Warga Binaan Lapas Rangkasbitung Banten Produksi APD

Warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung memproduksi Alat Pelindung Diri (APD.
Warga binaan Lapas kelas III Rangkasbitung, Senin, 13 April 2020. (Foto: Tagar/Moh Jumri)

Lebak - Warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung memproduksi Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker kain dari bahan Ssundbond yang digunting dan dibuat pola.

Selama wabah virus Corona kami akan tetap memproduksi ketersediaan APD untuk membantu pememerintah.

Pantauan Reporter Tagar, Senin, 13 April 2020, terlihat puluhan warga binaan bergantian melakukan pembuatan masker dari kain yang kualitasnya tidak kalah dengan masker buatan pabrik. Pasalnya, bahan yang digunakan dari kain spundbond yang kualitasnya tak usah diragukan lagi. 

Selain masker, ada beberapa kerajinan tangan lain seperti piring anyaman dari sapu lidi dan tenun untuk sarung tisu yang diproduksi kemudian dipasarkan.

Sukardi, 40 tahun, dan puluhan tahanan lainnya di dalam ruangan Rutan Kelas III Rangkasbitung menyebut semula membuat masker kain karena awalnya untuk keperluan warga binaan. Setelah kebutuhan terpenuhi, kata Sukardi, kelebihan masker akan dibagikan untuk masyarakat yang membutuhkan.

"Masker langka, kami dalam lapas tak mendapatkan kiriman dari keluarga di rumah. Kami khawatir di tengah meluasnya wabah virus Corona, makanya kami membuat masker kain di dalam lapas untuk dipakai sendiri dan sisanya akan kita bagikan. Saya sendiri sudah mempunyai pengalaman dalam menjait masker, kebetulan dulu sebelum masuk lapas bekerja sebagai tukang jahit," tutur Sukardi.

Ririn, 30 tahun, salah seorang warga binaan mengatakan membuat kerajinan tangan untuk mengisi hari-hari di lapas dengan kegiatan yang produktif. Menurut Ririn, seandainya bersama teman-teman sudah bebas dari masa tahanan, tidak akan kesulitan dalam mencari pekerjaan.

"Untuk membuat sarung tisu kita membutuhkan waktu seminggu atau tiga hari. Gak sulit kok, cukup mampunyai niat dan serius pasti bisa membuatnya," ujar Ririn.

Kepala Lapas kelas III Rangkasbitung, Banten Budi Ruswanto mengatakan sangat mengapresiasi warga binaan yang memiliki inisiatif itu. Menurut Budi, pembuat masker dari kain katun itu terampil dalam menjahit. Pasalnya, telah dilatih selama mengikuti masa pembinaan di Lembaga Permasyarakatan Rangkasbitung.

"Awalnya kita membuat masker sesuai kebutuhan berjumlah 250 masker kain, sekarang kita memproduksi hingga 400 makser. Nanti setelah kita penuhi untuk warga binaan, sisanya akan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan," ucap Budi.

Masker dari kain yang dibuat oleh warga binaan, kata Budi, sudah banyak yang pemesan. Ia mengatakan mudah-mudahan dalam seminggu ini bisa membagikan masker ke masyarakat.

"Selama wabah virus Corona kami akan tetap memproduksi ketersediaan APD untuk membantu pememerintah," ucap dia.

Budi juga membuka peluang bagi berbagai pihak yang berminat untuk memproduksi APD. Pasalnya, sudah ada Sumber Daya Manusia SDM pihaknya sudah sangat siap, karena selama ini di Lapas Kelas III Rangkasbitung memiliki pembinaan kerja di bidang jahit menjahit.

"Tinggal penambahan mesin jahit dan bahan bakunya saja yang perlu mendapat dorongan dari pihak luar. Nanti, warga binaan yang akan mengeksekusi," ujar Budi. []

Berita terkait
Arahan Gubernur Banten untuk PSBB di Tangerang Raya
Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan pihaknya bersama kepala daerah di Tangerang Raya telah sepakat untuk memberlakukan PSBB muali Sabtu.
Relawan di Banten Membagikan Telur ke Masyarakat
Relawan dari organisasi jurnalis Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Lebak, Banten, membagi-bagikan telur ke warga karena terdampak Covid-19
Polda Banten Tindak Tegas Permainan Harga Gula
Direskrimsus Polda Banten akan menindak dengan tegas yang mencoba menjual harga gula di atas harga yang sudah ditentukan pemerintah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.