Wabah Virus Corona Tidak Bisa Dikendalikan?

Dunia sedang mendekati titik krisis, di mana wabah virus akan menjadi pandemi yang tidak bisa dikendalikan.
Puluhan mobil ambulans dipersiapkan untuk membawa pasien terinfeksi virus corona atau COVID-19 di rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, 23 Februari 2020. Otoritas Korsel masih menyelidiki penyebab meluasnya wabah virus corona. (Foto: Yonhap/REUTERS)

Jakarta - Profesor Paul Hunter dari University of East Anglia, memperingatkan dunia sedang mendekati titik krisis, di mana wabah virus akan menjadi pandemi yang tidak bisa dikendalikan. Demikian dikutip dari Independent, Senin 24 Februari 2020.

Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, dan meliputi daerah geografi yang sangat luas.

Lebih lanjut Profesor Hunter mengatakan gelombang kasus baru-baru ini di luar China sangat memprihatinkan. Infeksi di Korea Selatan, Jepang dan Iran menjadi penyebab kekhawatiran, sementara serangkaian kasus di Italia adalah kekhawatiran besar bagi Eropa.

"Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini berbicara tentang penyempitan jendela peluang untuk mengendalikan epidemi saat ini. Titik kritis setelah kemampuan kita untuk mencegah pandemi global tampaknya jauh lebih dekat setelah 24 jam terakhir," ujar Prof Hunter.

Sebanyak 80 ribu orang kini telah terinfeksi secara global dan lebih dari 2.600 telah meninggal, sebagian besar di China, menurut basis data pelacakan yang dijalankan oleh Universitas Johns Hopkins.

Pada akhir pekan, kepala petugas medis Inggris mengkonfirmasi bahwa empat orang yang dibawa kembali ke Inggris dari kapal pesiar Diamond Princess telah dinyatakan positif, sehingga total kasus di Inggris mencapai 13 kasus. Keempatnya, bersama dengan 28 lainnya, sekarang berada di karantina di Merseyside.

Dr Bharat Pankhania, seorang dosen klinis di Universitas Exeter, mengatakan kepada The Daily Telegraph, “Jelas bahwa semua bahan penting untuk pandemi kini hadir. Lebih baik jujur dan mengatakannya."

Peringatan itu muncul setelah kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada pertemuan para menteri kesehatan Afrika tentang kekhawatirannya tentang munculnya kasus-kasus yang telah menunjukkan "tidak ada hubungan epidemiologis yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke China atau kontak dengan kasus yang dikonfirmasi", khususnya di Iran.

Pada hari Senin, 24 Februari 2020, Kuwait mengumumkan mereka telah mendeteksi tiga kasus pertama virus corona pada orang-orang yang telah melakukan perjalanan dari Iran, termasuk seorang warga Arab Saudi. Bahrain juga mengumumkan kasus pertamanya, dengan orang yang terinfeksi baru kembali bepergian dari Iran.

Namun, China telah melonggarkan beberapa pembatasan pada pergerakan warganya, termasuk di Beijing, setelah tingkat infeksi baru turun. Sementara mengakui wabah itu tetap parah dan kompleks, Perdana Menteri Xi Jinping mendesak bisnis untuk kembali ke pola kerja normal.

Provinsi Guizhou, Yunnan, Shanxi, dan Guangdong menurunkan tindakan tanggap darurat virus corona mereka dari tingkat tertinggi, bergabung dengan provinsi Gansu dan Liaoning, dalam mengurangi pembatasan perjalanan.

Alat pelacak Universitas Johns Hopkins menunjukkan sekitar 25 ribu orang di seluruh dunia telah pulih dari infeksi virus corona.

Penelitian yang dirilis pada hari Senin, 24 Februari 2020, menunjukkan sepertiga dari warga Inggris akan mempertimbangkan untuk berhenti bepergian ke luar negeri jika wabah terus berlanjut, membuat sekitar 17 miliar poundsterling dari pengeluaran liburan ditahan. Lebih dari seperlima, atau 22 persen, juga mengatakan mereka akan menghindari menggunakan transportasi umum. []

Berita terkait
Kasus Virus Corona Pertama di Afghanistan
Menteri Kesehatan Afghanistan Ferozuddin Feroz mengatakan saat konferensi pers di Kabul bahwa satu dari tiga dugaan kasus virus corona.
10 Kasus Virus Corona Terbaru di Iran, Satu Tewas
Stasiun TV pemerintah Iran melaporkan sebanyak 10 kasus terbaru virus corona terdeteksi di Iran dengan satu kematian.
Total 346 Kasus Virus Corona di Korea Selatan
Dengan demikian seluruh kasus virus corona di Korea Selatan menjadi total 346 kasus di seluruh Negeri Gingseng tersebut.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.