Semarang - Muncul bangunan baru di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Bangunan berwujud kerangka besi untuk kanopi transparan tersebut jadi viral karena dianggap tak sesuai dengan estetika Kota Lama sebagai kawasan cagar budaya.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Hevearita Gunaryanti Rahayu membenarkan rencana pembangunan kanopi tersebut. Hanya saja, setelah dilakukan kajian, BPK2L memutuskan untuk membatalkan pembangunan kanopi yang terletak di gang depan Gereja Blenduk tersebut.
"Sudah diselesaikan, akan dibongkar," kata Ita, sapaan Hevearita saat dikonfirmasi Tagar via pesan WhatsApp, Senin, 26 Oktober 2020.
Sebelumnya, kerangka kanopi proyek pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), di Jalan Suari, atau penghubung antara Jalan Kepodan dan Jalan Letjen Soperapto jadi viral setelah diunggah oleh pegiat media sosial Semarang, Johanes Christiono.
Sudah diselesaikan, akan dibongkar.
JC, panggilan Johanes Christiono, memposting dua foto bergambar kerangka kanopi di tengah gang dengan latar belakang Gereja Blenduk dan taman baru di depan RM Pringsewu di grup Facebook Miksemar. Ia menyertakan keterangan dua foto fasilitas publik baru itu.
Taman Baru & Kanopi Baru
Di depan RM Pringsewu di ujung Jalan Kepodang dan Jl Suari sudah ada taman baru untuk bersantai. Sebelumnya areal ini biasa untuk parkir dan lapak pedagang bekas. Sedangkan di Jalan Suari yang tembus dengan Gereja Blenduk masih diselesaikan pembangunan rangkaian kanopi dengan atas transparan.
Diunggah satu hari lalu, postingan JC langsung diserbu ratusan komentar dan dibagikan sebanyak delapan kali. Mayoritas netizen mengkritisi fungsi dan keberadaan kanopi yang tak sesuai dengan semangat cagar budaya kawasan Kota lama.
"Kanopinya mengganggu pandangan, natural sj lebih baik," tulis akun Tito Riswoyo.
"Fungsional...oke, tp mengurangi nila seni & artistiknya. Mohon dikaji ulang," komentar Purnawan Nugroho.
Aku Yonathan Kharisma Anasthasis," Kenapa harus ada kanopi? harusnya bisa mencontoh old town di beberapa kota lain yang bisa tetap lestari tidak banyak 'dikotori' pernak-pernik yang justru mengganggu estetika kota lama yang sudah cukup tertata apik...sudahcukupboxteleponyangentahapafungsinya, janganlagitambahkanopi."
Baca juga:
- Lima Wisata Religi di Kudus, Jejak Walisongo Berbalut Budaya
- Proyek Jalan Ini Hapus Jejak Kerajaan Demak
- Wisata Adrenalin di Perosotan Pelangi Dusun Semilir Bawen
Sementara, pemerhati cagar budaya Kota Semarang, Kriswandhono mengatakan menyampaikan ketika Kota Lama sudah ditentukan sebagai cagar budaya maka aturan yang ada harus diikuti.
"Kalau memang arahnya menuju cagar budaya, tingkat authenticity dan integrity harus diperhatikan," kata dia.
Dua faktor tersebut, lanjut dia, menjadi syarat utama bagi Pemerintah Kota Semarang untuk mengajukan Kota Lama Semarang sebagai salah satu situs World Heritage City UNESCO.
"(Authenticity dan intregrity) itu adalah hal yang paling utama. Gimana satu sisi mau ke sana namun prilakunya tak mengarah ke sana," ujar Kris. []