Warga Banyuwangi Buka Jajanan Kuliner Tahu Tradisional

Pasar kuliner di Banyuwangi menyuguhkan berbagai makanan kuliner tahu tradisional buatan warga setempat.
Warga membuka kuliner jajanan tahu tradisional di Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Minggu, 4 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi - Banyak cara ditempuh untuk memasarkan produk unggulan secara kreatif. Seperti yang dilakukan warga Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi ini misalnya, dengan mematuhi protokol kesehatan, sejumlah warga memperkenalkan jajanan kuliner tahu khasnya ke sejumlah pengunjung.

Pasar kuliner tersebut menyuguhkan berbagai makanan olahan berbahan dasar tahu produksi warga desa setempat. Seperti tahu goreng, tahu walik, juga ada tahu bayam. 

Pengunjung bisa menikmati olahan beragam tahu dengan nikmat, maklum saja karena disajikan dengan fresh. Pasar kuliner ini juga menyajikan makanan tradisional khas Banyuwangi lainnya.

Tahu Gitik ini sangat khas, bertekstur kering tapi lembut di dalam.

Kepala Desa Gitik, Hamzah mengatakan ide adanya pasar kuliner itu berawal dari warga yang ingin tetap eksis dalam mempromosikan produk andalannya seperti aneka ragam tahu yang memiliki rasa yang khas itu. Apalagi katanya proses pembuatan tahu masih dilakukan dengan cara tradisional.

“Tahu Gitik ini sangat khas, bertekstur kering tapi lembut di dalam. Selain itu, bahannya juga alami tanpa pengawet dan masih tradisional. Patut dicoba,” kata Hamzah, Minggu, 4 Oktober 2020.

Dengan kekhasan ini, Hamzah mengaku warga ramai ingin cari tahu rasa dan proses pembuatannya, salah satu caranya ialah dengan membuat pasar kuliner.

"Bersama-sama berinisitif membuat pasar kuliner. Melengkapi pasar-pasar kuliner Banyuwangi yang telah ada sebelumnya. Alhamdulillah, selain upaya untuk mengenalkan tahu, kami berharap bisa menggerakkan ekonomi warga desa di sini," katanya.

Hamzah menambahkan pasar yang telah berdiri sejak awal 2019 itu sempat tutup beberapa bulan karena adanya pandemi corona. Kini, Kampung Tahu dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Saat ini, Festival Kampung Tahu ini dibuka satu bulan sekali. Jadwalnya setiap Sabtu sore di awal pekan bulan," kata Hamzah.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku sangat mengapresiasi upaya warga setempat untuk meningkatkan ekonomi lokal secara kreatif.

"Festival kerakyatan seperti ini harus diapresiasi. Selain menggerakkan ekonomi rakyat, kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kreativitas generasi muda," katanya.

Namun, Anas tetap meminta pengelola dan warga untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya. Mulai dari memastikan semua yang ada di area harus mengenakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, maupun pengaturan jarak bisa dilakukan.

“Harus ada petugas yang mengingatkan mereka yang sekiranya tidak disiplin protokol kesehatan. Petugas juga harus mengatur keluar masuk pengunjung agar tetap bisa menjaga jarak,” ujarnya.

"Karena akan sia-sia, bila ekonomi bergerak namun tanpa diiringi disiplin yang ketat pada aturan kesehatan, yang ujungnya malah membuat penularan semakin masif. Ekonomi boleh jalan, tapi harus diiringi penerapan protokol kesehatan yang kuat," katanya. []

Berita terkait
Keluarga TKI Asal Banyuwangi di Malaysia Tertipu Rp 100 Juta
Ketua DPC SBMI Banyuwangi melakukan advikasi atas laporan dari keluarga TKI di Malaysia yang diduga menjadi korban penipuan.
Menkop UKM Minta Pemkab Banyuwangi Perkuat UMKM Batik
Menkop-UKM, Teten Masduki mendorong pemerintah Banyuwangi memperkuat produk UMKM Batik untuk menopang pariwisata.
Potensi Tsunami, Desa Tangguh Bencana Banyuwangi Diaktifkan
BPBD Banyuwangi mendata ada 4 desa di Banyuwangi masuk risiko tinggi terdampak tsunami. Sehingga Desa Tangguh Bencana diaktifkan.
0
Ini Daftar Lengkap Negara Peserta Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
Daftar lengkap 32 negara yang akan bermain di putaran final Piala Dunia FIFA 2022 Qatar November - Desember 2022