Palembang (Tagar 31/5/2018) - Warga Desa Sukaraja, Kecamatan Muaradua Kisam OKU Selatan (OKUS) Provinsi Sumsel mulai hari ini, Kamis (31/5) berburu seekor anjing gila yang sudah memakan korban. Dalam satu pekan terakhir sudah 3 warga menjadi korban gigitan anjing gila. Tiga warga itu, Yuda (5), Novita Onawa (20) dan Yanti (47).
“Kami mulai hari ini mengajak warga untuk berburu seekor anjing gila yang sudah menggigit 3 warga kami. Kalau dibiarkan ini bahaya!” ujar Muspan Hayadi, SH, Sekretaris Desa (Sekdes) Sukaraja, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (31/5), siang membenarkan atas kejadian di desanya.
Informasi tentang terdapatnya anjing gila ini, diperoleh dari laporan Pustrini Hayati, salah satu warga Desa Sukajara yang kini bermukim di Palembang kepada media di Palembang. Mendapat informasi ini, sejumlah media kemudian melakukan koordinasi dan melakukan konfirmasi kepada Sekdes Sukaraja, Muspan Hayadi atas peristiwa itu.
Secara tegas, Muspan membenarkan atas informasi tersebut. Awalnya ada laporan warga yang menyebutkan adanya warga yang digigit anjing. Saat itu, aparat desa kemudian menyoal kebenarann informasi itu. Dan benar saja, satu warga sudah digigit anjing.
Sejak itu, menurut Muspan pihak aparat desa sudah menyatakan anjing itu diduga kuat sudah membahayakan warga. Sebab melihat tanda-tandanya menurut suami dari Bidan Desa Joti Nabela ini, ekor anjing itu sudah melingkar ke dalam dan sore harinya, kembali menggigit satu warga lagi.
“Dari tanda-tanda itu, saya meyakinkan anjing itu sudah gila, bukan diduga lagi. Kalau diduga itu kan belum jelas, kalau ini sudah gila. Sebab setelah dua warga, hari berikutnya ada satu warga lagi. Korban ketiga ini lukanya lebih banyak dari dua korban sebelumnya,” ujar alumnus Universitas Muhammadiyah Palembang ini, Kamis (31/5).
Putra ketiga dari Andarwin dan Marni menjelaskan, melihat kondisi yang membahayakan ini, aparat desa kemudian menyampaikan kepada Dinanto, salah satu aparat Polsek Muaradua Kisam yang tiggal di Desa Sukaraja. Informasi ini kemudian dikonfirmasi kepada pemilik anjing.
“Saat itu kita sudah sampaikan kepada pemilik anjing, kalau anjing ini sudah gila dan harus dibunuh. Tapi kata si pemilik, anjing ini tidak gila. Tapi faktanya sekarang sudah 3 warga jadi korban. Ya, mau tidak mau, pengobatan ketiga korban menjadi tanggungajawab pemilik anjing. Biayanya lumayan juga. Sebab satu orang mencapat 3 juta-an lebih, ya kalikan saja tiga saja, lumayan juga biayanya,” ujar Muspan.
Meskipun pemilik anjing menyatakan anjing ini tidak gila, namun menurut Muspan pihaknya tidak ambil risiko. Bagaimanapun, demi kenyamanan warga desa aparat desa dan stake holder lainnya harus mengamankan warga.
“Kalau anjing ini dibiarkan liar sangat membuat resah warga. Saat ini warga sudah resah oleh anjing ini yang belum tertangkap. Hari ini, sudah muncul lagi dan hampir satu lagi warga jadi korban. Makanya kita kerahkan warga untuk berburu anjing ini,” tambahnya. (uni).
Berita terkait