Irfan Setiaputra: Meski Perang, Garuda Tetap Terbang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan maskapai nasional yang dipimpinnya harus tetap beroperasi, dalam kondisi apapun.
Maskapai Garuda Indonesia. (Foto: Instagram/@garuda.indonesia)

Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menuturkan maskapai nasional yang dipimpinnya harus tetap beroperasi, sekalipun dalam kondisi perang. Karena, ia menilai maskapai nasional yang dipimpinnya memiliki kepentingan lebih besar daripada terbang dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia.

Maka dari itu, kata dia Presiden Pertama Indonesia Soekarno tidak menyematkan nama ‘Pesawat Indonesia’ tapi ‘Garuda Indonesia’.

“Garuda memiliki kepentingan dan mandat menyambungkan pulau-pulau, suku-suku bangsa, dan memperkenalkan Indonesia ke dunia luar. Oleh karena itu, Garuda harus terbang, bahkan dalam perang pun,” ujar Irfan dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa, 16 Juni 2020 seperti dilansir dari Antara.

Meski Garuda mengalami kesulitan imbas pandemi Covid-19 dengan pendapatan hanya 10 persen karena 70 persen pesawat dikandangkan atau tidak terbang, pihaknya tidak menjadikan kondisi sulit tersebut sebagai alasan wajar jika perusahaan merugi.

"Kita tidak bisa berkelit penerbangan ini merugi, misalnya ‘maaf bapak yang mau pergi ke Ujung Pandang ketemu saudara atau ibunya meninggal cari jalan lain saja’. Enggak bisa, kita harus tetap terbang, karena itu lah kewajiban kita,” tuturnya.

Apalagi, kini semua negara, termasuk dunia mulai memasuki fase transisi new normal. Ia yakin new normal merupakan kesempatan untuk industri penerbangan, termasuk Garuda untuk bangkit kembali.

“Ini yang menarik untuk diamati. Jadi normal baru itu adalah kesempatan baru. Kita sebagai bangsa sepakat bahwa tata cara interaksi di antara kita harus kita ubah sedikit,” katanya.

Garuda, menurutnya tentu saja tak akan melewatkan kesempatan transisi new normal. Pihaknya pun sudah menyiapkan dua strategi yakni bertahan hidup dan beroperasi lebih kompetitif.

Dalam melakukan penerbangan, saat ini Garuda menerapkan protokol kesehatan ketat terhadap calon penumpang. Mereka diwajibkan untuk melampirkan dokumen kesehatan yakni hasil negatif untuk tes cepat atau PCR, melindungi diri, dan jaga jarak baik di bandara maupun di pesawat.

Perubahan kebiasaan tersebut, khususnya jaga jarak menurut dia akan sulit bagi para calon penumpang, terlebih penerbangan adalah bisnis kebahagiaan, yang artinya penumpang dalam kondisi senang dan bahagia selama penerbangan. 

"Berdekatan, saat ini menjadi sinful activity (aktivitas berdosa), namun kita harus membangkitkan optimistis dan kami terus melakukan pemahaman untuk customer behaviour (perilaku pelanggan) karena ke depan cara orang terbang dan memilih tujuan terbang akan berubah,” ujarnya.

Irfan optimistis industri penerbangan di Indonesia akan kembali normal. Sebab, maskapai nasional masih memiliki kekuatan pasar domestik (domestic market), tidak seperti maskapai asing seperti Singapore Airlines, Cathay Airways dan lainnya yang hanya bertumpu pada penerbangan internasional.

"Kalau kita domestic market yang sangat kuat seperti Amerika, China, Jepang, dan beberapa negara lainnya. Ketika pasar domestik ini terkena imbas, penerbangan dibatalkan, pemerintah memutuskan tidak terbang lagi ke China, Anda bisa membayangkan implikasi-implikasi terhadap industri atau Garuda,” kata Irfan. []

Berita terkait
Pakar BUMN: Modal Kerja Paling Tepat Bagi Garuda
Wacana pemberian modal kerja bagi Garuda Indonesia dinilai pengamat BUMN Toto Pranoto cukup relevan dibandingkan dengan pilihan lain
Ini Kata Bos Garuda Indonesia soal Adian Napitupulu
Opsi penyelamatan kinerja keuangan Garuda Indonesia terus bergulir guna menangkal dampak pandemi pada maskapai nasional ini
Penjelasan Garuda Indonesia Soal Status Karyawan
Garuda Indonesia mengalami tekanan keuangan yang berdampak pada sektor ketenagakerjaan di internal perusahaan
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.