Jakarta- Setahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Indonesia tercatat menempati urutan ketujuh tertinggi dalam utang luar negeri diantara negara berpendapatan menengah dan rendah. Utang luar negeri Indonesia tercatat US$ 402 miliar atau setara Rp 1.412 triliun (International Debt Statistics 2021-Bank Dunia).
Artinya, pemerintah sedang mewarisi utang pada generasi ke depan.
"Beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari Argentina, Afrika Selatan, dan Thailand," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Selasa, 27 Oktober 2020.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, kata Bhima, pemerintah terus menambah utang dalam bentuk penerbitan utang valas yang rentan membengkak jika ada guncangan dari kurs Rupiah. Pemerintah pada tahun 2020 menerbitkan global bond sebesar US$ 4,3 miliar dan jatuh tempo pada 2050 atau dengan tenor 30,5 tahun.
"Artinya, pemerintah sedang mewarisi utang pada generasi ke depan," ucap Bhima.
Namun, Bhima menilai masih ada beberapa catatan positif mengenai pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. Menurut dia, sektor jasa informasi dan telekomunikasi masih terbilang positif untuk pertumbuhan ekonomi.
"Positifnya masih ada sektor yang pertumbuhannya cerah yakni sektor jasa informasi dan telekomunikasi menunjukkan adanya digital bonanza atau percepatan transformasi digital," tuturnya. []
- Baca Juga: Utang Indonesia 404,7 Miliar USD, Apa Kata Pengamat?
- Luhut Jawab Komentar IMF Soal Rasio Utang Indonesia