akan bisa mendorong sampah ke tengah. Karena proses ini harus menunggu hingga benar-benar kering. Jika sudah kering maka akan segera dieksekusi.

Selanjutnya Fauzan juga menanggapi beberapa tuntutan yang diajukan warga sekitar TPST Piyungan. Lampu penerangan di jalan rusak sudah hampir enam bulan, dari laporan laporan masyarakat akibat tersenggil dan lampunya putus. Sudah berkali-kali menyampaikan agar jaringan listrik diperbaiki tapi kontraktornya agak kurang perhatian.

Lalu untuk masalah foging nyamuk dan lalat dilakukan hanya di sekitar TPST, bukan di luar permukiman. Selanjutnya terkait tuntutan pembersihan jalan yang katanya hanya enam kali selama satu tahun, padahal dilakukan setiap hari. Setiap hari dibersihkan tapi setiap truk lewat menumpahkan sampah. Jumlah yang membersihkan dan yang tumpah tidak sebanding. “Jika sudah selesai maka secepatnya TPST Piyungan akan dibuka kembali,” jelas Fauzan.

Baca Juga:

Sementara itu akibat adanya penutupan TPST Piyungan oleh warga ini berdampak pada supir pengangkut sampah yang akan membuang ke TPST. Pada hari Jumat, 18 Desember 2020 kemarin Hari Al Kadari, 33 tahun selaku supir pengangkut sampah sudah terlanjur sampai di TPST Piyungan, tapi harus kecewa karena tidak dapat membuang sampah akibat adanya penutupan oleh warga sekitar.

Ari yang biasanya mengangkut sampah dari Kapanewon ini harus putar balik lagi dengan membawa kembali sampahnya. Biasanya sehari-hari Ari dapat melakukan pembuangan sampah milik pelanggannya sebanyak dua kali, tapi karena adanya penutupan ini ya maka tidak bisa membuang dulu.

“Jika ditutupnya lama bisa-bisa Jogja mengalami darurat sampah, karena TPST Piyungan ini kan menjadi tempat pembuangan terakhir dari tiga wilayag yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman,” jelas Ari saat akan meninggalkan lokasi TPST Piyungan. []

Berita terkait
Lindi TPST Piyungan Bantul Kian Cemari Sumur Warga
Lindi atau air limbah dari TPST Piyungan, Bantul mencemari sumur warga sekitar. Warga sempat memblokir pintu masuk TPST terbesar di Yogyakarta ini.
5 Eks Teroris Ikuti Upacara di TPST Piyungan Bantul
Lima eks narapidana terorisme bergabung dengan komunitas TPST Piyungan, Kabupaten Bantul, menggelar upacara bendera HUT RI.
Nasib Sampah Menggunung di TPST Piyungan Bantul
Sampah menggunung di TPST Piyungan Bantul sampai saat ini masih menunggu investor yang bersedia mengolahnya. Ada investor Korea yang tertarik.
0
Kejaksaan Agung dan Kementerian BUMN Bersihkan PT Garuda Indonesia
Hasil audit menyebutkan negara mengalami kerugian hingga Rp 8,8 triliun akibat pengadaan pesawat pada kurun waktu 2011-2021