Yogyakarta - Jumlah orang yang dinyatakan positif virus Corona atau Covid-19 di Yogyakarta mengalami lonjakan drastis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) per Rabu, 25 Maret 2020 terdapat 12 orang tambahan yang positif Covid-19.
Dengan demikian, total ada 18 orang positif Covid-19. Sedangkan tiga di antaranya meninggal dunia yakni guru besar UGM, Profesor Iwan Dwiprahasto, 58 tahun; seorang pria, 69 tahun, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman; dan seorang pria, 54 tahun asal Kebumen, Jawa Tengah.
Juru Bicara Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengungkapkan, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Yogyakarta merupakan akumulasi dari orang yang telah diambil sampel darah serta swab (dahak) tenggorokan. "Mereka yang baru dinyatakan positif Covid-19 adalah yang kami ambil sampel darah dan dahaknya dan dibawa ke laboratorium," katanya pada Rabu, 25 Maret 2020.
Selain itu, difungsikannya Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta turut membantu mempercepat proses uji sampel. BBTKLPP digunakan untuk meneliti sampel darah dan dahak bagi pasien yang terduga Covid-19 dari Yogykarta maupun Jawa Tengah.
Mereka yang baru dinyatakan positif Covid-19 adalah yang kami ambil sampel darah dan dahaknya dan dibawa ke laboratorium.
Meski begitu, BBTKLPP sempat kekurangan primer sebagai salah satu bahan baku uji Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR adalah alat yang digunakan dengan mengambil sampel DNA.
Sementara itu, Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan bahwa pemerintah provinsi telah menyiapkan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Dr. S Hardjolukito, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul sebagai rumah sakit untuk merawat pasien positif Covid-19.
Rumah sakit ini siap digunkana jika terjadi lonjakan. Adapun kamar yang disiapkan kurang lebih 150 kamar. "Kami siapkan ruangan isolasi khusus untuk mereka (pasien positif Covid-19)," ujarnya.
Menurut dia, jika pasien positif Covid-19 harus memakai ventilator bisa dirujuk ke RSPAU Dr S Hardjolukito. Namun jika melebihi kapasitas bisa dialihkan ke RSUP Dr Sardjito. "Rencananya hanya ada dua rumah sakit yang digunakan untuk menanganinya," kata dia.
Tujuannya untuk memfokuskan sumber daya manusia (SDM) baik dokter, perawat, dan perlengkapan medis bisa dipusatkan di suatu tempat. "Maksudnya agar pemerintah tidak kesulitan mengkonsolidasikan penanganan Covid-19," imbuhnya. []
Baca Juga:
- Covid-19 dan Stok Darah di Yogyakarta
- Yogyakarta Siapkan Hardjolukito Tangani Covid-19
- Sri Sultan HB X Menyapa Warga Yogyakarta soal Corona