Yogyakarta Darurat Sampah, Belatung di Mana-mana

Yogyakarta darurat sampah, selain menimbulkan bau tak seda ada belatung di mana-mana. Ini sebabnya.
Petugas DLH Kota Yogyakarta menyemprot disinfektan untuk meminimalisir penyebaran bakteri dan mengyrangi bau. (Foto: Dinas Kominfo Yogyakarta)

Yogyakarta,  (Tagar 28/3/2019) Darurat sampah Yogyakarta masih berlanjut. Berton-ton sampah masih tertahan di sejumlah sudut kota. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang menjadi muara akhir pembuangan sampah dari Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul masih diblokir warga setempat.

TPST Piyungan memiliki luas 12,5 hektar. Lokasinya berada di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten, Bantul. Sampah rumah tangga atau domestik dari Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman dibuang di tempat ini. Sekarang kondisinya sudah kumuh dan overload. Di sisi lain warga setempat menutup satu-satu akses jalan menuju TPST.

Sejak warga memblokir empat hari ini, sampah kian menumpuk di sudut-sudut kota. Sampah sudah membusuk dan aunya sangat menusuk. 

"Sampah sudah empat hari tidak dibuang ke (PTST) Piyungan. Sudah berbelatung, baunya busuk sekali. Pengen muntah rasanya," kata Rohmadi (45), warga Kampung Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta kepada Tagar News, Kamis (28/3).

Di Kampung Bausasran itu, sampah menumpuk di mulut jalan masuk kampung. Bahkan, sampai meluap di bahu jalan utama. 

"Lihat saja, sudah menumpuk banyak banget," ungkapnya.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta berusaha meminimalisir dampak buruk tumpukan sampah. Sejumlah lokasi tempat sampah-sampah yang menggunung di pinggir jalan disemprot disinfektan untuk meminimalisir penyebaran bakteri dan mengurangi bau busuk.

Koordinator Forum Pemantau Indepeden (Forpi) Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba mengatakan, dari pemantauan di sejumlah lokasi, tumpukan sampah sampai nelebar ke bahu jalan. Ada juga sampai menutupi garasi rumah warga. 

"Tentunya menimbukan bau yang tidak sedap dan menimbulkan penyakit," kata dia.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada solusi jitu menangani persoalan sampah dari instansi terkait. 

"Padahal setiap kabupaten/kota sudah ada regulasi (berupa Perda) yang mengatur tentang pengeloaan sampah," ujarnya.

Untuk itu, Forpi Yogyakarta meminta instansi terkait melakukan upaya total dalam mengatasi persoalan sampah. Sinergitas antar organisasi perangkat daerah di setiap kabupaten/kota sangat diperlukan mengingat  dari waktu ke waktu kian volume sampah terus bertambah sementara kapasitas TPST Piyungan sudah overload.

Sampah di YogyakartaTumpukan sampah meluber sampai di ruas jalan akibat tidak dibuang ke TPST Piyungan yang masih diblokir warga. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Forpi juga meminta agar mengkampanyekan daur ulang sampah. Selama ini, tingkat kesadaran masih rendah. Buktinya warga masih menggunakan cara instan, yakni dengan cara membuang sampah. 

"Selain itu perbanyak bank sampah untuk mengurai sampah. Syukur di setiap RT memilikinya. Anggaran bisa dari Dana Keistimewaan," paparnya

Juru bicara warga pemblokir jalan TPST Piyungan, Maryono mengatakan, warga tetap memblokir akses jalan karena kompensasi yang diminta belum direalisasikan pemerintah daerah.  

"Jalan masih kita blokir. Kita akan membukanya secara bertahap," kata dia.

Dia mengatakan, Jumat dan Sabtu besok (29-30/3) jalan menuju TPST Piyungan dibuka untuk menerima sampah dari Kabupaten Sleman dan Bantul. 

"Untuk sampah dari Kota Yogyakarta Minggu (31/3). Bertahap saja buangnya di sini (TPST Piyungan," ujarnya.

Menurut dia, kompensasi yang diminta warga sederhana. Prioritasnya adalah perbaikan jalan rusak karena digunakan lalu lalang dump truk pengangkut sampah dengan tonase tinggi. 

"Kalau perbaikan jalan selesai, pembukaan jalan ke TPST bisa dipercepat," tegasnya. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.