Varian Omicron Mengancam, Efektifitas Vaksinasi Covid-19 Dipertanyakan

Saat ini, beberapa negara membatasi perjalanan dari Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya karena kekhawatiran atas varian tersebut.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Efektivitas dari vaksin yang sudah tersedia sejauh ini di dunia dipertanyakan karena berbagai varian baru dari Covid-19. Kekhawatiran itu semakin besar dengan adanya varian Botswana yang dinamai omicron oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Omicron telah dikategorikan sebagai "variant of concern" atau varian yang menjadi perhatian oleh WHO pada Jumat, 26 November 2021. Predikat itu ditetapkan karena tingkat mutasinya yang tinggi dan menyebar dengan cepat hanya dalam beberapa pekan.

Varian baru ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan. Ada tanda-tanda penularan yang cepat di sana.

Selain itu, omicron juga menunjukkan kemampuan yang lebih besar dalam menghindari kekebalan tubuh, baik pada orang yang sudah divaksinasi Covid-19 atau terinfeksi secara alami. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), saat ini membatasi perjalanan dari Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya karena kekhawatiran atas varian tersebut.

Dilansir dari NBC News, para ilmuwan masih harus melihat apakah omicron menimbulkan risiko gejala berat atau risiko kematian yang lebih besar, termasuk di antara orang-orang yang sudah divaksinasi. Namun, ilmuwan medis di Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang melaporkan varian baru ke WHO mengatakan data itu tidak akan tersedia selama dua pekan ke depan atau lebih.

Sebelumnya, varian delta yang dikhawatirkan dapat menghindari vaksin dengan tingkat penularan yang tinggi, ternyata tidak demikian. Diharapkan bahwa omicron juga seperti itu.

"Bisa jadi kita tidak perlu memperbarui vaksinasi," jelas David Kennedy, yang mempelajari evolusi penyakit menular di Penn State University, AS.

Kennedy mengatakan, meski omicron telah menimbulkan kekhawatiran yang jelas berdasarkan sejumlah data terbatas dari Afrika Selatan dan banyak negara, masyarakat dunia tidak perlu panik terlebih dahulu. Masih banyak pengamatan yang harus dilakukan.

Lebih lanjut, Kennedy mengatakan bahwa secara historis, vaksinasi tidak secara signifikan dirusak oleh virus yang berkembang. Terkait omicron, faktor kuncinya adalah data konklusif yang menunjukkan apakah infeksi serius pada orang yang divaksinasi meningkat secara signifikan.

Sementara itu, ahli epidemiologi klinis di Queen Mary University of London, Vmengatakan bahwa sangat baik untuk mempersiapkan vaksin yang diperbarui. Tetapi, upaya itu paling efektif kalau dunia berhasil menahan penyebaran virus.

"Ada kemungkinan bahwa Pfizer akan membuat vaksin ini dalam waktu tiga atau empat bulan dan pada saat tersedia, ada varian baru yang dominan secara global," ujarnya.

Menurut Gurdasani mengatakan bahwa pengembangan dan rekayasa ulang vaksin harus berjalan seiring dengan upaya untuk menahan penularan.

"Ini merupakan satu-satunya cara agar manusia dapat mengatasi adaptasi virus," katanya. []


Baca Juga

Varian Omicron Picu Pembatasan Perjalanan di Dunia

13 Wisatawan dari Afrika Selatan di Belanda Positif Varian Omicron

Peringatan WHO Tentang Ancaman Covid-19 Varian Omicron

Ilmuwan Mendeteksi Varian Baru Covid-19 di Afrika Selatan

Berita terkait
Varian Omicron Timbulkan Keprihatinan Baru di Dunia
Tetapi para pejabat kesehatan masih belum yakin apakah varian Omicron itu menyebabkan penyakit yang lebih parah
Varian Covid-19 Terbaru, Omicron Lebih Berbahaya dan Bermutasi
Virus Covid-19 kini kembali menyerang warga dunia dengan varian terbarunya, yaitu Omicron lebih berbahaya dan bermutasi. Begini penjelasannya.
Inilah Virus AY.4.2, Varian Baru dari Virus Covid-19
Satgas Covid 19 belum mengetahui karakteristik varian Corona jenis itu karena masih pada tahap penelitian lebih lanjut.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi