Wali Kota Solo: Esemka Bohong-bohongan Itu Salah

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, anggapan mobil Esemka bohong-bohongan adalah anggapan yang salah.
Esemka Rajawali (R2) adalah varian dan pengembangan dari tipe Esemka Rajawali I (Alpha), dengan kekuatan mesin 1600cc dan berpenumpang 5 orang. Pengembangan Esemka Rajawali R2 ini bertitik tumpu pada mesin dengan yang lebih besar dari sebelumnya. (Foto: Wikipedia)

Solo, (Tagar 26/10/2018) - Wali Kota Surakarta atau lebih populer dengan nama Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan ada sementara orang menganggap mobil Esemka bohong-bohongan. Itu anggapan yang salah, katanya. 

"Pada uji pertama berat mobil Esemka mencapai satu ton. Padahal, berat mobil seharusnya sekitar 800 kg, dan akhirnya diubah berat kendaraan sesuai harapan. Jadi dianggap mobil Esemka bohong-bohongan, itu salah. Mobil itu memang sudah dirancang untuk transfer teknologi," kata Hadi Rudyatmo mengutip kantor berita Antara.

Rudyatmo berharap Esemka yang berawal dari transfer teknologi buatan para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Solo dapat menjadi mobil rakyat hingga nasional.

"Pembuatan mobil Esemka merupakan transfer teknologi, ketika itu, para siswa yang lulus dari SMK dilatih untuk membuat sparepart (suku cadang) untuk mobil Esemka pada 2011," kata Rudyatmo.

Menurut Rudyatmo dengan adanya transfer teknologi tersebut tujuan utamanya memang ingin membuat mobil nasional atau mobil rakyat yang harganya bisa terjangkau. Meskipun, Esemka harganya lebih murah, kualitasnya harus terjamin sehingga tidak kalah dengan mobil merk Jepang yang banyak beredar di Indonesia.

Baca juga: Mobil Esemka Kembali Diproduksi Akhir Tahun 2018 Ini

Pada proses alih teknologi tersebut, kata Rudyatmo, Esemka dibuat ada empat jenis yakni Esemka Rajawali, Bima dan Pikap. Pihaknya yang mempunyai ingin ada mobil nasional itu, kemudian melakukan uji emisi, suspensi dan kelaikan jalan.

"Kami pada 2011 pembuatan mobil Esemka ada sparepart yang belum bisa memproduksi sendiri, antara lain ring piston dan dinamo stater. Dinamo ini, duhulu sebenarnya bisa membuat tetapi biayanya agak mahal," kata Rudyatmo.

Menurut dia, dengan transfer teknologi itulah yang sebenarnya awal dasar untuk membuat mobil nasional. Dirinya ketika itu, mengemudikan sendiri saat melakukan uji emisi ke Jakarta dan dilakukan dua kali lulus uji.

Rudyatmo menjelaskan, salah satu cara untuk membuat mobil Esemka dengan harga murah dengan penggunaan konten lokal yang besar, dan sedikitnya harus di atas 80 persen. Harga mobil Esemka tidak akan terlalu terpengaruh dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Baca juga: Kata Jokowi tentang Mobil Esemka

Selain itu, lanjut dia, mobil Esemka diproduksi dengan menjalin kemitraan dengan industri komponen otomotif lokal. Misalnya, dengan industri cor logam di Batur Kabupaten Klaten yang membuat blok mesin, dan industri knalpot di Purbalingga selama ini banyak digandeng oleh produsen otomotif dalam menyediakan onderdil dan suku cadang kendaraan.

Rudyatmo mengatakan sekarang para siswa lulusan SMK yang home industri sudah diarahkan bisa membuat knalpot, dashboard, pengecoran blok mesin seperti diproduksi di Batur Klaten.

Produksi Esemka tetap harus melibatkan para siswa dan lulusan SMK. Artinya, membuat Esemka melibatkan anak-anak praktik, begitu lulus nantinya akan bekerja di UKM atau vendor-vendor yang membuat kendaraan itu.

Namun, kata Rudyatmo, juga tidak mempermasalahkan jika produsen Esemka harus menggandeng pabrikan otomotif luar negeri dalam proses produksinya. Kerja sama dengan pabrikan besar merupakan sebuah kebutuhan, tetapi transfer teknologi tetap dapat berjalan.

Uji Tipe Mobil Esemka

Sebelumnya, Menteri Perhubungan akan mengkaji kembali mobil Esemka, terutama untuk uji tipe mobil yang akan kembali diproduksi dalam waktu dekat ini.

"Uji tipe banyak dengan pihak-pihak nanti akan saya lakukan," kata Budi usai Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Penguatan Indonesia Sentris" di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu.

Terlebih, Esemka ikut mendaftarkan mobil listrik yang mereka punya ke Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) dikelola Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Tapi pada dasarnya semangat bagi industri-industri di Indonesia banyak. Khusunya mobil listrik, kami jujur saking banyaknya kewalahan," katanya.

Budi mengatakan pihaknya akan meninjau kembali karena mobil Esemka adalah karya anak bangsa yang harus didukung.

"Saya akan tinjau lagi Esemka ini karena ada karya anak bangsa. Memang ada syarat-syarat dipenuhi, saya memang mendukung itu," katanya.

Setelah kemunculannya pada Mei 2009 yang diciptakan oleh siswa SMK 1 Singosari pada 2009, mobil karya anak bangsa ini kembali akan diproduksi akhir 2018 ini.

Mobil Esemka sempat ditetapkan oleh Joko Widodo yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Solo menjadi mobil dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

Pada awal tahun ini, Esemka kembali muncul dengan model SUV Esemka yang sepintas mirip mobil China Foday Landfort.

Saat ini, mobil Esemka kembali ingin mendapatkan pengakuannya kembali dengan mendaftarkan mobil listrik ke Kemenperin. []

Berita terkait
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).