Vaksin Tersedia, Peneliti Prediksi Ekonomi Indonesia 2021 Membaik

Pada tahun 2021 nanti, perekonomian Indonesia akan lebih baik, jika ketersediaan vaksin terpenuhi.
Pusat Perbelanjaan Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan pada Minggu, 13 Desember 2020. (Foto: Tagar/instagram/Lippomallkemang)

Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Eko Nugroho mengatakan di tahun 2021 nanti, perekonomian Indonesia akan lebih baik, jika ketersediaan vaksin terpenuhi.

Ia menyampaikan pernyataannya tersebut pada webinar “Media Briefing Outlook Perekonomian 2021: Upaya Mempercepat Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi,” di Jakarta pada Kamis, 17 Desember 2020.

“Perekonomian 2021 tampaknya akan lebih baik, jika syarat ketersediaan vaksin terpenuhi dan upaya perataan kurva penularan Covid-19 terus dilakukan,” katanya.

Perekonomian 2021 tampaknya akan lebih baik, jika syarat ketersediaan vaksin terpenuhi dan upaya perataan kurva penularan Covid-19 terus dilakukan.

Baca juga: Pakar Ekonomi: Wishnutama Jangan Jadi Pahlawan Kesiangan

Perkiraan sektoral yang dilakukan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI atas Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 menunjukkan bahwa beberapa sektor perdangan besar dan eceran, transportasi pergudangan, dan penyediaan akomodasi makanan atau minuman, selama pandemi mengalami kontraksi.

Dilihat dari sejarahnya, LIPI mencatat gambaran perekonomian Indonesia sejak 1960, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tiga kali kontraksi atau pertumbuhan negatif, yaitu pada kurun waktu 1962-1963, 1997-1998, dan 2020.

Pada krisis keuangan Asia di tahun 1997, Indonesia memerlukan waktu selama empat tahun untuk kembali ke besaran PDB sebelum terjadi krisis finansial.

Pengalaman krisis tersebut juga menunjukkan bahwa hanya kontribusi tenaga kerja dan produktivitas yang mampu mengalami pertumbuhan positif selama masa pemulihan pasca krisis ekonomi.

“Tidak seperti krisis-krisis sebelumnya, resensi ekonomi kali ini hampir melumpuhkan seluruh aktivitas perekonomian, baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. Pukulan yang amat berat bagi perekonomian Indonesia terjadi pada triwulan II dan III-2020,” tuturnya.

Baca juga: Kemendagri Berharap TPKAD Mampu Dorong Pemulihan Ekonomi

Selain itu, akibat berkurangnya permintaan masyarakat selama pandemi, industri manufaktur dan UMKM menjadi entitas yang paling menderita.

Maka, perlu penguatan inovasi di bidang manufaktur dan UMKM berbasis teknologi digital dan tata kelola bansos (bansos) serta penyediaan dan diversifikasi pangan (terutama pangan lokal) untuk menjaga ketahanan ekonomi pada saat pandemi. [] (Amira Salsabila Aprilia)

Berita terkait
Program Kementerian ATR/BPN Tunjang Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah melakukan upaya percepatan proyek-proyek yang dianggap strategis dan memiliki urgensi tinggi untuk segera dapat direalisasikan.
Ekonom Indef: Pariwisata Ekonomi Kreatif Melempem Dipimpin Wishnutama
Ekonom Indef Nailul Huda menyebutkan dua sektor yang dipimpin Menparekraf Wishnutama Kusubandio saat ini melempem.
Gus Menteri: BUMDes Tidak Boleh Ganggu Ekonomi Warga Desa
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, BUMDes tidak boleh menganggu perputaran ekonomi warga desa.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.