Wamenkeu Ungkap Pendapatan Kelas Menengah Indonesia

Wamenkeu Suahasil Nazara menyampaikan pidato pada The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED).
Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia (Wamenkeu), Suahasil Nazara. (Foto: dok. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu)

Bali - Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia (Wamenkeu), Suahasil Nazara menyampaikan pidato kunci pada The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) dengan tema “Thriving Indonesia: Reinforcing Strategies to Boost Productivity and Increase Competitiveness”. 

Sumber produktivitas yang kedua adalah tenaga kerja.

Tema yang diangkat pada AIFED Ke-9 dinilai relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, yakni bagaimana meningkatkan produktivitas dan daya saing yang sangat krusial sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi

Di tengah ketidakpastian global, Indonesia patut berbangga karena dapat tumbuh stabil di kisaran 5%. Namun, dalam jangka menengah, harus tumbuh lebih tinggi, yaitu di kisaran 6-7% agar dapat terhindar dari jebakan pendapatan kelas menengah. 

“Sumber produktivitas yang kedua adalah tenaga kerja. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa untuk lima tahun berikutnya, Presiden menginginkan perbaikan yang sangat signifikan di dalam kualitas sumber daya manusia,” ujar Wamenkeu Suahasil Nazara, Kamis, 12 Desember 2019, dikutip dari Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu.

Di tengah era bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini, perlu memanfaatkan sumber daya manusia yang produktif dan kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Menurut Wamenkeu, peningkatan kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia (human capital) mutlak diperlukan. Ia mengatakan untuk mendorong daya saing, pemerintah juga melakukan penyederhanaan aturan dan menciptakan birokrasi yang lebih efisien, serta melakukan transformasi ekonomi.

Prof. Naoyuki Yoshino dari Asian Development Bank Institute (ADBI) mengatakan negara yang terjebak dalam pendapatan kelas menengah, disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengadaptasi teknologi. Untuk itu peningkatan foreign direct investment (FDI) dirasa sangat penting. 

Jika FDI sudah masuk, negara dapat mengembangkan teknologinya sendiri. Dari sisi kebijakan fiskal, dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kepatuhan dan mencegah penggelapan pajak.

The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 Desember 2019 di Inaya Putri Bali, Nusa Dua. 

AIFED merupakan kegiatan tahunan yang diselengggarakan untuk mendapatkan pemikiran komprehensif mengenai penguatan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia dalam konteks menuju Indonesia Emas dan lepas dari jebakan pendapatan kelas menengah. 

Dalam acara ini juga dilakukan soft launching laporan hasil studi bersama Kemenkeu dengan ADB berjudul “Innovate Indonesia: Unlocking Growth Through Technological Transformation”. []

Berita terkait
BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Papua Mulai Membaik
Pertumbuhan ekonomi Papua mengalami kontraksi sebesar -15,11 persen pada triwulan III 2019.
Harga Ekonomis Xiaomi Earbuds Wireless
Produsen teknologi Xiaomi meluncurkan Mi True Wireless Earbuds Basic, yaitu penyuara kuping nirkabel bentuk kuncup (wireless earbuds).
Program OPOP Diyakini Dorong Perekonomian Jatim
Program One Pesantren One Product (OPOP) bisa menjadi pintu masuk untuk mensejahterakan masyarakat terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.