Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Membukukan Alquran

Utsman bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW yang membukukan Alquran. Pemilik Dua Cahaya. Meninggal dalam syahid ketika sedang membaca Alquran.
Ilustrasi - Deretan lampu di sebuah masjid di Arab Saudi. (Foto: Pixabay/AhmadArdity)

Jakarta - Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad yang termasuk Khulafau Rosyiddin yang ketiga. Ia menjadi khalifah pada usianya yang ke-69 tahun menggantikan Umar bin Khattab. Utsman merupakan khalifah yang berjasa dalam membukukan Alquran.

Utsman  dikenal sebagai saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia tidak ragu mengeluarkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Kepribadian Utsman merupakan gambaran dari akhlak yang baik menurut Islam. Dia jujur, dermawan dan sangat baik hati hingga membuat Rasulullah SAW mencintai Utsman.

Utsman menikah dengan dua putri Rasulullah SAW. Pertama adalah Ruqayyah yang meninggal setelah Perang Badar. Utsman merasakan kesedihan yang mendalam sepeninggal Ruqayyah. Hingga akhirnya Rasulullah menasihatinya untuk menikahi seorang lagi anak perempuan beliau, Ummu Kultsum.

Ruqayyah adalah kakak dari Ummu Kultsum. Mereka lahir dari pernikahan pertama Rasul dengan Khadijah bintu Khuwailid. Awalnya, Ruqayyah menikah dengan ‘Utbah bin Abi Lahab. Sementara Ummu Kultsum menikah dengan ‘Utaibah bin Abi Lahab.

Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?

Ketika Rasulullah SAW mulai menyampaikan risalah kepada orang-orang Quraisy, Abu Lahab memerintahkan kedua anaknya untuk menceraikan kedua istrinya. Maka diceraikanlah Ruqayyah dan Ummu Kultsum dalam keadaan masih suci (perawan).

Hingga akhirnya, Ruqayyah dinikahkan dengan Utsman dan kemudian mereka berdua hijrah ke negeri Habasyah. Di Habasyah, Ruqayyah melahirkan seorang putra yang diberi nama Abdullah. Kemudian Utsman bersama keluarga kecilnya kembali berhijrah ke Kota Madinah setelah sebelumnya sempat kembali ke kota Mekkah.

Suatu ketika, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berangkat menuju daerah Badr untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Sedianya, Utsman ingin mengikuti misi tersebut. Akan tetapi Rasulullah SAW memerintahkannya untuk tetap tinggal di Madinah demi menjaga dan merawat Ruqayyah yang dalam keadaan sakit.

Tatkala kaum muslimin bersukacita merayakan kemenangan atas pasukan Musyrikin dalam perang Badr, justru keluarga Utsman dirundung kesedihan atas kepergian istri tercintanya pada bulan Ramadan tahun 2 Hijriah.

Utsman menikah dengan Ummu Kultsum pada bulan Rabiul Awal tahun 3 Hijriah. Pada tahun 4 Hijriah, putra Utsman yang bernama Abdullah meninggal dunia karena sakit. Dan pada tahun 9 Hijriah juga meninggal berikutnya sang istri Ummu Kultsum, tanpa meninggalkan keturunan.

Karena kehormatan yang besar dapat menikahi dua pitri Rasulullah, Utsman mendapat julukan sebagai Dzun Nurain atau Sang Pemilik Dua Cahaya.

Dalam sebuah riwayat oleh Imam Muslim, Aisyah bertanya kepada Rasulullah, "Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?" Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Pada peristiwa Hudaibiyyah, Utsman dikirim Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Kakbah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Gathfan berkecamuk, di mana Rasullullah memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat Wali Kota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. 

Menjadi Khalifah

Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang lelaki Suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan, yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. 

Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 Hijriah. 

Utsman adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya dengan membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid.

Selain itu, Utsman juga membangun pertanian, menaklukkan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.

Kewafatan Utsman bin Affan

Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. 

Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 Hijriah ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Alquran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. Peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah Utsman oleh para pemberontak selama 40 hari. Utsman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 Hijriah. Ia dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah. []

Baca juga:

Berita terkait
Bagaimana Nabi Muhammad SAW Merayakan Idul Fitri
Hari raya Idul Fitri momen penting bagi umat Islam yang biasanya dirayakan dengan meriah. Bagaimana Nabi Muhammad SAW merayakan Idul Fitri.
Kapan Pertama Kali Idul Fitri Dirayakan
Idul Fitri, hari kemenangan kaum muslim setelah satu bulan menjalankan puasa Ramadan. Tapi sebenarnya, kapan pertama kali Idul Fitri dirayakan?
Perjalanan 62 Tahun Nabi Muhammad SAW
Bagaimana kisah Nabi Muhammad SAW ketika dilahirkan, seperti apa masa kecilnya, saat remaja hingga dewasa. Ini perjalanan hidup Rasulullah SAW.