Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengingatkan para kalangan guru atau pendidik seharusnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didiknya dalam kehidupan sehari-hari.
Ia menyampaikan hal tersebut terkait dengan kasus intoleransi yang terjadi terhadap seorang peserta didik di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat yang dipaksa memakai jilbab.
“Tenaga pendidik seharusnya menjadi orang yang berperan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada para siswanya, bukan malah mengaburkan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya pada Minggu, 24 Januari 2021.
Sehingga saat ini tidak ada tawar-menawar lagi untuk menyegerakan berbagai langkah yang diperlukan untuk meningkatkan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada segenap lapisan masyarakat.
Baca juga: Siswi SMK Disuruh Berkerudung di Padang, Respon Kemendikbud?
Ia juga menyampaikan bahwa berbagai ideologi asing dengan mudah diakses dan dapat mempengaruhi proses pemahaman nilai-nilai kebangsaan oleh generasi muda.
“Sehingga saat ini tidak ada tawar-menawar lagi untuk menyegerakan berbagai langkah yang diperlukan untuk meningkatkan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada segenap lapisan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, kasus di SMKN 2 Padang tersebut sangat memprihatinkan karena masih ada kalangan pendidik yang belum paham dengan nilai-nilai kebangsaan, seperti kebhinnekaan dan toleransi yang diamanatkan para pendiri bangsa.
Baca juga: Profil Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI Penuh Prestasi
Menurutnya, kasus intoleransi itu harus menjadi alarm tanda bahaya karena berpotensi menjadi hambatan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa yang akan datang.
Pasal 28E (1) UUD 1945, mengamanatkan agar setiap orang bebas memeluk agama dan beibadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Pasal 29 UUD 1945 ayat (2), menyebut negara kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. [] (Amira Salsabila Aprilia)