Viral, Pendukung Prabowo Beramai-ramai Pakai Infrastruktur Jokowi

Pendukung Prabowo Subianto usai menghadiri Kampanye Akbar beramai-ramai pakai infrastruktur Jokowi.
Pendukung Prabowo juga mengantri saat membeli tiket MRT di vending machine. (Foto: Twitter)

Jakarta, (Tagar 8/4/2019) - Sejumlah massa pendukung Prabowo Subianto usai menghadiri Kampanye Akbar di Gelora Bung Karno pada Minggu (7/4), pulang menggunakan MRT. Hal ini yang menjadi pusat perhatian dikalangan masyarakat sekarang ini.

Diketahui saat kampanye akbar, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali melontarkan kritikan infrastruktur yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Ia menyebutkan adanya pelipatgandaan biaya pembangunan infrastruktur hingga membebani rakyat.

Dengan adanya pernyataan Prabowo tersebut, ternyata tak sedikit dari pendukung Prabowo justru memanfaatkan salah satu infrastruktur yang telah dibangun oleh Jokowi, yaitu MRT. Apakah dari hal itu ucapan Prabowo bisa disebut terbantahkan?

Melihat pendukung Prabowo menggunakan MRT saat usai acara kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mendapat reaksi dari Juru bicara Tim Kampanye Nasiona (TKN) Jokowi- Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago.

"Kalau dari kemaren habis dari GBK naik MRT, artinya mereka kan menikmati MRT itu. Berarti kerja pemerintah itu mereka kagumi dong. Dalam hatinya pasti kagumlah. Sekian lama kita gak punya MRT sekarang punya MRT diera Jokowi. Kan itu fakta. Jadi  gak usah banyak cerita banyak cincong macam- macam deh," kata Irma Suryani Chaniago saat dihubungi Tagar News, Senin (8/4).

Baca juga: Foto: Pendukung Prabowo Ramai-ramai Pakai Infrastruktur Jokowi

Dalam hal pernyataan Prabowo terkait tudingan infrastruktur pelipatgandaan biaya pembangunan infrastruktur, Irma tak mau menanggapinya serius. Karena menurut dia Pemerintah selama ini sudah mengambil langkah yang baik dalam persoalan pembangunan infrastruktur.

"Nah kalau persoalan ada dibilang bocor, dan sebagainya kan ada KPK. Ada BPK, ada Tipikor. Jadi gak usah teriak-teriak bocor-bocor kayak iklan No Drop aja sih. Kayak iklan No Drop itu loh yang genteng bocor itu. Jadi kalau mau bicara harus by fakta, dan harus ada datanya. Kalau memang punya data, silakan aja ke KPK," ucap Irma.

Terhadap kritikan yang dilontarkan oleh Prabowo kepada kebijakan-kebijakan infrastruktur Jokowi, Irma tak hiraukan kritikan itu. Itu karena dia percaya Jokowi sudah melakukan pembangunan yang baik untuk masa depan bangsa,

"(Kritikan Prabowo), basi kali. Mereka itu kan gak punya program. Program mereka itu cuman kritik, kemudian nambahin KJP jadi KJP plus, terus KIP mereka bikin KIP plus. Itu aja kan program mereka. Mereka nambah-nambahin yang punya kita, punya program Jokowi. Kalau kita kedepan bukan lagi KJP plus, tapi KJP plus plus plus," ujarnya.

Sementara, menurut Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Agnes Marcellina, polemik mengenai pendukung Prabowo yang menggunakan MRT pada waktu lalu itu, tak perlu dibesar-besarkan. Apalagi jika ada pernyataan dari TKN yang menanggapi hal tersebut.

"Isu nya gak-gak aja. gini ya apapun yang misalnya dilakukan untuk kepentingan masyarakat itu kita tidak pernah anti ya. Maksudnya kubu 01 mau bangun ini mau bangun itu, ya selama  itu untuk kepentingan masyarakat kan gak masalah. Bukan hal tidak bisa bangun ini. Tetapi pada saat pembangunannya itu apakah memang betul-betul sudah diperhitungkan mengenai segala aspeknya bahwa ini lebih berguna dan sebagainya," kata Agnes Marcellina saat dihubungi Tagar News, Senin (8/4).

"Kalau  masalah kemarin penggunaanya MRT, ya itu kan warga. Kalau sudah itu apa tidak boleh menggunakan. Apakah yang menjadi pendukung nomor 02 gak boleh mempergunakan apa yg sudah ada menjadi fasilitas-fasilitas sebuah kota atau fasilitas lain yang memang untuk warga," ucap Agnes.

Menurut Agnes, mengenai isu berkembang sekarang ini pasca kampanye akbar Prabowo-Sandiaga bukan suatu masalah yang harus diperbesar-besarkan.

"Saya untuk menanggapi yang begini-begini mendingan gak usah ditanggapi. Karena hanya orang-orang bodoh yang menurut saya mau memperbesarkan sebuah isu. Itu karena mereka sudah panik sehingga apapun dipermasalahkan. Jd buat kita itu tidak substantif dan tidak penting untuk ditanggapi.

Sedangkan Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati memiliki pandangan yang berbeda. Wasisto menilai publik sekarang ini bukan menilai sebuah kritikan, melainkan sebuah kenyataan yang sudah ada didepan mata.

"Saya pikir ini jadi semacam kesenjangan dalam realisasi ide kampanye.  Pada faktanya publik itu melihat hasil akhir bukan pada kritikan," ucap Wasisto berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tagar News, Senin (8/4).

"Saya lihat sebenarnya pendukung Prabowo itu antara segan mengakui program infrastruktur Jokowi namun tak kuasa tuk meninggalkan identitas sebagai pendukung Prabowo karena sudah terlanjur dari awal," imbuhnya sembari mengakhiri. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara