Yogyakarta - Tansportasi tradisional Andong di Yogyakarta menjadi yang petama di Indonesia berbasis aplikasi online. Namanya Grab Andong.
Diluncurkan pada Jumat 23 Agustus 2019 malam oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
Tarif andong online ini Rp 150.000 per jam. Jika overtime menjadi Rp 1.250 per menit. Lalu apa untung dan ruginya bagi kusir atau pengemudi andong?
Pengemudi Grab Andong, Rohmat Riyanto, 38 tahun, mengaku senang moda transortasi ikonik Yogyakarta ini bisa mengikuti perkembangan zaman.
"Karena masih awal, kita masih kaku," kata dia di Malioboro, Senin 26 Agustus 2019.
Sebagai awalan, andong online ini beroperasi di sekitar Malioboro saja. Ada 50 unit Grab Andong yang beroperasi di sana. Ada enam titik jemput.
Rohmat mengatakan, dia bersama temannya tidak keberatan menjadi mitra Grab Andong karena ada kepastian tarif. Kadang saat sepi, penumpang yang menawar rendah.
"Hari biasa tarif Rp 150.000 per jam, taruhlah rute Malioboro-Alun-alun Kidul, itu menguntungkan. Ada kepastian tarif saat kondisi apa pun termasuk saat sepi," ujar Rohmat.
Namun, dalam kondisi tertentu, misalnya saat long weekend, para kusir inginnya tetap ada tawar menawar. Dengan kata lain, aplikasi Grab Andongnya dimatikan.
Karena menang spiritnya untuk memanjakan wisatawan. Ya semoga kusir juga mendapatkan keuntungannya juga
Biasanya, kata Rohmat, saat long weekend Malioboro dipenuhi wisatawan, dari pagi sampai malam. Praktis jalan padat dan macet. Rute Malioboro-Alun-alun Kidul misalnya jarak tempuh sama tapi makan waktunya yang lama.
"Waktunya habis di jalan karena macet. Tarif per jam Rp 150.000 meski ada hitungan lain saat macet (overtime Rp 1.250 per menit)," kata Rohmat.
Menurut dia, kusir bisa tetap mengaktifkan aplikasi Grab Andong atau menonaktifkannya saat long weekend. Saat banyak wisatawan tetap diberi ruang untuk tawar menawar tarif.
"Kusir inginnya transaksi dengan tawar menawar tetap bisa dilakukan," ujar dia.
Berdasarkan kesepakatan antara Paguyuban Andong Malioboro dengan Grab, setiap Andong Grab cukup 20 tarikan selama satu bulan. Itu cukup mudah. Pasalnya dalan sehari, rata-rata kusir andong mengangkut penumpang dua sampai lima kali.
Dia mengatakan, saat kondisi macet pun, aplikasi Grab Andong diaktifkan juga masih menguntungkan. Satu jam pertama Rp 150.000, lalu lebih dari satu jam ada tambahan overtime Rp 1.250 per menit.
Wisatawan asal Semarang, Syaiful Amin, 45 tahun, mengatakan, kepastian tarif andong di Malioboro menguntungkan penumpang dan kusir. Perhitungannya jelas dan transparan.
"Pernah naik andong manual dari Malioboro muter Stasiun Tugu, awalnya dipatok Rp 150.000. Setelah ditawar deal Rp 100.000, tapi itu tidak sampai satu jam," kata dia.
Menurut dia, kalau naik andong online bertarif Rp 150.000 per jam hanya satu atau dua orang, terkesan mahal. Tapi kalau yang naik enam orang, jelas sangat terjangkau.
"Ibaratnya hanya Rp 25.000 per orang per jam," ujarnya.
Dia memperkirakan, wisatawan akan lebih memilih menggunakan andong online dari pada manual. "Simpel saja, wisatawan tidak semua bisa berbahasa Jawa dalam tawar menawat tarif, apalagi turis asing," ungkapnya.
Dengan kata lain, andong online ini lebih menguntungkan wisatawan. "Karena menang spiritnya untuk memanjakan wisatawan. Ya semoga kusir juga mendapatkan keuntungannya juga," kata dia. []