Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia sedang viral di linimasa. Tren yang dipicu dari kabar para kru kabin yang tak lagi akan mengenakan masker wajah, karena sejumlah penumpang mengeluh tidak dapat melihat senyuman atau tidak saat pramugari melayani mereka.
Jadi interaksi humanis di dalam pesawat tetap terjadi tapi minimal.
Kebijakan Presiden Direktur Irfan Setiaputra disambut sentimen negatif di linimasa. Banyak yang keberatan dengan aturan baru, lantaran membahayakan kesehatan kru kabin dan para penumpang di dalam pesawat.
Sejak Garuda melanjutkan penerbangan domestik pada awal Mei 2020, awak kabin diharuskan mengenakan sarung tangan dan masker sebagai langkah pencegahan terhadap virus Corona. Jumlah penumpang juga telah dikurangi dengan batas maksimal hanya 63% dari total kapasitas.
Pihak maskapai tengah mempertimbangkan untuk mengganti penggunaan masker dengan plastik pelindung wajah. "Jadi interaksi humanis di dalam pesawat tetap terjadi tapi minimal. Dan kemudian semua orang merasa aman tapi juga nyaman," ucap Irfan.
Warganet tetap mengangga masker akan lebih efektif dalam mencegah Covid-19, terutama di ruangan kecil dan tertutup, seperti di pesawat yang jarak antar penumpangnya tidak banyak.
Jika masalahnya adalah soal senyum pramugari dan komunikasi lebih lancar, ada pilihan masker dengan bagian plastik transparan di bagian mulut. Awalnya, dirancang untuk membantu penyandang disabilitas tuli bisa berkomunikasi dengan baik, karena kebutuhan mereka untuk membaca gerak bibir lawan bercakapnya. []