Untuk Indonesia

Video-video Lama Rizieq Shihab yang Kini Menjadi Viral

Beredar video lama yang menunjukkan Rizieq Shihab mengajari para pengikutnya untuk tidak takut berjihad melawan polisi. Juga ada video-video lain.
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab (baju putih) menjalani tes swab antigen sebelum pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Sabtu, 12 Desember 2020. (Foto: Tagar/Polda Metro Jaya)

Oleh: Ade Armando*

Saat ini ada ide membentuk Tim Pencari Fakta Independen tentang terbunuhnya enam anggota FPI. Para pendukungnya bisa dibagi dalam dua kelompok besar. Ada yang selama ini memang dikenal sebagai hardliners anti-Jokowi, seperti Fadli Zon, Fahira Idris, Nasir Jamil, Aa Gym, Hidayat Nur Wahid, Refly Harun tentunya. Tapi juga ada yang dari kelompok-kelompok aktivis HAM, seperti Komnas HAM, Amnesty International, LBH, Imparsial, Kontras.

Begini ya, upaya mencari kebenaran tentu penting. Tapi, dalam pandangan saya, sekadar mempelajari penembakan anggota FPI itu tidak berarti apa-apa, kalau konteks lebih luas dari kasus itu didiamkan. Kalau cuma penembakan yang dipersoalkan, kesannya sekadar cari-cari kesalahan.

Kita harus menyadari, penembakan itu hanyalah satu dari rangkaian peristiwa dengan konteks tertentu. Kalau ada polisi menembak dan menewaskan sekawanan begal di sebuah kampung tanpa tembakan peringatan, kita tak mungkin melihat kasus itu berdiri sendiri. Kalau yang ditembak adalah para begal kambuhan yang memang sudah rutin merampok dan mencuri di kampung itu, penambakan itu kayaknya tidak layak disebut sebagai pembunuhan di luar hukum. Itu adalah bentuk perlindungan masyarakat

Karena itu untuk menilai sesuatu, kita harus pelajari juga konteks. Dalam hal ini yang harus dipelajari secara independen adalah dugaan tentang ancaman kejahatan FPI dan Rizieq Shihab.

Sekarang juga beredar video lama yang menunjukkan Rizieq mengajari para pengikutnya untuk tidak takut berjihad melawan polisi.

Buat orang seperti saya dan pasti banyak orang lainnya yang mendukung aksi tegas Polri, penembakan tersebut sangat bisa dibenarkan. Soal apakah penembakan tersebut dilakukan melalui tembakan peringatan dulu, atau seharusnya tembakan diarahkan ke bagian tubuh yang melumpuhkan tapi tidak mematiakn, bagi kami menjadi tidak terlalu penting.

Dalam pandangan kami, enam anggota FPI itu seperti begal yang mengancam masyarakat. Dan mereka tidak hanya berenam. Di luar mereka ada ratusan atau ribuan orang sejenis. Karena itu kalau sekarang polisi bertindak tegas, kami akan memandangnya sebagai tindakan tegas yang diperlukan.

Sudah saatnya, it's about time, polisi menunjukkan bahwa mereka tidak bermain-main menghadapi kaum begal ini. Mungkin sih seharusnya dalam keadaan normal, ini semua tidak perlu terjadi. Namun Indonesia saat ini dalam keadaan genting, dalam keadaan terancam, karena itu langkah-langkah darurat harus dilakukan. Termasuk penewasan enam anggota FPI itu.

Mengutip Ayat Setengah-setengah

Orang seperti Abdul Somad bilang Islam tidak membenarkan pengambilan nyawa orang. "Barangsiapa membunuh satu orang, maka dia seperti membunuh semua umat manusia," kata Abdul Somad mengutip ayat Al-Maidah yang terkenal. Tapi seperti biasa, Somad mengutip ayat setengah-setengah. Ayat itu sebenarnya harus dilengkapi penggalan penjelasan, yaitu, "Barangsiapa membunuh satu manusia, dan orang itu tidak membawa kerusakan di bumi, maka dia sama saja dengan membunuh semua orang."

Somad hanya mengutip kalimat yang dibutuhkan untuk menghujat polisi, tapi mengabaikan alinea keseluruhan. Artinya dia melepaskan kalimat dari konteks. Begitu juga soal penembakan para anggota FPI ini. Kita sama sekali tidak bisa memandang peristiwa itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.

Dalam pandangan kami, penembakan itu adalah bagian dari perang melawan kaum radikal yang bersedia memecah-belah bangsa untuk mencapai tujuan utama mereka, yakni membangun negara berbasis syariat di bawah payung khilafah. Kaum radikal ini akan melakukan apa pun, termasuk menggunakan kekerasan, untuk mencapai tujuan mereka.

Kalau mau kembali ke Al Maidah, mereka yang terbunuh itu bisa dilihat sebagai orang-orang yang tidak memenuhi syarat untuk tidak dibunuh. Mereka bisa dilihat sebagai kaum yang membawa kerusakan di muka bumi. Karena itu kalau mau dibentuk sebuah Tim Gabungan Pencari Fakta Independen, carilah fakta objektif tentang Rizieq dan FPI.

Banyak Rekaman Masa Lalu

Buat kami, Rizieq dan FPI adalah ancaman bagi bangsa. Dan mereka jelas-jelas bersedia berbohong. Coba saja dengar penjelasan Munarman, sang juru bicara FPI. Dia bilang FPI tidak pernah dipersenjatai. Dia bilang FPI tidak menggunakan kekerasan. Padahal ada begitu banyak rekaman dari masa lalu yang menunjukkan para anggota FPI mengacungkan tidak hanya senjata tajam, juga senjata api.

Sekarang misalnya beredar sebuah video berisi rekaman adegan pelatihan FPI. Bukan pelatihan dan peragaan biasa. Melainkan peragaan cara-cara menyembelih manusia. Jadi dalam peragaan itu, ada sederetan pria yang duduk bersimpuh. Dan kemudian satu per satu mereka pura-pura digorok lehernya oleh para anggota FPI.

Perilaku Rizieq sendiri memperkuat gambaran bahwa FPI adalah ancaman. Begitu terdengar sang imam akan pulang dari Arab, FPI sudah menyatakan Rizieq akan memimpin revolusi. Setibanya di Indonesia, Rizieq menyatakan jangan salahkan kalau akan terjadi pertumpahan darah. Rizieq mengatakan jangan salahkan umat Islam kalau ada pemenggalan kepala.

Video-video Lama Rizieq Shihab

Sekarang juga beredar video lama yang menunjukkan Rizieq Shihab mengajari para pengikutnya untuk tidak takut berjihad melawan polisi. Katanya peluru pistol itu cuma enam. Kalau ditembakkan semua pelurunya, belum tentu juga kena sasaran. Kalaupun kena sasaran, belum tentu juga mati. Dan kalaupun mati, itu adalah mati syahid.

Dalam video-video lain, Rizieq menyatakan pada ibu-ibu peserta pengajian untuk tidak ragu melepas anak-anak mereka yang akan berjihad membela ulama. Kata Rizieq, doakan saja agar anak-anak ibu tidak kembali. Karena mereka menuju surga Allah.

Narasi semacam itu terus diulang-ulang. Dan ada begitu banyak hal yang harus dijawab tentang petualangan Rizieq selama ini. Rizieq melarikan diri dari Indonesia tahun 2017. Tinggal di Saudi selama lebih dari tiga tahun. Selama di Saudi, dia tinggal dalam keadaan sejahtera. Dia dikunjungi banyak tokoh selama di sana.

Di Indonesia dia meninggalkan banyak kasus yang perlu diselidiki, termasuk kasus Firza yang menyisakan banyak pertanyaan. Bahkan ada tuduhan bahwa kasus chat mesum itu adalah rekayasa polisi. Selama dia ada di Saudi, baliho dan poster dia bertebaran. Sepulangnya dia langsung membuat kegaduhan dengan pernyataan-pernyataan provokatifnya.

Dia juga secara demonstratif mengadakan rangkaian kegiatan yang jelas-jelas melanggar peraturan perundangan. Kemudian dia menolak pemanggilan polisi. Dia tiba-tiba saja dinyatakan terkena covid, tidak mau diperiksa, dan kemudian dikabarkan kabur dari rumah sakit. Dia dipanggil lagi, menolak lagi.

Bahkan ketika polisi hendak membawa surat pemanggilan Rizieq, mereka dihadang puluhan anggota FPI yang berusaha mencegah polisi sampai bisa menemui Rizieq. Dan sampai akhirnya tragedi jalan tol terjadi. Tanpa perlu menjadi jenius pun kita tahu semua fakta yang saya ungkap itu berhubungan. Itu semua bukanlah fakta yang berdiri sendiri-sendiri.

Karena itu bila sekarang memang ada upaya serius untuk mengungkapkan fakta, janganlah berhenti pada soal penembakan 6 anggota FPI. Yang perlu dibongkar adalah totalitas fakta yang menjadi konteks.

Dalam video-video lain, Rizieq menyatakan pada ibu-ibu peserta pengajian untuk tidak ragu melepas anak-anak mereka yang akan berjihad membela ulama.

Selama ini banyak orang merasa heran dengan bungkamnya banyak kelompok yang aktif dalam perjuangan HAM mengenai perilaku Rizieq dan FPI. Bahkan muncul kecurigaan bahwa kelompok-kelompok pembela HAM ini didanai orang-orang yang juga mendanai Rizieq dan FPI.

Kalau sekarang kelompok-kelompok ini mau membentuk tim independen untuk mempelajari penembakan anggota FPI, maka selayaknya mereka tidak berhenti pada satu kasus itu saja. Jadi bentuklah Tim Pencari Fakta Independen. 

Kalau para pengurus ide ini percaya bahwa penembakan para anggota FPI itu adalah hal penting dalam konteks HAM di Indonesia, bagi kami, tumbuhnya kekuatan-kekuatan radikal yang membawa nama agama untuk menghabisi mereka yang berbeda adalah jauh lebih membahayakan lagi.

Kita sudah melihat betapa kelompok-kelompok semacam ini di banyak tempat bersedia membantai dan membunuh kalangan yang dipersepsikan sebagai lawan mereka. Ini adalah ancaman serius. Kelompok-kelompok aktivis sipil pembela HAM tidak boleh tinggal diam. Bongkarlah FPI, bongkarlah Rizieq.

*Akademisi Universitas Indonesia

Berita terkait
Salat Magrib Berjemaah dengan Polisi, Habib Rizieq Jadi Imam
Habib Rizieq Shihab dan polisi salat Magrib berjemaah di sela pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya.
UAS Dinilai Ngawur Sebut Polisi Bakal Masuk Neraka Jahanam
Ustaz Abdul Somad (UAS) dinilai ngawur dengan dalil serampangan menyebut polisi yang menembak 6 pengawal Rizieq Shihab bakal masuk neraka jahanam.
Anak Buah Rizieq Shihab Benarkah Mati Syahid?
Enam anak buah Rizieq Shihab yang tewas ditembak polisi, benarkah mati sahid? Dan polisi yang menembak mereka benarkah akan masuk neraka jahanam?
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.